Tuesday, October 29, 2019

ENTREPRENEURIAL MINDSET


KERANGKA FIKIR seseorang dipengaruhi oleh :
  1. Input informasi
  2. Lingkungan sekitar
  3. Pengalaman masa lalu

Karakteristik Mindset :
  1. Memiliki hasrat untuk selalu mencari peluang baru
  2. Hanya mengejar peluang yang terbaik
  3. Mendisiplinkan diri untuk mewujudkan peluang tersebut
  4. Fokus pada keputusan eksekusi, tidak hanya perencanaan saja
  5. Melibatkan kemampuan orang lain dalam tim
 (McGrath & MacMillan,2000:3)

Intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar. Intrapreneurship umumnya dimulai dari karyawan dalam sebuah organisasi yang mempunyai sebuah ide bisnis atau inivasi. Istilah “corporate entrepreneurship” telah berkembang menjadi “intrapreneurship”, sebuah usaha yang dimaksud untuk mencerminkan kegiatan usaha “intrakorporat” (Hisrich, et all, 2008). Intrapreneursip adalah entrepreneurship yang dipraktekkan di dalam sebuah organisasi yang mapan. Ada pandangan yang mengatakan bahwa intrapreneurship adalah suatu entrepreneurship yang selalu menekankan pada pengembangan sumber daya menusia, yaitu sumber daya dari dalam untuk memacu bisnis yang sukses.



Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneurship:
  1. Harus visioner leader
  2. Pemimpin Intrapreneur harus fleksibel dan menciptakan manajemen yang memberi kebebasan kreativitas
  3. Mendorong munculnya teamwork dgn pendekatan multidisiplin keahlian >> produksi, marketing, keuangan dsb. Harus diciptakan diskusi terbuka untuk mencari ide baru.
Wanita Wirausaha
Wanita berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini. Diungkapkan oeh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun.(sekitar tahun 1893). Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921oleh Charless Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise Syimmers menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari Amerika itu menyebutkan bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak kenal lelah mencari terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu tidak mendapat respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita).
Karya tulis ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, bahkan Amerika sejak 1921.
Semasa dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan keprihatinan, namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk belajar sendiri. Bahkan belajar bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu kartini dengan cara berprihatin mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan suatu modal mengejar kemajuan.
Sekarang ini sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.
Kita jumpai juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Semua bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang selalu memperjuangkan hak emansipasi.
2.        Faktor-Faktor yang Menunjang/Menghambat Wanita Wirausaha
Ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita karier dalam bidang wirausaha, yaitu:
(a)      Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga, dapat diterapkan dalam kehidupan usaha
(b)     Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam manajemen perusahaan.
(c)      Faktor adat istiadat, contohnya di Bali dan Sumatra Barat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur Rumah Tangga.
(d)     Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan, kosmetik, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tersebut.
(e)      Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Adapun disamping faktor-faktor yang mendorong, juga ada faktor yang menghambat wanita untuk menjadi pengusaha, antara lain:
1.        Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu RT ada masa hamil, menyusui tentu agak mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan wewenang atau tugas kepada karyawan.
2.        Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh dalam urusan RT. Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian penuh. Dan ini akan mengganggu aktifitas usahanya. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobi, acara makan malam, dan lainnya. Juga adanya anggapan/ kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi usaha yang besar.
3.        Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam pengambilan keputusan, karena ada faktor emosional, maka keputusan yang diambil juga akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam memimpin karyawan, muncul elemen-elemen emosional yang mempengaruhi hubungan dengan karyawan pria atau wanita yang tidak rasional lagi.
4.        Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu adalah bila ia mau membeli menawar rendah sekali, tapi bila mau menjual dengan harga sangat tinggi.
Sebab-sebab kegagalan bisnis kecil (Bovee, 2004):
§   Kurang menguasai manajemen
§   Kurang pengalaman dalam industry
§   Kekurangan modal
§   Perencanaan bisnis kurang matang
§   Kurang jelas, tidak realistis dalam menetapkan tujuan
§   Tidak berhasil menarik konsumen
§   Pertumbuhan tidak terkendali
§   Lokasi kurang cocok
§   Keuangan kurang control, persediaan barang kurang mencukupi.
Semua kelemahan-kelemahan dapat diatasi dengan berbagai cara, dengan bantuan teknologi yang semakin canggih dewasa ini, serta dunia pendidikan/pelatihan yang dapat membantu kelemahan-kelemahan dalam manajemen emosional.
3.        Perbedaan Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha
Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis.
Walaupun antara pengusaha wanita maupun pria pada umumnya sama, namun dalam beberapa hal ada perbedaan tingkat motivasinya dalam membuka bisnis. Perbedaan-perbedaan ini antara lain;
a.   Wanita pengusaha dimotifasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustrasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang dan tidak dapat mengembangkan bakat-bakat yang ada pada dirinya.
b.   Dalam hal permodalan, bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal sedangkan wanita pengusaha memperoleh sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman modal dari Bank dibanding pria.
c.   Mengenai karakteristik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan pleksibel, realistic dan kreatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat.
d.   Usia memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45 Tahun.
e.   Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita, dan kelompok-kelompok sepergaulannya.
f.    Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya, tapi kalau pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relations




No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive