Monday, January 14, 2019

Makalah Periode Pendidikan di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN


A.1 Latar Belakang

Pendidikan secara langsung berkaitan dengan nilai. Pendidikan harus terlebih dahulu menentukan nilai mana yang akan dianut sebelum menentukan kegiatannya. Hal ini berarti bahwa nilai terletak dalam tujuan. Nilai-nilai pendidikan terletak di dalam rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dari suatu masyarakat pada hakikatnya merupakan perwujudan dari cita-cita ideal suatu masyarakat tersebut.
            Nilai-nilai ideal tersebut akan dimanifestasikan dalam perilaku kehidupan setiap warga dari masyarakat. Perilaku setiap orang dari suatu masyarakat merupakan gambaran atau cerminan dari nilai-nilai ideal tersebut yang telah menyatu dalam setiap diri pribadi seseorang sebagai suatu hasil proses pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional pada hakikatnya merupakan perwujudan cita-cita ideal bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang bertanggung jawab sebagai masyarakat Pancasila.
Pendidikan Nasional Indonesia dewasa ini tidak terlepas dari praktek-praktek pendidikan di masa lalu yang mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan. Ada berbagai pengetahuan dan nilai-nilai sejarah dalam pendidikan di masa kini dan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, sejarah pendidikan nasional tersebut perlu dipelajari.
Kebijakan dalam bidang pendidikan nasional dipengaruhi oleh tindakan kebijakan yang diambil pada masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan dan pengaruh yang mendalam pada pengambil kebijakan pendidikan nasional saat ini.
A.2      Rumusan Masalah
Agar masalah yang akan dibahas memperoleh kejelasan dan penyusunan makalah lebih terarah, kami merumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana Pendidikan pada zaman Pra sejarah (Purba) ?
  2. Bagaimana Pendidikan pada zaman Kerajaan-kerajaan ?
  3. Bagaimana Pendidikan zaman pengaruh kolonialisme ?

A.3      Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan pada semester 2. Selain itu untuk menambah wawasan mengenai sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia.
Maksud pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Menerangkan secara historis pendidikan di Indonesia.
  2. Menjelaskan fungsi historis pendidikan di Indonesia.
  3. Mendeskripsikan sejarah pendidikan di Indonesia.

A.4      Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan study literature. Yaitu dengan mengambil sumber dari beberapa buku dan website yang berkaitan dengan topik masalah yang dibahas.

A.5      Sistematika Makalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membagi ke dalam 3 sub bahasan :
Bab 1 adalah, pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab 2 adalah, pembahasan.
Bab 3 adalah penutup yang berisi kesimpulan.



BAB II

PEMBAHASAN


A.1  Pendidikan Pada Zaman Prasejarah (Purba)
Masa prasejarah suatu bangsa dimulai sejak adanya manusia di suatu wilayah dan berakhir ketika manusia itu telah menggunakan tulisan. Masa prasejarah setiap bangsa berlangsung sangat panjang dan mengalami evolusi. Misalnya peradaban masyarakat prasejarah Indonesia berkembang selama ribuan tahun.
Pembabakan masa prasejarah Indonesia didasarkan pada temuan-temuan atau alat-alat yang digunakan manusia yang tinggal di kepulauan Indonesia. Alat-alat yang ditemukan terbuat dari batu dan logam. Oleh karena itu, pembabakan masa prasejarah Indonesia terdiri atas zaman batu dan zaman logam.
Kebudayan zaman ini dikenal sebagai Paleolitik dan Neolitik, masyarakat tidak memiliki stratifikasi sosial yang tegas (egaliter), adapun kepercayaan yang dianut adalah Animisme dan Dinamisme. Implikasinya pendidikan bertujuan agar generasi muda dapat mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, dan taat terhadap nilai-nilai religi. Saat ini pendidikan berlangsung dalam keluarga dan kehidupan masyarakat secara alamiah atau belum secara formal.
Pada masa ini konsep pendidikan atau belajar berdasarkan pada hasil pengalaman-pengalaman dalam menjalani kehidupannya. Alat-alat yang digunakan pada masa prasejarah merupakan penemuan-penemuan yang berdasarkan pada kondisi alam serta kebutuhan. Terciptanya alat-alat baru untuk keperluan sehari-hari bukan merupakan satu kebetulan melainkan sebagai hasil belajar dari pengalaman-pengalamannya. Walaupun alat-alat baru tersebut terciptadalam proses yang sangat panjang (evolusi), hal itu menunjukkan bahwa mereka mau terus belajar memecahkan persoalan hidup. Akhirnya dengan semangat pantang menyerah pada tantangan alam, mereka mampu hidup dan bertahan serta terus mengembangkan peradaban.


A.2 Pendidikan Pada Zaman Kerajaan Hindu-Budha
            Kedatangan saudagar-saudagar dari India telah mengakibatkan perubahan sosial budaya penduduk pribumi. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai kerajaan dan feodalisme. Tersebarnya agama Hindu dan Budha, munculnya stratifikasi sosial berdasarkan kasta, dan dimulainya zaman sejarah. Implikasinya pendidikan pada zaman ini selain diselenggarakan di dalam keluarga dan masyarakat juga telah berlangsung di perguruan.
            Pendidikan bertujuan agar peserta didik menjadi penganut agama yang taat, mampu hidup bermasyarakat, membela diri dan membela negara. Adapun kurikulum pendidikannya meliputi : Agama, Bahasa Sansekerta, termasuk membaca dan menulis (huruf Palawa), kesusastraan, keterampilan memahat atau membuat candi, bela diri (ilmu perang). Khususnya zaman Hindu bersifat aristokratis. Adapun metode pendidikannya adalah Guru Kula. Pada zaman kerajaan Budha telah berdiri “Perguruan Tinggi Budha” yang mana muridnya berdatangan dari negara-negara tetangga. Pengelolaan pendidikan bersifat otonom, dimana pemerintah tidak ikut campur dalam mengelola sistem pendidikan.
            Selain itu, pada masa ini terjadi pertukaran pelajar, dimana ada pelajar dari luar negeri yang belajar di negeri kita dan ada pelajar yang belajar ke negeri lain misalnya India untuk memperdalam agama Budha, negeri tepat asal agama tersebut.

A.3 Pendidikan Pada Zaman Kerajaan Islam
            Kedatangan saudagar beragama Islam telah mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat pribumi antara lain tersebarnya agama Islam dan kebudayaan yang bercorak Islami. Pemerintahan tetap berbentuk kerajaan, namun bagi kalangan muslim stratifikasi sosial sebagaimana berlaku pada zaman sebelumnya mulai ditinggalkan. Implikasinya, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT agar selamat dunia akherat melalui pelaksanaan iman dan amal. Selain di dalam keluarga, pendidikan berlangsung di langgar-langgar mesjid dan pesantren bersifat demokratis, seperti pada zaman – zaman sebelumnya pemerintahan tidak ikut campur dalam sistem pendidikan (otonom). Kurikulumnya meliputi Tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah SWT), Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf Arab.
            Metode pendidikan dilakukan melalui tabligh (wetonan) dan sorogan (cara-cara belajar individual), semua itu digunakan pula media dan cerita-cerita yang digunakan pada zaman Hindu-Budha hanya saja isinya diganti dengan ajaran Islami. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang muncul zaman Hindu-Budha diselenggarakan pula pada zaman kerajaan Islam dan bahkan sampai dewasa ini.

A.4 Pendidikan Pada Zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol
Bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia untuk berdagang, tetapi selain itu mereka pun (para misionaris) bertujuan menyebarkan agama Katolik. Implikasinya, pendidikan zaman ini pertamanya dimaksudkan demi penyebaran agama Katolik tahun 1536 didirikan sekolah (Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan pula pendidikan berisi Agama Katolik ditambah pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan diberikan bagi anak-anak masyarakat terkemuka.

A.5 Pendidikan Pada Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda
            Pada awalnya 1596 bangsa Belanda datang ke Indonesia untuk berdagang yaitu dengan mendirikan VOC 1602. VOC didirikan untuk mencapai monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dalam mencapai tujuan itu Belanda tak segan-segan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai kerajaan-kerajaan yang berdaulat, yang tidak mengakui monopolinya.
Sekitar tahun 1890 dari orang-orang Belanda progresif timbul suara-suara yang menghendaki agar hasil rempah-rempah dikembalikan ke Indonesia

A.6 Pendidikan Pada Zaman Pergerakan Kebangsaan (Pergerakan Nasional)
            Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi timbulnya pergerakan nasional yaitu :
  1. Penderitaan dan kondisi yang merugikan bangsa Indonesia akibat kebijakan pemerintah kolonial Belanda menimbulkan rasa senasib sepenanggungan sehingga timbul rasa nasionalisme.
  2. Kebesaran di masa lampau bangsa kita memperkuat rasa harga diri sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka.
  3. Kaum terpelajar di kalangan bangsa kita terdorong untuk berperan menjadi motor pergerakan.
  4. Bahasa Melayu merupakan bahasa kesatuan menyadarkan bahwa kita adalah satu bangsa.
  5. Karena mayoritas bangsa kita beragama Islam, timbul persepsi bahwa Belanda adalah kafir.
Sejak kebangkitan nasional (1908) sifat perjuangan rakyat Indonesia tidak hanya dilakukan dengan menggunakan fisik saja tetapi melalui berbagai partai dan organisasi, khususnya melalui pendidikan. Hampir setiap organisasi pergerakan nasional mencantumkan dan melaksanakan pendidikan dalam anggaran dasar dan/atau program kerjanya.
I. Djumhur dan H. Danasuparta (1976) mengemukakan bahwa setelah tahun 1900 usaha-usaha partikelir di bidang pendidikan berlangsung dengan sangat giatnya. Pada masa itu lahir sekolah-sekolah partikelir yang diselenggarakan para perintis kemerdekaan yang terbagi atas dua corak yaitu :
1.    Sekolah-sekolah yang bercorak politik, diselenggarakan oleh Ki Hajar Dewantara (Taman Siswa), Dr. Douwes Dekker atau Dr. Setiabudhi (Ksatrian Institut), Moch. Sjafei (INS Kayutanam) dsb.
2.    Sekolah-sekolah yang bercorak Islam, diselenggarakan oleh Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sumatera Tawalib, dll.
Sebelumnya juga telah diselenggarakan oleh tokoh-tokoh wanita seperti R.A. Kartini (Jepara), R.D. Dewi sartika (Bandung) dan Rohana Kuddus (Sumatera). Kebijakan dan praktek pendidikan yang diselenggarakan rakyat dan kaum pergerakan antara lain :
a.    Budi Utomo
     Dalam Kongres pertamanya (3-4 Desember 1908), Budi Utomo menegaskan tujuan perkumpulan adalah untuk kemajuan yang selaras untuk untuk negeri dan bangsa Indonesia.


b.    Muhammadiyah
     Berdiri pada tanggal 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Didirikan dalam rangka memberikan pendidikan bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri. Dasar pendidikannya berasaskan Islam dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadist. Tujuannya untuk membentuk manusia manusia muslim berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berguna bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dibawah pimpinan Majelis Pengajaran. Sampai kini Muhammadiyah terus berjuang dan berkembang dalam rangka mencapai cita-citanya.
c.    Perkumpulan Putri Mardika
     Didirikan pada tahun 1912, bertujuan untuk memajukan pengajaran anak-anak perempuan (Odang, Muchtar, 1976)
d.   Trikoro Dharmo
     Didirikan tahun 1915. Berbagai organisasi pemuda dan pelajar yang berdiri hingga terjadi Sumpah Pemuda tahun 1928, bersama – sama gerakan lainnya menyumbangkan jasa yang besar demi pendidikan nasional dan kemerdekaan Indonesia.
e.    Perguruan Taman Siswa
     Awalnya Ki Hajar Dewantara (1889-1959) bersama rekannya berjuang di jalur politik praktis, namun mulai tahun 1921 perjuangannya difokuskan di jalur pendidikan.
     Taman Siswa didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara tujuan asas pendidikannya yang dikenal dengan azas Taman Siswa 1922, yaitu :
1.        Hak seseorang akan mengatur dirinya sendiri dengan wajib mengingat tertibnya kehidupan umum.
2.        Pengajaran berarti mendidik untuk menjadi manusia yang merdeka batinnya, fikiran dan tenaganya.
3.        Pendidikan hendaknya berasaskan kebudayaan kita sendiri.
4.        Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat umum.
5.        Agar bebas, merdeka lahir batin, maka kita harus bekerja menurut kekuatan sendiri.
6.        Agar hidup tetap dengan berdiri sendiri, maka segala belanja harus dipikul dengan uang pendapatan sendiri
7.        dengan tidak terikat lahir batin, serta kesucian hati, berminat kita berdekatan dengan sang anak.
Pada tahun 1974 asas Taman Siswa (1922) diubah menjadi “Panca Dharma” Taman Siswa, yaitu : Kebebasan atau kemerdekaan, Kebudayaan, Kodrat Alam, kebangsaan dan kemanusian
f.         Ksatriaan Institut
       Ksatrian Institut didirikan oleh Ernest Francoist Eugene douwes Dekker (Multatuli atau Setyabudhi) yang memimpin lembaga ini sejak 1922-1940. Dasar pendidikannya adalah kebangsaan Indonesia, terutama melalui sejarah kebangsaan. Tujuannya adalah menghasilkan ksatria (ridderschap) bagi Indonesia Merdeka di masa datang. Sekolah kejuruan merupakan organisasi dalam sistem pendidikan Ksatriaan Institut sampai tahun 1937, ada sekolah yang tersebar di Bandung, Ciwidey, dan Cianjur (Odang Muchtar, 1976).
g.        Nahdlatul Ulama (NU)
       Didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Salah seorang ulama yang mendirikan NU adalah KH. Hasyim Asy’ari yang pernah menjadi Raisul Akbar perkumpulan ini. Sebelum menjadi Partai politik NU bertujuan memegang teguh salah satu mazhab dari empat mazhab yang ada (Syafi’i, Maliki, Hanafi, Hambali) dan mengerjakan apa-apa yang menjadi kemaslahatan untuk agama Islam. Setelah menjadi partai Politik (Mei 1952) hingga  kini NU masih terus berjuang melakukan inovasi dan menyelenggarakan Pendidikan ( I. Djumhur dan H. Danasuparta, 1976).
h.        INS Kayutanam
       Didirikan oleh Muhammad Syafei (1985-1969) pada tanggal 31 Oktober 1926 di kayu tanam Sumatera Barat. Perjuangan INS diarahkan demi kemerdekaan melalui pendidikan yang menekankan lulusannya agar dapat berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain atau jabatan yang diberikan kaum penjajah.
     Seperti dikemukakan oleh Ag. Soejono (1979) pada awal didirikannya INS mempunyai dasar pendidikan sebagai berikut : Berfikir secara logis atau rasional, Keaktifan atau kegiatan, Pendidikan Kemasyarakatan, Memperhatikan bakat anak, dan Menentang Intelektualisme
     Tujuan pendidikannya seperti dikemukakan Umar Tirtaraharja dan La Sulo (1995) yaitu mendidik rakyat ke arah kemerdekaan, memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat, menanamkan kepercayaan diri dan berani bertanggung jawab dan mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
i.      Pada bulan Juli 1927 dalam pidato pembelaannya Bung Hatta di Den Haag, mengusulkan supaya ada perbaikan dalam berbagai bidang sosial diantaranya adalah bidang pembinaan pendidikan nasional.
j.      Kongres Pasundan pada tahun 1930 juga menempatkan pendidikan dan pengajaran sebagai salah satu sarana perjuangannya.
k.    Pada bulan November 1937 dalam Kongres ke-26 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGI) di Bandung dirumuskan agar diadakan wajib belajar. Tahun berikutnya (1938) saat Kongres di Malang PGI menunutut agar pendidikan dan pengajaran diserahkan ke daerah tetapi didahului dengan perbaikan keuangan daerah.  
Karakter pendidikan kaum pergerakan bersifat nasionalistik, berdiri sendiri atau percaya kepada kemampuan sendiri dan Pengakuan kepada eksistensi perguruan swasta.

A.7 Pendidikan Zaman Pendudukan Militer Jepang
            Tujuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintahan pendudukan Jepang diarahkan demi kepentingan memenangkan perang Asia Timur Raya bagi Jepang. Namun lama-kelamaan tujuan pendidikan militer Jepang menjadi penindasan. Ada dua kebijakan pendudukan Jepang :
  1. Menghapuskan semua pengaruh barat di Indonesia melalui “pen-Jepang-an”
  2. Memobilisasi segala kekuatan dan sumber yang ada untuk mencapai kemenangan Asia Timur Raya.

Implikasi kekuasaan pemerintahan pendudukan militer Jepang dalam bidang pendidikan Indonesia yaitu :
1.        Tujuan dan isi pendidikan diarahkan untuk kepentingan perang Asia Timur Raya.
2.        Hilangnya sistem dualisme dalam pendidikan
3.        Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat (populis).

A.8 Pendidikan Indonesia Periode Tahun 1945-1969
            Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Sejak saat itu jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Sekalipun pada tahun 1949 terjadi perubahan dasar negara yaitu UUD RIS, tetapi pendidikan nasional tetap dilaksanakan sesuai dengan amanat UUD 1945. Dalam UU RI No. 4 Tahun 1950 tentang “Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah” yuncto UU RI No. 12 Tahun 1954 di dalam pasal 3 UU ini menyebutkan bahwa “Tujuan Pendidikan dan Pengajaran adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”. Adapun pasal 4 menyatakan “Pendidikan dan Pengajaran berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, UUD negara republik Indonesia dan atas kebudayaan bangsa Indonesia”.
            Pada era pembangunan nasional semesta berencana tahap pertama (1961-1969) sekalipun dekrit Presiden 5 Juli 1959 menyatakan bahwa bangsa dan negara kembali ke UUD 1945 tetapi karena dominasi politik tertentu maka dasar/asas pendidikan nasional diubah menjadi Pancasila dan manipol USDEK. Pada era ini tujuan pendidikan adalah untuk melahirkan warga negara sosialis Indonesia yang susila, bertangung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia adil dan  makmur baik spiritual maupun material dan berjiwa Pancasila.

A.9. Pendidikan Indonesia Pada Periode Tahun 1969-1993
            Sejak zaman orde baru dan alam era PJP I dasar pendidikan dikembalikan kepada Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945, yang kemudian dalam UU No. 2 Tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Sejak awal PJP I telah dilakukan identifikasi masalah-masalah pendidikan nasional, selanjutnya pembangunan pendidikan dilakukan secara bersinambungan setiap Pelita. Selama PJP I telah tiga kali pembaharuan kurikulum sekolah yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975 dan kurikulum 1984.
Penambahan dan perbaikan sarana maupun prasarana pendidikan Inpres SD upaya peningkatan mutu tenaga kependidikan serta dilakukan berbagai inovasi pendidikan lainnya demi peningkatan prestasi, relevansi, efisiensi, efektifitas dan mutu pendidikan nasional. Untuk itu pembangunan pendidikan dibiayai baik dari dana rupiah maupun dari kerjasama dengan luar negeri. Memang banyak hasil pembangunan pendidikan selama PJP I yang telah diraih namun demikian permasalahan pendidikan masih tetap belum terpecahkan scara keseluruhan dan masih harus terus diupayakan melalui pembangunan pendidikan pada PJP selanjutnya.

 

A.10. Pendidikan Indonesia Pada Periode Tahun 1994-sekarang

            Pada periode ini sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih dinamis. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan kurikulum pada tahun 1994 yang lebih mengarah ke arah modern dan melihat ke luar. Pada periode ini setiap peserta didik diarahkan untuk cepat menguasai materi pelajaran dengan sistem CBSA.
            Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama, karena terjadi perubahan kurikulum kembali seiring dengan terjadinya era reformasi. Hal ini juga menyentuh bidang pendidikan. Sistem pendidikan mengalami reformasi dalam hal struktur dan sistem secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk mengikuti semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia yang semakin cepat dan canggih.
           


BAB III

KESIMPULAN


            Pendidikan pada masa zaman prasejarah dilaksanakan di lingkungan keluarga dan dalam kehidupan masyarakat yang alamiah. Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap, dan nilai mengenai kepercayaan melalui upacara-upacara keagamaan. Tujuan pendidikan di zaman prasejarah adalah generasi prasejarah dapat mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, taat terhadap adat dan nilai-nilai religi atau kepercayaan yang mereka yakini.
            Pendidikan pada zaman Hindu-Budha diselenggarakan di dalam keluarga juga diselenggarakan di Perguruan (Paguron/Pesantren), sebagaimana telah berlangsung di Kerajaan Tarumanegara dan Kutai. Yang menjadi pendidik/guru/pandita adalah kaum Brahmana kemudian berlanjut pada Mpu. Tujuan pendidikannya adalah agar para peserta didik menjadi penganut yang taat, mampu hidup bermasyarakat sesuai dengan tatanan masyarakat yang berlaku, mampu membela diri dan membela negara.
            Pendidikan pada zaman Islam bersifat demokratis. Pada zaman ini pendidikan dikelola para Ulama/Ustad/Guru. Pendidikan dilakukan dengan metode bervariasi. Tujuan pendidikan pada kerajaan Islam diarahkan agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.
            Pada zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol utamanya dalam bidang pendidikan berkenaan dalam penyebaran agama Katolik. Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik. Ditambah pengajaran membaca, menulis dan berhitung.
            Pendidikan zaman VOC dibawah kekuasaan kolonial Belanda diawali pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh VOC. Kurikulum pendidikannya berisi pengajaran agama Protestan, membaca dan menulis dan belum bersifat formal dan nama pendidikannya tidak ditentukan dengan pasti. Cirinya yaitu minimnya partisipasi pendidikan bagi bangsa Belanda dan anak-anak Bumiputera dari golongan priyayi dan pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga murah atau pegawai rendahan.
            Kebijakan dan praktek pendidikan yang diselenggarakan rakyat dan kaum pergerakan sebagai sarana perjuangan kemerdekaan dan penyelenggaraan pendidikan nasional antara lain : Budi Utomo, Muhammadiyah, Perkumpulan Putri Mardika, Trikoro Darmo, Perguruan Taman Siswa, Ksatriaan Institut, NU, INS Kayutanam.
            Pendidikan zaman pendudukan militer Jepang tujuan dan isi pendidikan diarahkan demi kepentingan perang Asia Timur. Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat (populis) dan sistem pendidikan menjadi dualitas membedakan dua jenis sekolah untuk anak-anak bangsa Belanda dan Bumiputera dihapuskan pada Jepang.
Pendidikan pada periode 1945-1969 pemerintah mengusahakan pendidikan bersifat demokratis yaitu kewajiban beajar sekolah dasar bagi anak-anak yang berumur 8 tahun. Kemudian lahirnya LPTK pada tingkat Universitas dan lahirnya Perguruan Tinggi.
Pendidikan pada masa pembangunan Jangka Panjang I telah dilakukan tiga kali perubahan Kurikulum pendidikan sekolah yaitu apa yang dikenal sebagai Kurikulum : Kurikulum 1968, Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984.      
            Pendidikan pada masa era reformasi mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Pada masa ini mulai dikembangkan sistem Ujian Nasional yang memiliki standar yang berlaku secara nasional.







DAFTAR PUSTAKA




Muchtar, O., (Peny.). (1991). Dasar-Dasar Kependidikan. IKIP Bandung.
Ratmaningish, Neiny. (1995). Sejarah (Nasional dan Umum). Ganeca Exact. Bandung
Supriatna, Nana. (1997). Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Grafindo Media Utama. Bandung
Syarifudin, Tatang. (2007). Landasan Pendidikan. Percikan Ilmu. Bandung.
.



















No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive