Friday, August 31, 2018

Makalah Manajemen Sarana di TK

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan mulai diterapkan dalam kehidupan seseorang, semenjak yang bersangkutan masih ada dalam kandungan ibunya, kemudian lahir dan pendidikan keluarga mulai dilaksanakan sebagai pendidikan yang paling awal diterima. 
Penyelenggaraan pendidikan meliputi dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
Pendidikan di sekolah selain proses sosialisasi, juga mentransfer pengetahuan dasar dari setiap bidang ilmu atau mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat terutama generasi muda, dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sekolah dilakukan berjenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.
            Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka diperlukan sarana dan prasarana yang akan menunjang kegiatan belajar mengajar. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 45)


B.     Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sejauhmana ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di TK.
2.      Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan di TK.

C.    Sistematika Pembahasan
Makalah ini membahas mengenai sarana dan prasarana yang pembahasannya terdiri dari tiga Bab. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan pembahasan, dan sistematika pembahasan. Bab II berisi tentang tema yang dibahas dalam makalah ini yaitu manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan di TK. Bab III berisi kesimpulan.


BAB II

PEMBAHASAN


  1. Manajemen
Menurut Hamalik (1980:14),” manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”. Dan secara etimologi yang di maksud dengan manajemen adalah :
1.  Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
2. Pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaandan organisasi (Depdikbud, 1990:553)
Manajemen tidak melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan operasional melainkan hanya mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang di pimpinnya. Manajemen berfungsi melakukan semua kegiatan yang perlu di laksanakan. Sampai sekarang manajemen guru penjas masih belum maksimal, hal ini terlihat sekali dari kualitas lulusan siswa yang tiap tahun semakin menurun, hal ini merupakan salah satu realita dari ketidakberhasilan seorang guru dalam memanajemen proses pengajaran.
Manajemen guru merupakan salah satu kunci keberhasilan pengajaran. Lebih lanjut Dirjen Dikdasmen (1993:13) menjelaskan bahwa, ada 10 prinsip penting dalam penyelenggaraan pendidikan bagi kelangsungan pengajaran yang berhasil, sebagai berikut :
1. Penyediaan alokasi waktu yang memadai bagi mata pelajaran. Hal ini merupakan pemberian kesempatan bagi semua siswa untuk terlibat, melalui kesempatan itu guru memberikan bantuan kepada setiap anak untuk tumbuh sesuai dengan irama dan kecepatan pertumbuhannya masing-masing.
2.  Adanya harapan dari pihak guru mengenai perubahan pada perilaku siswa. Harapan itu tercetus dalam rumusan tujuan pengajaran. Dilain pihak para siswa mungkin juga memiliki harapan khas yang bahkan berbeda dengan harapan gurunya. Guru yang sukses akan menaruh harapan yang realistik, berupa mencapai tujuan yang sekiranya dapat dijangkau oleh siswanya.
3.  Pengelolaan kelas dan pengelolaan siswa. Guru yang efektif adalah manager efektif pula, ia tetapkan prosedur rutin sejak pelajaran mulai hingga selesai, dan ia juga pandai mengelola perilaku siswa agar berubah di sepanjang arah menuju tujuan yang di harapkan.
4. Tugas diselesaikan dan disajikan sehingga bermakna bagi siswa. Pengajaran yang sukses di dukung oleh pengalaman yang bermakna. Dikatakan bermakna, karena selain selaras dengan upaya mencapai tujuan, juga disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa.
5.  Pengaturan tempo dan pemilihan saat yang tepat. Guru yang efektif pandai mengatur tempo pengajarannya. Ia juga mahir mencegah jangan sampai ada situasi terhenti atau waktu mengajar yang kosong.
6. Guru yang efektif selalu efektif. Hal ini tercermin dari upayanya, seperti mengkomunikasikan tujuan pengajaran, dan memberikan penjelasan singkat.
7.  Pengajaran yang efektif juga ditandai oleh situasi yakni semua siswa aktif tanpa pengecualian.
8.  Dengan bimbingan yang baik, lambat laun anak bisa aktif secara mandiri. Kemandirian ini tidak berarti anak dibiarkan sendiri, tetapi didampingi dengan supervisi dari gurunya yang selalu mempertahankan suasana saling berinteraksi.
9.  Pengajaran  yang  efektif  ditandai  oleh  suasana  yang bersemangat dan hubungan guru siswa hangat.
10. Pengajaran yang  efektif memberikan  kesempatan  kepada  siswa untuk memperoleh kembali informasi tentang keberhasilan pengajaran.
  1. Manajemen Sarana dan Prasarana           
Sarana dan prasarana dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka sistem pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
            Istilah sarana pembelajaran adalah terjemahan dari facilities, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran di sekolah. Menurut Arifin (1987:168), “sarana adalah sesuatu yang dipergunakan sabagai alat dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiata-kegiatan”.  Sarana pembelajaran merupakan pendukung utama dalam kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
