Iklim organisasi merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian seorang manajer pendidikan (kepala sekolah) karena
faktor tersebut sedikitnya ikut mempengaruhi tingkah laku guru, pegawai juga
siswa. Dengan demikian hendaknya organisasi yang berkembang secara dinamis akan
berdampak positif bagi bagi kelangsungan dan keuntungan organisasi. Keadaan
atau suasana sekolah yang tenang dan nyaman, sesuai untuk proses pengajaran dan
pembelajaran dianggap sebagai mempunyai iklim sekolah yang kondusif.
Carolyn S. Anderson (Wirawan, 2007:122)
mendefinisikan iklim organisasi sekolah sebagai rasa sekolah, seperti
dipersepsikan oleh mereka yang bekerja atau yang mengikuti kelas di sekolah.
Iklim organisasi sekolah merupakan “apa yang kita rasakan” dan kehidupan
interaktif sekolah.
Iklim sekolah sangat penting untuk
dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan baik agar mampu memotivasi dalam
produktivitas kinerja guru, dapat menjaga berlangsungnya hubungan komunikasi
timbal balik di antara pihak yang turut serta dalam pendidikan, dalam
mengembangkan proses pembelajaran dan peningkatan mutu layanan pendidikan,
serta dapat mempertebal kepercayaan terhadap hasil pendidikan.
Iklim sekolah pada hakekatnya tidak
berbeda dengan iklim kerja dan lingkungan kerja yang senantiasa dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan internal dan eksternal, baik lingkungan fisik
maupun non fisik. Aspek-aspek lingkungan fisik antara lain: kebersihan ruang
dan halaman; kesehatan personil (guru, tata usaha dan siswa); keterlibatan
dalam melaksanakan aturan atau kesepakatan bersama; interaksi kerja sama antar
sekolah dengan masyarakat; bukti monumental hasil kerjasama sekolah dengan
masyarakat, dan pernyataan bersama saling membutuhkan, saling membantu antar sekolah
dan masyarakat. Sedangkan aspek-aspek lingkungan non fisik meliputi: rasa
kekeluargaan dan kebersamaan personil; semangat dan komitmen kerja personil,
kebanggaan melaksanakan tugas; dan sikap saling membantu antar personil.
Hubungan sosial antara siswa dengan guru
yang mutualistik merupakan unsur penting dalam kehidupan sekolah. Iklim
sekolah, yang mencakup: ekspektasi prestasi siswa yang tinggi, lingkungan
sekolah yang teratur, moral yang tinggi, perlakuan terhadap siswa yang positif,
penyertaan aktivitas siswa yang tinggi dan hubungan sosial yang positif
memiliki korelasi yang kuat dengan hasil-hasil akademik siswa. Selain berdampak
positif pada pencapaian hasil akademik siswa, iklim sekolah pun memiliki
kontribusi positif terhadap pencapaian hasil non akademik, seperti pembentukan
konsep diri, keyakinan diri, dan aspirasi (Brookover et al., 1979; McDill &
Rigsby, 1973; Mitchell, 1968; Anderson, 1982).
Sementara itu mengenai iklim sekolah,
bila dilihat dari perasaan setiap pribadi di lingkungan sekolah, ada tiga aspek
afektif iklim sekolah berdasarkan pendapat Pintrich dan Schunk (1996), yaitu:
1.
Perasaan sebagai bagian dari komunitas
dan memiliki komunitas tersebut (a sense
of community and belongingeness).
2.
Kehangatan dan kesopanan dalam hubungan
personal (warmth and civility in personal
relations).
3.
Perasaan aman dan nyaman (feelings of safety and security).
Perasaan sebagai
bagian dari komunitas dan memiliki komunitas tersebut (a sense of community and belongingeness) merupakan perasaan
pribadi yang setiap orang miliki terhadap kelompok atau organisasinya dan
memiliki komitmen terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi tersebut.
Sebaliknya, organisasi dalam hal ini sekolah, juga peduli dan memberikan
perhatian yang sepenuhnya terhadap kebutuhan setiap anggota di dalamnya. Pada
sekolah staf administrasi, staf pengajar dan para siswa saling menghormati dan
peduli satu sama lainnya, akan berhubungan erat dengan kinerja positif guru dan
siswa, yaitu orientasi tujuan (goal
orientation), self efficacy, usaha
(efforts), ketekunan dan prestasi
yang positif (Lee dkk (1993) dalam Pintrich & Schunk, 1996).
Kehangatan dan
kesopanan dalam hubungan personal (warmth
and civility in personal relations). Dimensi ini merefleksikan kehidupan
afektif sekolah yang berkenaan dengan kehangatan dan kesopanan yang
diekspresikan dalam hubungan antar pribadi di sekolah. Berkaitan dengan
hubungan guru dan siswa, perasaan kepedulian, perhatian, dukungan, dan hormat
terhadap siswa serta interaksi yang positif antara guru dan siswa, akan
berhubungan positif dengan hasil motivasional. Perhatian terhadap kesejahteraan
orang lain atau terciptanya masyarakat yang peduli terhadap sesama dapat
menciptakan pengaruh yang sangat positif bagi seluruh siswa, bhkan bagi siswa
yang berisiko mengalami kegagalan dalam bersekolah (Bryk.Lee dan Holland ,1993)
dalam Pintrich dan Schunk,1996).
Perasaan aman
dan nyaman (feelings of safety and
security). Iklim sekolah mengacu pada perasaan guru dan siswa terhadap
keamanan dan kenyamanan personal. Persepsi ini mengacu pada perasaan seseorang
dalam mengambil resiko dan merasa nyaman dalam menuangkan ide, opini dan
beraktivitas. Saat ini ada beberapa sekolah yang mengabaikan kebebasan siswa
dalam mengemukakan ide dan pendapatnya. Sekolah lebih memusatkan perhatian pada
penciptaan rasa aman dan bebas dari rasa takut serta cemas terhadap kejahatan
secara fisik. Oleh karena itu sekolah seharusnya memperhatikan kedua aspek
tersebut, yaitu rasa aman dalam menuangkan pendapat dan rasa aman dari ancaman
fisik.
No comments:
Post a Comment