Monday, February 25, 2019

Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini (5-6 Tahun)

1      Pengertian Keterampilan Berbicara
Menurut (Yudha dan Rudyanto, 2005: 7) dalam kutipannya “Keterampilan adalah kemampuan dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial emosional, kognitif, dan afektif (nilai-nilai moral)”.
Sedangkan Soemarjadi, dkk. (1992: 2) menyatakan ”Keterampilan sama artinya dengan kata cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar”
Jadi, Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan.
12
Menurut Hurlock (1978: 176). “Berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud” Selanjutnya Tarigan (2008: 16) mengemukakan bahwa ”Berbicara adalah bentuk komunikasi lisan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengadakan interaksi" Sejalan dengan hal tersebut, Suhartono  (2005: 20). mengemukakan bahwa “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.
Menurut Gorys Keraf (1994: 33)Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang sangat penting untuk berkomunikasi, menjadi proses belajar,dan media yang dapat dikembangkan oleh topik. Berkomunikasi yang dilakukan melalui pengungkapan bahasa dengan kata-kata dan kalimat, sehingga dapat menjadi proses belajar.
Dalam interaksi tentu ada komunikasi secara lisan untukmengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,gagasan dan perasaan agar orang lain mengerti dan memahamipikiran maupun perasaan seseorang.
Dari pengertian keterampilan dan berbicara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Aktivitas anak yang dapat dilakukan yaitu dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga dapat melatih anak terampil berbicara.
Keterampilan berbicara yang dibahas adalah khusus keterampilan berbicara untuk Anak usia dini (5-6 Tahun). Pada usia ini seluruh keterampilan termasuk keterampilan berbicara perlu distimulasi agar berkembang secara maksimal.
Keterampilan berbicara dalam penelitian ini yaitu mengenai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan) kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga dapat dipahami orang lain. Selain itu bahasa yang menggunakan artikulasi digunakan untuk menyampaikan maksud yang berawal dari kata-kata selanjutnya membentuk kalimat sehingga seseorang dapat menyampaikan ide yang akan diungkapkan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan terhadap keterampilan berbicara pada anak. Diharapkan keterampilan berbicara dapat menjadi bekal anak untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dan kehidupan yang mendatang.

2.        Perkembangan Keterampilan Berbicara (5-6 Tahun)
Sebelum mampu berbicara umumnya seorang anak memiliki perilaku untuk mengeluarkan suara-suara bersifat sederhana kemudian berkembang secara kompleks dan mengandung arti. Misalnya seorang menangis, mengoceh kemudian mampu menirukan kata-kata yang di dengar orang tua atau lingkungan sekiarnya, seperti kata mana, apa, makan, minum, dan sebagainya. Semua membutuhkan proses dan kita hanya perlu memberikan stimulus agar perkembangan keterampilan berbicara pada anak muncul.
Sebagaimana menurut (Suhartono, 2005: 48) yang menyatakan bahwa Perkembangan bicara adalah berhubungan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Aktivitas anak sehari-hari yang dilakukan yaitu mendengarkan bunyi-bunyi bahasa di sekitarnya. Dari hasil mendengarkan bunyi- bunyi itulah, yang digunakan anak sebagai awal kegiatan bicara yaitu dengan menirukan yang telah didengarnya”.
Anak usia Tk berada dalam fase perkembangan Bahasa secara ekspresif. Hal ini berati bahwa anak telah dapat mengungkapkan keingunannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan Bahasa lisan. Sebagaimana menurut (Rita Kurnia, 2009:70) “Bahasa lisan sudah dapat digunakan anak sebagai alat komunikasi”.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa perkembangan keterampilan berbicara antara lain kata-kata yang diucapkannya mempunyai kecenderungan sama yang didengarkannya, kemudian anak telah dapat mengungkapkan keinginanya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan sesuai proses perkembangan yang dilewatinya. Dan Bahasa sudah dapat digunakan sebagai alat komunikasi.
Ernawulan Syaodih (2005: 49) mengemukakan bahwa “Perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun adalah anak sudah dapat mengucapkan kata dengan jelas dan lancar, dapat menyusun kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata, dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dapat menggunakan kata hubung, kata depan dan kata sandang”. Pada masa akhir usia Taman Kanak-kanak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana, cara bicara anak telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan bahasa.
Sedangkan Suhartono (2005:43) mengatakan pada waktu anak masuk Taman Kanak-kanak, anak telah memiliki sejumlah besar kosakata. Anak sudah dapat membuat pertanyaan negatif, kalimat majemuk, dan berbagai bentuk kalimat. Anak sudah bisa memahami kosa kata lebih banyak. Anak dapat bergurau, bertengkar dengan teman-temannya dan berbicara sopan dengan orangtua serta guru
Dalam penelitian ini akan membahas salah satu perkembangan keterampilan berbicara usia 5-6 tahun. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa dan dipengaruhi oleh kemampuan menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh oleh lingkungannya. Anak yang mendapat stimulus dari lingkungan di setiap fase perkembangannya dari sejak lahir maka dia akan mampu berbicara sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan di usia 5-6 tahun.
3        Tujuan Pengembangan Keterampilan Berbicara
Menurut Suhartono (2005: 123), Tujuan keterampilan berbicara anak antara lain: “a) agar anak dapat melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secara tepat, b) agar anak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan berkomunikasi, dan c) agar anak dapat menggunakan kalimat secara baik untuk berkomunikasi secara lisan”.
Keterampilan berbicara pada anak berorientasi pada perbendaharaan kata yang memadai untuk keperluan berkomunikasi secara lisan. Aspek yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah bagaimana anak dapat menggunakan perbendaharaan kata tersebut dalam kalimat dengan baik sesuai dengan konteks dan tata karma melakukan komunikasi secara lisan.
Beberapa hal yang menjadi tujuan agar anak pandai berbicara menurut Tadzikrotun (2005: 102) antara lain:
a)       anak memperoleh pemuasan kebutuhan dan keinginankarena dapat menyampaikan apa yang ia butuhkan dan ia inginkan, b) anak mampu membina hubungan dengan orang lain dan dapat memerankan kepemimpinannya, c) anak akan memperoleh penilaian baik, kaitannya dengan isi dan cara bicara, d) anak mampu memberikan komentar-komentar positif dan menyampaikan hal-hal baik kepada lawan bicara, dan e) anak dapat memiliki kemampuan akademik yang lebih baik, karena anak yang memiliki kosa kata banyak cenderung berhasil dalam meraih prestasi akademik.
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan keterampilan berbicara anak antara lain agar anak dapat melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secara tepat dan mempunyai perbendaharaan kata yang memadai dan menggunakan kalimat secara baik untuk keperluan berkomunikasi. Selain itu, anak memperoleh pemuasan kebutuhan dan keinginan karena dapat menyampaikan apa yang ia butuhkan dan ia inginkan. Anak juga memperoleh penilaian baik, kaitannya dengan isi dan cara bicara, mampu memberikan komentar-komentar positif dan menyampaikan maksud hal-hal baik kepada lawan bicara.
Melihat tujuan berbicara, maka dalam penelitian ini berbicara merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ketika seseorang berbicara maka dia dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal tersebut tidak lepas dari manusia sebagai makhluk sosial, yaitu manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu membutuhkan kehadiran manusia lain.
Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara Anak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara anak menurut bebrapa ahli diantaranya :
Menurut Hurlock (1978: 176)  “Dua kriteria yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah anak berbicara dalam artian yang benar atau hanya “membeo”. Pertama, anak harus mengetahui arti kata yang digunakannya dan mengkaitkannya dengan obyek yang diwakilinya. Kedua, anak harus melafalkan kata-katanya sehingga orang lain memhaminya dengan mudah. Kata-kata yang hanya dapat dipahami anak karena sudah sering mendengarnya atau karena telah belajar memahaminya dan menduga apa yang sedang dikatakan tidak memenuhi kriteria tersebut.
Sedangkan Nurbiana Dhieni, dkk. (2005: 3.5) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri aspek kebahasaan dan non kebahasaan, aspek kebahahasaan meliputi: (a) ketepatan ucapan; (b) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; (c) pilihan kata; (d) ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan aspek non kebahasaan meliputi: (a) sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat; (b) kesediaan menghargai pembicaraan orang lain; (c) kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara; (d) relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu.Selain itu Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 154-160) yang menyatakan juga bahwa faktor penunjang dalam keterampilan berbicara ialah:
a.       Aspek Kebahasaan
1)      Ketepatan ucapan (pelafalan bunyi)
Anak harus dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan jelas. Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektifan berbicara.
2)      Penggunaan kata dan kalimat
Penggunaan kata sebaiknya dipilih yang memiliki makna dan sesuai dengan konteks kalimat. Anak juga perlu dilatih menggunakan struktur kalimat yang benar.
b. Aspek Non Kebahasaan
1)      Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
              Berbicara harus bersikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Wajar berarti berpenampilan apa adanya, tidak dibuat-buat. Sikap tenang adalah sikap dengan perasaan hati-hati yang tidak gelisah, tidak gugup, dan tidak tergesa-gesa. Selanjutnya dalam berbicara juga tidak boleh kaku.
2)      Pandangan yang diarahkan kepada lawan bicara
              Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara agar lawan bicara memperhatikan topik yang sedang dibicarakan serta lawan bicara merasa dihargai.
3)    Kesediaan menghargai pendengar orang lain
              Belajar menghormati pemikiran orang lain dapat dilakukan dengan menghargai pendapat orang lain.
4)    Gerak-gerik dan mimik yang tepat
              Gerak-gerik dan mimik yang tepat berfungsi untuk membantu memperjelas atau menghidupkan pembicaraan.
5)    Kenyaringan suara
              Tingkat kenyaringan suara disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah, pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada. Tidak terlalu nyaring dan tidak terlalu lemah sesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik (ruang dengar) yang ada.
6)    Kelancaran
              Kelancaran dalam berbicara akan mempermudah untuk menangkap isi pembicaraan yang disampaikan
7)    Penalaran dan relevansi
              Penalaran dan relevansi yaitu hal yang disampaikan memiliki urutan yang runtut dan memiliki arti yang logis serta adanya saling keterkaitan atau hubungan dari hal yang disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas, faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara anak dibedakan menjadi dua, yaitu aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kualitas berbicara anak, sehingga faktor tersebut harus diperhatikan manakala pendidik sedang mengajarkan keterampilan berbicara.

Dalam penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keterampilan berbicara ialah dalam aspek kebahasaan dan non-kebahasaan. Aspek kebahasaan terdiri dari ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme, penggunaan kata dan kalimat. Aspek non-kebahasan terdiri dari sikap yang wajar, pandangan yang diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan menghargai pendengar orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, penalaran dan relevansi. Oleh karena itu, faktor tersebut diperlukan untuk peningkatan terhadap keterampilan berbicara pada anak.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive