Kepemimpinan memegang peranan penting
dalam kehidupan organisasional. Ditinjau
dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan di sini ada tiga konsep
kepemimpinan (Ngalim Purwanto, 2004:24-26), yaitu:
1.
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan
yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang diartikan sebagai traits within the individual leader.
2.
Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (function of the group).
3.
Kepemimpinan dipandang sebagai suatu
fungsi dari situasi (function of the
situasion).
Konsep
pertama mengungkapkan bahwa seseorang dapat menjadi
pemimpin karena memang dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau
dididik untuk itu (leaders were born and
not made). Konsep ini merupakan konsep kepemimpinan yang paling tua dan
paling lama dianut orang. Bahkan di dalam kehidupan masyarakat kita hingga
dewasa ini konsep tersebut masih dapat dilihat dengan jelas. Masih banyak
pandangan orang-orang, terutama dalam masyarakat agraris feodal, yang
beranggapan bahwa seseorang muncul diangkat sebagai pemimpin semata-mata karena
ia dianggap memiliki sifat-sifat yang baik atau setidak-tidaknya memiliki
potensi yang merupakan pembawaan atau bahkan keturunan, yang diharapkan dapat
menjadi suri tauladan bagi orang-orang lain yang akan dipimpinnya.
Konsep kedua memandang
kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (function
of the group). Menurut konsep ini, sukses-tidaknya suatu kepemimpinan tidak
hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang,
tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan
ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya. Setiap kelompok memiliki sifat dan ciri
yang berlainan sehingga memerlukan tipe atau gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda.
Konsep ketiga memandang kepemimpinan sebagai suatu fungsi dari situasi
(function of the situasion). Konsep ini
menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin telah memiliki sifat-sifat
kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota
kelompok, sukses-tidaknya kepemimpinan masih ditentukan pula oleh situasi yang
selalu berubah yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok
yang dipimpinannya. Kita mengetahui bahwa adat-istiadat, kebudayaan, mobilitas
dan struktur sosial, politik pemerintah suatu masyarakat, selalu mengalami
perkembangan arah kemajuan. Demikian pula halnya dengan organisasi-organisasi
dan lembaga-lembaga di dalam masyarakat dan negara. Adanya perubahan dan
perkembangan dalam sifat-sifat, kemampuan dan gaya kepemimpinan yang diperlukan.
Dari konsep-konsep
tersebut di atas, pengertian kepemimpinan dapat ditelaah dari berbagai segi sebagai
berikut:
1.
kepemimpinan
sebagai suatu kepribadian (personality) yang mendatangkan
keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohnya atau mengikutinya;
2.
kepemimpinan
sebagai penyebab daripada kegiatan-kegiatan, proses atau kesediaan untuk
mengubah pandangan atau sikap (mental/ fisik) daripada kelompok orang-orang;
3.
kepemimpinan
sebagai suatu seni (art), kesanggupan (ability) atau (technique)
untuk membuat sekelompok orang mengikuti atau menaati segala apa yang
dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk
mengikutinya, atau bahkan mungkin berkorban untuknya; dan
4.
kepemimpinan
sebagai suatu bentuk persuasi pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya
melalui “human relation” dan motivasi
yang tepat, sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan
membanting tulang untuk memahami dan mencapai segala apa yang menjadi
tujuan-tujuan organisasi.
Berdasarkan
berbagai pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat
kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapatmelaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada
kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Kepemimpinan merupakan energi
mempengaruhi dan memberi arah yang terkandung di dalam diri pribadi pemimpin.
Kepemimpinan juga merupakan energi yang dapat menggerakkan, menuntun dan
menjaga aktivitas orang sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Menurut
Hersey dan Blanchard (1998),
Leadership is
the process of directing and influencing the task-related activities of an
group members.
(seorang pemimpin harus berusaha secara optimal menggerakkan bawahan, sehingga
mereka dapat bekerjasama secara produktif untuk mencapai tujuan).
Menurut Owens (Sudarwan Danim, 2009:41)
“kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin
dengan pihak yang dipimpin”. Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi
seseorang dengan orang lain. Tidak ada pengikut, tidak ada pemimpin. Dengan
demikian, pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan
inspirasi, memotivasi, dan bekerjasama dengan bawahannya.
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian
tujuan dalam situasi tertentu”. Kemudian Soepardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan
kepemimpinan sebagai:
Kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh,
memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (jika perlu), serta membina dengan
maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai
tujuan administrasi secara efektif dan efisien
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya
mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan
karakteristiknya; adanya pengikut; serta adanya situasi kelompok tempat
pemimpin dan pengikut berinteraksi.
No comments:
Post a Comment