KERANGKA FIKIR seseorang dipengaruhi oleh :
- Input
informasi
- Lingkungan
sekitar
- Pengalaman
masa lalu
Karakteristik Mindset :
- Memiliki
hasrat untuk selalu mencari peluang baru
- Hanya mengejar
peluang yang terbaik
- Mendisiplinkan
diri untuk mewujudkan peluang tersebut
- Fokus pada keputusan
eksekusi, tidak hanya perencanaan saja
- Melibatkan
kemampuan orang lain dalam tim
(McGrath & MacMillan,2000:3)
Intrapreneurship
sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan
kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar. Intrapreneurship umumnya
dimulai dari karyawan dalam sebuah organisasi yang mempunyai sebuah ide bisnis
atau inivasi. Istilah “corporate entrepreneurship” telah berkembang menjadi
“intrapreneurship”, sebuah usaha yang dimaksud untuk mencerminkan kegiatan
usaha “intrakorporat” (Hisrich, et all, 2008). Intrapreneursip adalah
entrepreneurship yang dipraktekkan di dalam sebuah organisasi yang mapan. Ada
pandangan yang mengatakan bahwa intrapreneurship adalah suatu entrepreneurship
yang selalu menekankan pada pengembangan sumber daya menusia, yaitu sumber daya
dari dalam untuk memacu bisnis yang sukses.
Karakteristik Kepemimpinan
Intrapreneurship:
- Harus visioner
leader
- Pemimpin
Intrapreneur harus fleksibel dan menciptakan manajemen yang memberi
kebebasan kreativitas
- Mendorong
munculnya teamwork dgn pendekatan multidisiplin keahlian >>
produksi, marketing, keuangan dsb. Harus diciptakan diskusi terbuka untuk
mencari ide baru.
Wanita
Wirausaha
Wanita
berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati
ibu kartini. Diungkapkan oeh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya
ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur
16 tahun.(sekitar tahun 1893). Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua
tulisan ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang
dibukukan dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di setiap
halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan
wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan
pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk
berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali
ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat
ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese
Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921oleh Charless
Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise Syimmers
menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa kebebasan
wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari Amerika
itu menyebutkan bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak kenal
lelah mencari terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu tidak
mendapat respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk kaum
wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini
tidak bisa dilakukan oleh wanita).
Karya
tulis ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda,
tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama
Perancis, Belgia, bahkan Amerika sejak 1921.
Semasa
dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan
keprihatinan, namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk
belajar sendiri. Bahkan belajar bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar
sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu kartini dengan cara
berprihatin mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan
suatu modal mengejar kemajuan.
Sekarang
ini sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Indonesia
sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan,
perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.
Kita
jumpai juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan
istilah wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi,
yaitu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Semua
bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita
yang selalu memperjuangkan hak emansipasi.
2. Faktor-Faktor
yang Menunjang/Menghambat Wanita Wirausaha
Ada
beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita karier dalam bidang
wirausaha, yaitu:
(a) Naluri
kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa
depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga, dapat diterapkan
dalam kehidupan usaha
(b) Mendidik
anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam
manajemen perusahaan.
(c) Faktor
adat istiadat, contohnya di Bali dan Sumatra Barat, dimana wanita memegang
peranan dalam mengatur Rumah Tangga.
(d) Lingkungan
kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan,
kosmetik, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi
tersebut.
(e) Majunya
dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier, menjadi
pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Adapun
disamping faktor-faktor yang mendorong, juga ada faktor yang menghambat wanita
untuk menjadi pengusaha, antara lain:
1. Faktor
kewanitaan, dimana sebagai ibu RT ada masa hamil, menyusui tentu agak
mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan
wewenang atau tugas kepada karyawan.
2. Faktor
sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab
penuh dalam urusan RT. Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan
perhatian penuh. Dan ini akan mengganggu aktifitas usahanya. Wanita tidak bebas
melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobi, acara makan malam, dan
lainnya. Juga adanya anggapan/ kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa
suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya
usaha menjadi usaha yang besar.
3. Faktor
emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa merugikan.
Misalnya dalam pengambilan keputusan, karena ada faktor emosional, maka
keputusan yang diambil juga akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam
memimpin karyawan, muncul elemen-elemen emosional yang mempengaruhi hubungan
dengan karyawan pria atau wanita yang tidak rasional lagi.
4. Sifat
pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh
terhadap keuangan perusahaan. Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam
mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu
adalah bila ia mau membeli menawar rendah sekali, tapi bila mau menjual dengan
harga sangat tinggi.
Sebab-sebab kegagalan bisnis
kecil (Bovee, 2004):
§ Kurang
menguasai manajemen
§ Kurang
pengalaman dalam industry
§ Kekurangan
modal
§ Perencanaan
bisnis kurang matang
§ Kurang
jelas, tidak realistis dalam menetapkan tujuan
§ Tidak
berhasil menarik konsumen
§ Pertumbuhan
tidak terkendali
§ Lokasi
kurang cocok
§ Keuangan
kurang control, persediaan barang kurang mencukupi.
Semua
kelemahan-kelemahan dapat diatasi dengan berbagai cara, dengan bantuan
teknologi yang semakin canggih dewasa ini, serta dunia pendidikan/pelatihan
yang dapat membantu kelemahan-kelemahan dalam manajemen emosional.
3. Perbedaan
Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha
Wanita
pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil.
Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita
memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis.
Walaupun antara pengusaha
wanita maupun pria pada umumnya sama, namun dalam beberapa hal ada perbedaan
tingkat motivasinya dalam membuka bisnis. Perbedaan-perbedaan ini antara lain;
a.
Wanita pengusaha dimotifasi
untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustrasi dalam
pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang dan tidak dapat mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada dirinya.
b.
Dalam hal permodalan, bisnis
pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal sedangkan wanita pengusaha
memperoleh sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi.
Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman modal dari Bank dibanding pria.
c.
Mengenai karakteristik
kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan pleksibel, realistic
dan kreatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan
masyarakat.
d.
Usia memulai usaha pria
rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45 Tahun.
e.
Kerabat yang menunjang pada
pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita, dan
kelompok-kelompok sepergaulannya.
f.
Bentuk bisnis yang dibuka pada
pria pengusaha lebih banyak ragamnya, tapi kalau pada wanita pengusaha
kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public
relations
No comments:
Post a Comment