Pada
era modern ini energy merupakan hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Salah
satu jenis energi yang paling dibutuhkan adalah energy listrik. Dengan adanya
energy listrik kita bisa menggunakan peralatan listrik yang dapat membantu kehidupan
sehari-hari.
Sebagai
contoh dengan adanya energy listrik kita dapat menggunakan lampu, mengawetkan makanan,
dan berkomunikasi lewat internet. Oleh karena itu, bisa dikatakan energy listrik
merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia modern. Namun tidak semua
orang memiliki akses terhadap energy listrik. Energi listrik merupakan sebuah hal
yang belum tentu semua orang miliki
Berdasarkan
penelitian dari UN satu dari tujuh orang masih belum memiliki akses terhadap listrik.
Hal ini memiliki beberapa sebab mulai dari tempat tinggal yang terpencil, ketidak
mampuan dalam membayar biaya listrik, Dll. Meskipun lebih banyak orang yang
punya akses terhadap listrik daripada yang tidak, Kita tetap memiliki sebuah masalah
global yaitu ketersediaan energy listrik.
Energi
yang dibutuhkan manusia diseluruh dunia semakin bertambah seiring naiknya populasi dunia. Namun akan ada
saatnya dimana ketersidian energi di bumi tidak akan mencukupi kebutuhan manusia.
Hal ini terjadi karena sebagian besar energy dihasilkan melalui cara yang tidak
dapat diperbarukan. Sumber dari Sebagian besar energi yang manusia ciptakan adalah
melalui bahan bakar fosil yang tidak dapat dibuat. Oleh karena itu kita harus mengubah
sumber energy kita dari sumber yang dapat diperbarukan.
Energi
terbarukan merupakan solusi dari krisis energi dunia. Dengan menggantikan sumber
energi fossil menjadi energy terbarukan kita dapat menyelesaikan berbagai masalah
global. Salah satunya adalah pemanasan global. Berdasarkan penelitian dari UN ,energy
merupakan kontributor gas rumah kaca terbesar. sebanyak 60% gas rumah kaca diciptakan
akibat penggunaan energi fossil. Apabila kita menggunakan energy terbarukan sebagai
sumber energy utama maka kita dapat mengurangi produksi gas rumah kaca dan
berpotensi menghentikan pemanasan global.
Keuntungan
lain dari energy terbarukan adalah efisiensi. Dengan menerapkan energy terbarukan
kita dapat mengurangi penggunaan energi dan juga menurunkan harga dari energy listrik
sehingga lebih mudah untuk diakses oleh semua orang. Namun , kenyataannnya baru
sekitar 20% dari energi yang dihasilkan di dunia merupakan energy dari sumber terbarukan.
Hal ini terjadi karena belum ada sumber energy terbarukan yang dapat menggantikan
energy berbahan fossil. Di seluruh dunia para ilmuwan setiap harinya mencari sumber
energy terbarukan yang dapat mengalahkan bahan bakar fossil, tetapi hal tersebut
tidak mudah dan tidak murah untuk dilakukan.
Pemerintah
di seluruh dunia harus lebih menginvestasi pada penelitian sumber energy terbarukan.
Apabila sebuah negara dapat menerapkan energy terbarukan dan hanya menggunakan energi
yang dihasilkan lewat bahan-bahan terbarukan, negara tersebut akan memiliki perkembangan
dari berbagai aspek kehidupan yang substansial. Ekonomi akan naik,pendapatan
negara akan bertambah, Perkembangan teknologi dalam negeri akan lebih cepat dan
dapat menaikkan sumber daya manusiadari negara tersebut.
Energi
terbarukan banyak bentuknya, mulai dari tenaga angin, tenag aair, tenaga surya,
tenaga nuklir, Dll. Banyak sekali pilihan yang dapat kita gunakan untuk menggantikan
bahan bakar fossil sebagai sumber energy utama kita. Para pemerintah dari bangsa-bangsa
di dunia harus bekerjasama agar dapat mewujudkan target yaitu energy terbarukan
yang tidak merusak lingkungan dan terjangkau bagi seluruh rakyat dunia.
Kelaparan
adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan, biasanya saat
perut telah kosong untuk waktu yang lama.Pada saat ini, Indonesia menempati
posisi ke-73 di tingkat kelaparan seluruh dunia dan ini merupakan kondisi yang
serius.Bahkan di Asia Tenggara, Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja dan
Laos.Misalnya, di gubuk berukuran tidak lebih dari 4 x 6 m ini, adalah tempat
tinggal dari kakak beradik Solihin(92) dan Sitti Muhda(80). Keduanya dijumpai
di pedalaman salah satu lokasi perkebunan sawit di Desa Polo Camba 1, Kecamatan
Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (4/3/2019).Sitti Muhda
sudah terlihat lemas dan hanya mengganjal perutnya dengan air putih selama
beberapa hari. Keduanya pun juga mengalami kebutaan karena pengaruh faktor
usia. Solihin mengaku sudah biasa dengan keterbatasan pengelihatannya dan kerap
kali meraba-raba lantai rumah agar tidak terperosok di lubang lantai.Mereka
berkata bahwa mereka tidak ingin menyusahkan siapapun dan hanya makan dari
pemberian tetangga atau orang yang datang menjenguk. Mereka akan tidak makan
selama beberapa hari jika persediaan beras di rumah mereka habis, sementara tak
ada lagi warga yang datang berkunjung lagi. Koordinator Komunitas Pemuda
Mateng, Rahmin Mahrul, yang menemukan kedua lansia ini mengatakan, mereka
datang karena mendengar kabar bahwa keduanya telah kelaparan karena sudah
berhari-hari tak makan.Sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia masih mengalami
kelaparan. Hak mereka untuk hidup dengan layak musnah karena kita, manusia,
melakukan pemborosan makanan.HAM merupakan hak-hak dasar yang dimiliki setiap
manusia.Salah satunya adalah pasti untuk mendapatkan makanan dan minuman.Hak
untuk hidup juga merupakan salah satu hakikat manusia.Skor indeks kelaparan di
Indonesia adalah sebesar 22 yang menempatkan Indonesia di posisi ke-73 dari 119
negara ( belum termasuk negara-negara maju di dunia ). Di kawasan ASEAN capaian
Indonesia bahkan berada di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan
Filipina.Walaupun pemerintahan Jokowi-JK berhasil menaikkan produksi beras
sehingga produksi mencapai 79,14 juta ton GKG ( gabah kering giling ),
kelaparan ternyata masih menjadi fenomena keseharian yang dihadapi oleh
sebagian penduduk Indonesia.Indonesia berada pada kelompok negara dengan
tingkat penurunan kelaparan yang terbilang relatif rendah sejak tahun 2000
bersama India, Iraq, Pakistan, dan sejumlah negara di kawasan Afrika.
Hal
tersebut terjadi karena di Indonesia setiap orang memboroskan 300 kg makanan
setiap tahunnya. Ternyata dengan apa yang kita lakukan sehari-harinya, dapat
membawa bencana bagi orang-orang lain yang mungkin tidak seberuntung kita.
Bahkan hal-hal kecil yang kita lakukan mempunyai dampak yang besar. Contoh lain
misalnya,kita seringkali melihat orang-orang yang sering menyisakan makanan dan
tidak menghabiskannya. Banyak orang yang mampu membeli makanan lalu mereka
buang saja sisanya. Jika satu orang menyisakan 3 butir nasi saja, maka 250 juta
penduduk Indonesia setiap harinya membuang 750,000 butir nasi.Nasi yang
disia-siakan tersebut yang seharusnya bisa memberi makan 150 juta orang.Kita
biasanya juga sering mengambil makanan yang tidak sesuai dengan porsi kita.
Makanan yang tidak kita habiskan hanya akan terbuang cuma-cuma ke tong
sampah.Perubahan ekstrem cuaca dan iklim juga menjadi salah satu
penyebabnya.Daerah-daerah di Indonesia mengalami badai yang kuat, kekeringan
yang terus-menerus, dan curah hujan yang makin tidak pasti.Sayangnya,
masalah-masalah ini sering didapati di daerah petani kecil.Petani-petani
tersebut bisa mengalami gagal panen dan akibatnya, produksi beras semakin
menurun.Curah hujan yang tidak pasti juga berkontribusi dalam tingkat kegagalan
panen.Kekeringan yang terus-menerus juga menyebabkan kurangnya ketersediaan air
yang lama-kelamaan bisa menimbulkan penyakit bagi orang-orang di daerah
tersebut.Hal ini bisa berujung pada kematian. Selain itu, dampak lain yang
dapat terjadi adalah kekurangan gizi yang terjadi pada anak-anak dapat
menyebabkan penyakit baik jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa
dampaknya adalah gagal tumbuh, yang berarti terhambatnya pertumbuhan fisik
sehingga anak tumbuh kecil dan pendek.Kedua adalah penurunan IQ yang menyebabkan
gangguan fungsi kognitif sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan belajar yang
berisiko mengakibatkan kegagalan pada pembelajaran. Bagi orang dewasa,
kelaparan akan menurunkan produktivitas mereka, akibat gangguan pertumbuhan
fisik dan kognitif, yang akan menurunkan daya saing. Terakhir adalah
meningkatnya risiko penyakit tidak menular pada usia dewasa.
Di
sisi lain, terdapat daerah yang
paling banyak terjadi kelaparan. Sedikitnya tiga warga yang mendiami pedalaman
Pulau Seram di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku dilaporkan meninggal
dunia akibat busung lapar. Sementara, ratusan jiwa penduduk yang lain mengalami
kelaparan parah sejak sebulan terakhir. Bencana kelaparan menyebabkan sejumlah
warga terserang busung lapar hingga sebagian akhirnya tewas. Di Pulau Seram
ini, sebanyak 170 jiwa yang terdiri dari 75 orang dewasa, 60 orang usia lanjut,
dan 35 balita saat ini dalam kondisi tengah menghadapi ancaman kelaparan akibat
gagal panen.Kasus kematian sejumlah warga akibat kelaparan, seperti terjadi di
Pulau Seram ini sebetulnya bukan hal baru.Sebelumnya kasus yang lebih parah
juga pernah terjadi di Kabupaten Asmat, Papua.Di Kabupaten Asmat dilaporkan
sedikitnya 60 warga meninggal gara-gara kekurangan gizi kronis dan serangan
penyakit campak.Kondisi kelaparan menyebabkan daya tahan menurun, sehingga
sedikit saja penyakit menyerang, maka akibatnya bisa sangat fatal termasuk
meninggal dunia.Intinya di daerah-daerah terpencil kelaparan ini banyak terjadi
yang dimana pembangunannya
belum merata.
Pemerintah memiliki tujuan
untuk menghilangkan kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tanpa kelaparan pada tahun 2030,
ditetapkan target yang diukur melalui indikator. Target tersebut adalah
menghilangkan kelaparan dan kekurangan gizi, menggandakan produktivitas
pertanian, menjamin pertanian pangan berkelanjutan, mengelola keragaman
genetik, dan meningkatkan kapasitas produktif pertanian. Upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan,
program, dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
organisasi nonpemerintah. Upaya perbaikan gizi masyarakat diantaranya adalah:
(1) sosialisasi tentang manfaat pola konsumsi pangan perorangan dan masyarakat
yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) untuk hidup sehat, aktif, dan
produktif, (2) peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi,
sanitasi, kebersihan, dan pengasuhan, (3) pemberdayaan masyarakat, terutama ibu
rumah tangga, untuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan
lokal (termasuk sosialisasi manfaat dan menciptakan minat atau preferensi pada
konsumsi pangan ikan, hasil peternakan, sayuran, dan buah-buahan lokal), (4)
perbaikan atau pengayaan gizi pangan tertentu dan penetapan persyaratan khusus
mengenai komposisi pangan untuk meningkatkan kandungan gizi pangan olahan
tertentu yang diperdagangkan, (5) penguatan pelaksanaan dan pengawasan regulasi
dan standar gizi dan keamanan pangan, (6) penguatan integrasi intervensi gizi
spesifik dan gizi sensitif dengan dengan fokus utama pada 1000 hari pertama
kehidupan, remaja, calon pengantin dan ibu hamil, (7) perbaikan gizi bagi ibu
hamil, ibu menyusui, balita, remaja perempuan, dan kelompok rawan gizi lainnya,
(8) penguatan sistem surveilans pangan dan gizi termasuk pemantauan
pertumbuhan, (9) pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), (10)
peningkatan jangkauan dan kualitas layanan kesehatan masyarakat, (11)
penyaluran bantuan pangan bagi masyarakat rawan pangan kronis (berpendapatan
rendah) dan transien (darurat bencana). Namun, hasil usaha-usaha pemerintah tersebut belum terlihat
karena terdapat berbagai kendala.Apalagi ditambah merosotnya perekonomian
akibat covid-19.
Solusi sebagai mahasiswa
untuk memberantas kemiskinan adalah: (1) investasi yang
dilakukan harus memprioritaskan investasi yang ditargetkan dalam inovasi
pertanian sehingga dapat mengatasi kendala utama dalam industri pertanian
dengan solusi baru. (2) mendukung petani melalui akses teknologi, pengetahuan,
dan pelatihan. Misalnya dengan "Model Village Project", Bayer Corp
Science membantu para petani di India untuk membuka usaha mandiri yang akan
meningkatkan kondisi masyarakat India di masa depan. (3) biofortifikasi
merupakan istilah spesialis yang menggambarkan peningkatan penyerapan nutrisi
oleh tanaman, seperti seng, besi, dan yodium. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan nilai gizi pada tanaman. (4) kerjasama meliputi bidang ilmu
pengetahuan, produk, dan jasa. Hal ini akan bisa membantu dalam kurangnya
pendidikan, ketidakstabilan politik dan ekonomi,infrastuktur buruk, dan kondisi
daerah yang tidak menentu. (5) refleksi kasus tentang kelaparan, ini tentu
berkaitan dekat dengan nilai-nilai 4C di Loyola ( Compassion, Consciece,
Commitment, Competence ). Kita tentu harus ber-compassion dengan cara mungkin
memberi sembako atau bahan pangan kepada daerah-daerah yang kekurangan.
Dalam
kasus kelaparan kita harus menggunakan hati nurani untuk melakukan hal yang
benar.Misalnya kita harus tidak membuang-membuang makanan yang sudah kita punya
agar tidak menyebabkan pemborosan makanan.Dalam melakukan hal tersebut kita
juga harus berkomitmen dan tidak setengah-setengah dalam melakukan hal-hal
diatas.Dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang kita miliki, kita juga bisa
membantu mereka dalam bidang perkembangan teknologi dan pendidikan.
No comments:
Post a Comment