a.
Prinsip-prinsip
Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap
batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran,
pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam
memilih tindakan yang tepat. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang
dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan
juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa
prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam
pembelajaran, baik bagi peserta didik maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi peserta didik adalah peserta didik sebagai “primus
motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran. Dengan alasan apa pun tidak
dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar. Justru para
peserta didik akan berhasil dalam pembelajaran jika mereka menyadari implikasi
prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.
Adapun
implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru dalah guru sebagai orang kedua
dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar.
Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi
oleh adanya prinsip-prinsip belajar ini. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi
guru tampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam
perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang
terwujud dalam perilaku guru dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas
pembelajaran yang diselenggarakan (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 41).
b.
Syarat
Peserta Didik Berhasil Belajar
Belajar
dalam satu bidang tidaklah menjamin dalam bidang yang lain. Misalnya guru pada suatu kursus
memperkembangkan suatu keterampilan pada tingkat yang tinggi dengan
membagi-bagi personil dalam kelas-kelas laboratoris atau ruang-ruang kelas,
tetapi dia mungkin tidak berminat untuk mengusahakan agar keterampilan ini
dilengkapi dengan bagian-bagian belajar itu tidak dapat diperoleh. Belajar
tidak terjadi dalam artian yang lebih luas, padahal belajar adalah tentang
perubahan kelakuan seorang individu bilamana sedang mengerjakan sesuatu dalam
situasi tertentu.
Agar
peserta didik dapat berhasil belajar, diperlukan persyaratan tertentu. Antara
lain seperti dikemukakan berikut ini : 1. Kemampuan berpikir yang tinggi bagi
para peserta didik, hal ini ditandai dengan berpikir kritis. Logis, sistematis,
dan objektif (scholastic aptitude test), 2.
Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest inventory), 3. Bakat dan minat yang khusus, para peserta
didik dapat dikembangkan sesuai potensinya (differential
aptitude test), 4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk
meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test),5. Menguasai salah satu bahasa asing, terutama
bahasa Inggris (english comprehension
test) bagi peserta didik yang telah memenuhi syarat untuk itu, 6.
Stabilitas psikis (tidak mengalami masalah penyesuaian diri dan seksual), 7.
Kesehatan jasmani, 8. Lingkungan yang tenang, 9. Kehidupan ekonomi yang
memadai, dan 10. Menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah
(Sagala Syaiful, 202011: 57).
No comments:
Post a Comment