Cara penulisan feature sangat berbeda dengan cara
penulisan berita lainnya, seperti hardnews. Menulis feature, bagi
penulis, adalah seperti seorang yang berkisah. Ia melukis gambar dengan
kata-kata, ia menghidupkan imajinasi pembaca, ia menarik pembaca agar masuk ke
dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh
utama.
Tidak seperti penulisan berita biasa, penulisan feature memungkinkan
wartawan “menciptakan” sebuah cerita. Tapi, ia masih diikat etika bahwa tulisan
harus akurat- karangan fiktif dan khayalan tidak boleh.
Beberapa feature di tulis dalam bentuk “aku”,
sehingga memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya sendiri. Meskipun
banyak wartawan, yang dididik dalam reporting objektif, hanya memakai teknik
ini bila tidak ada pilihan lain, hasilnya enak dibaca.
Penulis biasanya menyukai petualangan dan pengalaman,
sambil mencari berita yang kadang-kadang menjadi sebuah tulisan menarik karena
ditulis dalam bentuk “aku”. Misalnya, ketika ada liputan Braga Festival.
Penulis mendatangi semua tempat di sepanjang jalan Asia-Afrika dan Braga untuk
melihat barang atau kesenian yang ditampilkan.
Untuk memperoleh data, biasanya feature sama saja
dengan liputan berita biasa. Mengamati, wawancara, membaca, dan lain
sebagainya. Hanya, dari hal kecil ketika mencari data itulah, kadang ada ide
untuk menulis feature. Feature, salah satu fungsinya memang
adalah sebagai hiburan, tapi harus nyata dan tidak dibuat-buat.
Setelah memperoleh data, penulis biasanya mentranskripkan
hasil wawancara dan pengamatannya dalam sebuah memo kecil, setelah itu, diketik
dan dibaca berulang-ulang. Apakah ada kesalahan dalam pemakaian bahasa, dan
penulis biasanya memakai gaya penulisan seperti dalam penulisan “cerpen”. Tapi,
tentu saja dengan fakta-fakta yang benar dan sesungguhnya. Meskipun demikian,
tidak berarti kriteria sastra dan bahasa yang berbunga di dalam cerpen, juga
didapatkan dalam feature. Syarat penulisan di dalam surat kabar, yang
meminta penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah, juga dijadikan pegangan
penulis dalam gaya menulis feature.
Yang terpenting, penulisan feature tidak boleh
mengabaikan tema dari tulisannya. Kalimat-kalimatnya yang sederhana dan
berdasarkan fakta-fakta, harus tersusun rapi di dalam alinea-alinea yang
merumuskan pikiran, dan berhubungan satu dengan lainnya secara sistematis,
sehingga ada suatu kesinambungan di dalam membacanya. Di sana sini terdapat
pula semacam klimaks dan antiklimaks seperti dalam cerpen yang dapat mengikat
perhatian pembaca.
No comments:
Post a Comment