Oleh karena itu, keberadaan sarana pembelajaran sering sekali pengajar mengalami kesulitan di dalam menyampaikan materi pelajaran ke siswa di karenakan kekurangan peralatan di sekolah tempat mereka mengajar. Sarana pembelajaran yang dimiliki oleh setiap sekolah tidaklah sama, ada sekolah yang memiliki peralatan yang lengkap, ada juga sekolah yang kurang lengkap sarana pembelajarannya. Bagi guru yang mengajar di sekolah yang lengkap sarana pembelajarannya mungkin tidak akan menjadi masalah dalam memberdayakan sarana pembelajaran, mungkin hanya memikirkan cara penggunaan, pengelolaan, dan pengaturan sarana pembelajaran itu. Sebaliknya bila di sekolah tempat mereka mengajar tidak lengkap sarana pembelajarannya mungkin dalam pemberdayaan sarana pembelajaran akan lebih sulit, karena guru bukan hanya memikirkan cara penggunaan, pengelolaan, dan pengaturannya, tetapi bagaimana mengadakan atau menciptakan alat yang tidak ada agar tidak menghambat proses pembelajaran yang dilaksanakan, serta tidak mengurangi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun dengan keadaan tersebut justru menjadi tantangan bagi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang diinginkan agar materi yang disampaikan dapat berjalan dengan lancar tanpa mengurangi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu sebelum mengajar guru harus mengetahui keberadaan sarana pembelajaran yang ada di sekolah tempat ia mengajar, berapa jumlah sarana pembelajaran yang ada dan bagaimana kondisi keadaannya.
Ada beberapa faktor pemberdayaan sarana pembelajaran antara lain :
1.      Penggunaan atau pemanfaatan sarana pembelajaran
Penggunaan sarana pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis dan fungsi alat-alat atau sarana pembelajaran yang bersangkutan. Pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan penggunaannya, akan memberikan efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Maksud dari pendapat tersebut adalah dengan penggunaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan fungsinya maka akan dapat menghasilkan pencapaian tujuan pengajaran/pendidikan yang maksimal. Hal seperti itu sangatlah penting dilakukan oleh guru, karena menyangkut kelancaran proses pembelajaran.
Dalam penggunaan atau pemanfaatan sarana pembelajaran tidak harus menggunakan sarana yang lazim dipakai oleh guru dalam proses pembelajarannya, itu sesuai dengan pendapat Lutan (1998:19), menjelaskan : “tidak ada ketentuan bahwa alat yang digunakan harus alat yang lazim dipakai dalam kegiatan pembelajaran yang sebenarnya. Terbuka kesempatan bagi guru untuk membuat sendiri sarana atau alat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran, kreatifitas memanfaatkan sumber-sumber setempat merupakan kunci keberhasilan mengatasi masalah tersebut”. Jadi jelaslah sudah bahwa penggunaan sarana pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tidak harus sarana yang baku, tetapi guru dapat menggunakan sarana-sarana pembelajaran yang ada dalam proses pembelajaran tetapi disesuaikan dengan kebutuhan materi yang disampaikan.  
2.      Pengelolaan sarana pembelajaran
               Pengelolaan sarana pembelajaran sangat penting dilakukan oleh semua guru. Guru sebelum melakukan proses pembelajaran merinci terlebih dahulu sarana pembelajaran yang akan digunakan, dan sesudah selesai pembelajaran guru harus kembali merinci peralatan yang telah digunakan, kalau saja peralatan tadi ada yang rusak atau hilang dapat diketahui. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Supandi (1991:121) yaitu “Aspek manajerial perlengkapan dalam proses belajar mengajar ialah distribusi perlengkapan sebelum proses belajar mengajar dan pengumpulan perlengkapan sesudah proses tersebut”.
Pendapat senada diutarakan oleh Supandi (1991:122) yaitu : “hal lain dalam pengelolaan alat, kelengkapan untuk proses belajar mengajar adalah pengumpulan alat-alat setelah dipakai. Tanda prosedur yang ketat, kehilangan atau kerusakan alat sering terjadi justru pada saat-saat selesai kegiatan proses belajar mengajar khususnya alat perorangan”. Selain pengecekan kelengkapan sarana pembelajaran sebelum maupun sesudah pembelajaran, sarana perlu juga pemeliharaan agar kualitasnya tidak cepat hilang dikarenakan pemakaian dalam mendukung proses pembelajaran.
Dari penjelasan diatas maka jelaslah bahwa pengelolaan kelengkapan sarana pembelajaran di dalam proses pembelajaran sangatlah penting dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran, dan sarana pembelajaran itu harus disiapkan oleh guru baik sebelum dimulai pelajaran atau sesudah berakhirnya pelajaran.
3.  Pengaturan sarana pembelajaran
              Pengaturan sarana pembelajaran sangat vital fungsinya dalam proses pembelajaran, dikarenakan semua guru harus dapat mengatur sarana pembelajaran sedemikian rupa agar proses pembelajaran yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik. Dari mulai mengatur, menyusun, memasang, dan merapikan sarana atau alat pembelajaran harus sepengetahuan guru. Dengan pengertian lain dapat dikatakan bahwa pengaturan perlengkapan sarana pembelajaran tergolong aspek yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Supandi (1991:121-122), beberapa prosedur pengaturan  perlengkapan dalam proses belajar mengajar dikemukakan sebagai berikut :
a. Sendiri-sendiri
 Siswa antri didepan tempat pemberian alat, guru atau petugas gudang            membagikan alat-alat yang diperlukan itu kepada tiap-tiap siswa.
b. Sendiri-sendiri berdasarkan nomor
 Sama dengan yang pertama kecuali setiap anak diberi nomor tertentu yang sesuai dengan nomor alat.
c. Kelompok
 Pembagian dan pengumpulan alat kelengkapan itu dilaksanakan melalui ketua kelompok.
d. Dengan tanda atau perjanjian
Guru meletakkan alat atau kelengkapan pada suatu peti atau dus dan diletakkan di tengah ruang atau lapang atau di mana saja yang mudah dicapai siswa. berdasarkan tanda tertentu siswa pergi ke kotak alat tersebut dan mengambil alat yang ditentukan sebelumnya.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa guru harus mampu dalam hal pengaturan sarana pembelajaran pada waktu kegiatan proses belajar mengajar berlangsung dan guru harus mampu mengatur sarana pembelajaran yang akan digunakan oleh siswa.
Pengaturan sarana pembelajaran untuk efektifitas pengajaran, Lutan (1998:18) menjelaskan beberapa siasat yang dapat ditetapkan sebagai berikut : Pertama, alat ditempatkan pada beberapa station. Kedua, latihan berkawan, salah seorang bertugas untuk mengawasi temannya yang sedang menggunakan sarana pembelajaran berikut bergantian.
               



   


BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


  1.  Kesimpulan
Salah satu faktor pendukung terhadap keberhasilan sistem pendidikan adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan. Para guru harus memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.  
Pengelolaan sarana pembelajaran sangat penting dilakukan oleh semua guru. Guru sebelum melakukan proses pembelajaran merinci terlebih dahulu sarana pembelajaran yang akan digunakan, dan sesudah selesai pembelajaran guru harus kembali merinci peralatan yang telah digunakan, kalau saja peralatan tadi ada yang rusak atau hilang dapat diketahui..        
            Penggunaan sarana pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis dan fungsi alat-alat atau sarana pembelajaran yang bersangkutan. Pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan penggunaannya, akan memberikan efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
Ada beberapa faktor pemberdayaan sarana pembelajaran antara lain : Penggunaan atau pemanfaatan sarana pembelajaran, pengelolaan sarana pembelajaran, dan pengaturan sarana pembelajaran.


  1.  Rekomendasi
Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba mengajukan beberapa Rekomendasi sebagai berikut :
1.      Bagi pemerintah dan pemerintah daerah hendaknya memberikan perhatian terhadap ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai standar sebagaimana telah ditentukan dalam SNP.
2.      Bagi kepala sekolah hendaknya memanej/mengelola sarana dan prasarana pendidikan yang ada dengan efektif dan efisien sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran di sekolahnya.




DAFTAR PUSTAKA

 




Arifin, (1987). Kata-kata Muktahir. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Dirjen Dikdasmen, (1999). Suplemen GBPP Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Lutan, (1998). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Jakarta: Depdiknas

Hamalik, O. (1980). Sistem Pengelolaan Kelas. Bandung: Pustaka Martiana.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Supandi, (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: FPOK IKIP

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah







No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive