Thursday, February 28, 2019

Problematika dan Kasus Model Pembelajaran

    
Pengalaman di antara guru atau pendidik dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa ada pada beberapa sekolah. Model pembelajarannya mengkondisikan peserta didik disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang kurang perlu seperti mencatat bahan pelajaran yang sudah ada dalam buku, menceritakan hal-hal yang tidak perlu, dan sebagainya. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dengan peserta didik tidak dimanfaatkan secara baik.  Guru lebih suka memaksakan kehendaknya dalam belajar peserta didik sesuai keinginannya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah seorang peserta didik untuk mencatat dipapan tulis kemudian peserta didik lainnya mencatat apa yang dicatat dipapan tulis dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kurang perlu dan sebagainya. Sedangkan guru yang bersangkutan istirahat di ruang guru atau duduk di kelas asyik dengan kegiatannya sendiri. Model pembelajaran seperti ini tentu saja dipandang tidak mendidik seperti dikemukakan A.S. Neil (1973) menyebutkan bahwa :
“Saya percaya bahwa memaksakan apapun dengan kekuasaan adalah salah. Seorang anak seharusnya tidak melakukan apapun sampai dia mampu berpendapat dengan mengemukakan pendapatnya sendiri” (Hobson dalam Palmer, 2003: 1). Pendapat Neil ini memberikan gambaran bahwa para peserta didik diminta untuk berpikir dan belajar tanpa tekanan. Tetapi, bimbingan dan arahan yang menganut prinsip-prinsip kemerdekaan dan demokrasi.
Masalah lainnya adalah kepala sekolah tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melalukan evaluasi tentang program pembelajaran. Kepala sekolah tersebut membiarkan para guru menggunakan model pembelajaran yang telah lama dilaksanakan atau bersifat rutin belaka. Sehingga, kepala sekolah tidak mengetahui mana yang harus diperbaiki dan mana yang dikembangkan dalam program pembelajaran. Seharusnya, kepala sekolah mendorong para guru menggunakan model-model pembelajaran yang dapat memberi jaminan bahwa pembelajaran dilakukan atas dasar prinsip-prinsip pedagogik.
Dukungan kepala sekolah ini diwujudkan dalam bentuk menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk pembelajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka pijakatn utama bagi praktek pembelajaran yang bijak dari seorang pendidik yang terlatih menurut kontrol dan rutin serta bantuan nyata sesuai aturan-aturan sosial. Namun, tetap dengan kebebasan pribadi yang luas (Hinshelwood dalam Palmer, 2003: 11). Artinya keterampilan guru dalam menggunakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran secara optimal adalah penting.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive