Tasawwuf diartikan ajaran atau cara
untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan
langsung secara sadar dengan-Nya. Tasawwuf merupakan salah satu cabang ilmu
Islam yang lebih menekankan kepada tujuan pembersihan diri melalui penerapan
ajaran-ajaran akhlak yang sistematis dan penerapan nilai-nilai Islam secara
batinnya.
Ilmu tasawwuf mengajarkan keikhlasan
dan kebersihan hati dari sifat-sifat buruk. Diantaranya sifat riya’, suka
dipuji, sombong, ‘ujub, kikir, sum’ah, besar kepala, mau menang sendiri, hanya
berorientasi kepada kemegahan duniawi, tidak pernah salah dan sebagainya.
Untuk membedakan ilmu tasawwuf yang
benar atau yang telah dipalsukan, bisa terindikasi dari ciri-ciri sebagai
berikut :
-
Tidak melakukan
hal-hal yang syirik kepada Allah SWT
-
Tidak melakukan
berbagai ritual aneh yang menjadi bid’ah
yang dhalalah, kecuali yang memang
ada khilaf di dalamnya
-
Tidak berbentuk
ilmu-ilmu ghaib, kanuragan, kedigjayaan, dan sejenisnya
-
Tidak
mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan larangan syariah Islam, dari semua
sisinya; dan
-
Tidak keluar
dari koridor hukum syariah Islam yang mu’tabar
Ilmu tasawwuf mengajarkan moral,
nilai-nilai, akhlak, dan etika. Akhlak diartikan budi pekerti atau kelakuan.
Sedangkan etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak,
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban (moral). Dan Moral merupakan ajaran tentang baik dan buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.
Akhlak yang dimiliki seorang muslim
sangat urgen. Karena akhlak mencerminkan tingkah lakunya dan mempengaruhi
dirinya dalam menilai sesuatu. Selain itu akhlak seseorang juga mencerminkan
keimanan yang dimilikinya.
Kedudukan akhlak di dalam Islam memilii
kedudukan yang tinggi. Bahkan ia adalah binaan
asasi (bangunan pokok) dalam Islam
bersama syariat dan aqidah. Akhlak juga disebut oleh
Rasulullah SAW sebagai pemberat timbangan di hari akhirat. Orang yang paling
dikasihi oleh Rasulullah SAW di hari akhirat adalah orang yang paling baik
akhlaknya.
Akhlak di dalam Islam mempunyai aneka
keistimewaan di antaranya :
-
Rabbani
-
Syumul
-
Praktikal
(amali)
-
Pembentukan
akhlak
Akhlak merupakan sesuatu perkara yang
tidak statis atau dengan kata lain dapat berubah (dinamis). Walaupun pendapat
ini ada perselisihan tetapi Imam Ghazali menyatakan : “Merubah akhlak adalah
perkara yang mungkin. Sekiranya tidak, mengapa Rasulullah SAW bersabda “Perbaikilah
akhlak kamu”.
Walau bagaimanapun tidak dapat dinafikan
bahwa sebagian manusia dikaruniakan dengan sifat tertentu yang membentuk
identitas mereka. Akan tetapi pembentukan identitas juga dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar di mana seseorang tinggal.
Sebagai umat Islam kita hendaknya
mencontoh dan menjadikan tauladan akhlak yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.
Sebagai umatnya beliau kita hendaknya selalu mengkaji dan instrospeksi apakah
akhlak yang dimiliki sekarang telah sesuai dengan ajaran dan syariat Islam.
Tentunya kita mengharapkan memiliki akhlak yang baik dan bermanfaat bagi
segenap manusia dan alam sekitar di mana kita tinggal saat ini.
No comments:
Post a Comment