BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga
negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa
memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender.
Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga negara
Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya
pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sejak dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2001, perhatian dan peran serta masyarakat terhadap PAUD Nonformal semakin menggembirakan.
Sejak dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2001, perhatian dan peran serta masyarakat terhadap PAUD Nonformal semakin menggembirakan.
Perkembangan ini tentu tidak luput dari adanya
dukungan berbagai pihak untuk bersama-sama memajukan PAUD di Indonesia.
Peningkatan kualitas layanan PAUD diupayakan melalui berbagai kegiatan, antara
lain peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, penguatan kelembagaan
dan kerjasama dengan pendidikan tinggi. Perluasan layanan terus dilakukan
melalui sosialisasi dan diversifikasi program layanan bersinergi dengan
berbagai lembaga yang telah ada di masyarakat. Untuk mengatasi kesenjangan
antara anak-anak yang beruntung dan anak-anak yang kurang beruntung, diperlukan
kolaborasi antara masyarakat serta organisasi-organisasi yang ada dengan
pemerintah
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan dalam penyelenggaraan PAUD dapat berupa peningkatan kemampuan
mengajar dari para pendidik/tenaga pengajar di dalam penyelenggaraan PAUD.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka makalah ini mengambil tema
“Pemanfaatan Kemampuan Mengajar di PAUD”.
B. Rumusan Masalah
Dengan berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
- Bagaimana peran guru dalam
pembelajaran PAUD ?
- Bagaimana menciptakan pembelajaran
yang kreatif dan menyenangkan ?
- Bagaimana memanfaatkan kemampuan
mengajar dalam pembelajaran di PAUD
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
- Untuk mengetahui peran guru dalam
pembelajaran PAUD.
- Untuk mengetahui upaya menciptakan
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
- Untuk mengetahui pemanfaatan
kemampuan mengajar dalam pembelajaran di PAUD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Guru dalam Pembelajaran
1)
Peran
guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh panutan
dan diidentifikasi oleh siswa dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus
memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencangkup tanggung jawab,
wibawa, dan disiplin yang tinggi.
Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala
tindakannya dalam mengajar di sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat. Berkenaan
dengan wibawa, guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai
spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta
memiliki kelebihan dalam pemahaman mengajar. Guru juga harus mampu mengambil
keputusan secara mandiri, terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
mengajar dengan peserta didik dan lingkungan.
Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan
secara cepat, tepat waktu dan tepat sasaran terutama berkaitan dengan masalah
pembelajaran/mengajar.
2)
Peran
guru sebagai Pengajar
Cepatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas utama guru yang
memunculkan pertanyaan terhadap tugas utama guru yang disebut ”mengajar”,
kegiatan mengajar anak usia dini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor di
atas dipenuhi maka mengajar kepada anak usia dini dapat berjalan dengan baik.
Untuk itu terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan guru dalam mengajar anak usia dini.
No
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
1.
|
Membuat ilustrasi
|
Menghubungkan sesuatu yang sedang
dipelajari anak usia dini dengan sesuatu yang telah diketahuinya
|
2.
|
Bertanya
|
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan anak
usia dini
|
3.
|
Merespon
|
Mereaksi/menanggapi pertanyaan anak usia
dini
|
4.
|
Mendengarkan
|
Memahami anak usia dini dan berusaha
menyederhanakan setiap masalah
|
5.
|
Menyediakan Media
|
Memberikan pengalaman yang bervariasi
melalui media pembelajaran
|
6.
|
Memberikan Nada Perasaan
|
Membuat mengajar lebih bermakna melalui
antuasias dan semangat
|
3)
Guru
sebagai model dan teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi anak usia
dini dan semua orang yang mengganggap dia sebagai pengajar. Menjadi teladan
merupakan sifat dasar kegiatan mengajar dan ketika seorang guru tidak mau
menerima ataupun menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi
keefektifan mengajar. Bicara dan gaya bicara : penggunaan bahasa sebagai alat
berfikir. Pakaian : merupakan perlengkapan pribadi yang sangat penting dalam
mengajar. Proses berpikir : cara yang digunakan oleh dalam menghadapi dan
memecahkan masalah dalam mengajar.
Keputusan, keterampilan, rasional dan intuitif
yang digunakan untuk menilai situasi anak usia dini dalam mengajar. Kesehatan :
kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif,
sikap tenang, antusiasme dan semangat hidup.
B. Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan
1) Menggunakan keterampilan kreatif dan menyenangkan
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru
pada saat mengajar yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap
tahap mengajar guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan dan kualitas
pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban anak/peserta
didik.
2) Memberi penguatan
Penguatan (reinforcement)
merupakan respon terhadap suatu perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan
secara verbal dan non verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, bermakna
dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa
kata-kata dan kalimat pujian.
Contoh : Bagus, tepat, Ibu
puas dengan hasil kalian.
Sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta
didik.
Contoh : sentuhan, acungan jempol
Penguatan bertujuan untuk :
a) Meningkatkan perhatian peserta didik
terhadap pembelajaran
b) Merangsang dan meningkatkan motivasi
belajar anak
c) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina
perilaku yang produktif
Penguatan harus diberikan secara sungguh-sungguh, memiliki makna.
3) Mengadakan variasi
Variasi dalam mengajar
bertujuan untuk :
a) Meningkatkan perhatian peserta didik
terhadap materi standar yang relevan.
b) Memberikan kesempatan bagi perkembangan
bakat anak didik terhadap hal baru dalam pembelajaran.
c) Memupuk perilaku positif anak terhadap
pembelajaran.
d) Memberi kesempatan kepada anak untuk
belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Ø Variasi dalam gaya mengajar dapat
dilakukan dengan berbagai cara:
-
Variasi
cara rendah, tinggi, besar,kecil
-
Memusatkan
perhatian
-
Membuat
kesenyapan sejenak
-
Menggunakan
kontak pandangan anak
-
Variasi
gerakan badan dan mimik
Ø Variasi dalam penggunaan media dan sumber
belajar :
-
Variasi
alat dan bahan yang dapat dilihat
-
Variasi
alat dan bahan yang dapat didengar
-
Variasi
alat dan bahan yang dapat diraba
4)
Menjelaskan
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan
tentang suatu benda, keadaan, fakta. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting
yang harus dimiliki guru setiap mengajar. Oleh karena itu, keterampilan
menjelaskan kepada anak usia dini perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil
yang optimal. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
memberikan suatu penjelasan di dalam mengajar :
-
Penjelasan
dapat diberikan pada setiap awal kita mengajar, di tengah kita mengajar, maupun
di akhir kita mengajar
-
Penjelasan
harus menarik perhatian anak dan sesuai dengan materi
-
Penjelasan
dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan anak
5)
Membimbing
diskusi kelompok kecil
Hal-hal yang diperhatikan dalam membimbing diskusi
adalah memusatkan perhatian anak pada tujuan dan topik diskusi memperluas
urusan pendapat, menganalisa pandangan anak, meningkatkan partisipasi anak,
menyebarkan kesempatan berpartisipasi dan menutup diskusi. Diskusi kelompok
kecil merupakan salah satu tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok dan dapat mengembangkan kreatifitas anak.
6)
Mengelola
Kelas
Dalam mengajar pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru dan guru dapat mengendalikan jika terjadi gangguan dalam
mengajar. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan mengajar
kelas.
a) Kehangatan dan keantusiasan
b) Tantangan
c) Bervariasi
d) Luwes
e) Penekanan pada hal-hal positif
f) Penanaman disiplin diri
Keterampilan sebagai mengelola dalam mengajar
memiliki komponen sebagai berikut :
-
Menunjukkan
sikap dengan cara : memandang, mendekati, memberikan pertanyaan dan memberi
reaksi terhadap gangguan di kelas.
-
Membagi
perhatian secara visual dan verbal
-
Memberi
petunjuk yang jelas
-
Memberi
teguran secara bijaksana
7)
Membuka
dan Menutup Pelajaran
Membuka dan menutup merupakan dua kegiatan rutin
dalam mengajar yang dilakukan guru untuk mengakhiri pembelajaran. Membuka
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan
kesiapan mental dan menarik perhatian anak secara optimal, agar mereka
memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan. Menutup
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan pemahaman anak terhadap materi yang telah dipelajari
serta mengakhiri kegiatan pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pembelajaran makalah di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil
dari pemanfaatan kemampuan mengajar adalah meningkatkan dan memelihara
perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar dan memberikan kesempatan berkembangan motivasi
anak dalam minat belajar masyarakat untuk mendidik anak-anaknya dan mampu
mengantarkan mereka ke jenjang sukses, baik untuk hidup dalam masyarakat lokal
maupun dalam dunia global. Guru demikianlah yang mampu mengajar secara kreatif
dan menyenangkan. Sehingga dapat menyiapkan peserta didik untuk memasuki era
globalisasi tanpa melupakan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. (1987). The Effects Teacher. New York:
McGraw-Hill. Book Company.
Anderson, S & Ball, S.
(1989). Parenthing Control. San
Fransisco: Jossey-Boss Publisher.
Apps, J.W. (1983). Problem in Continuing Education. New
York: McGraw-Hill. Book Company.
|
No comments:
Post a Comment