Tuesday, October 29, 2019

SILAS PAPARE





MESKI nama Silas Papare tak sebesar nama Jenderal Soedirman, perjuangannya dalam membela bangsa tak boleh diragukan. Lelaki kelahiran Serui Papua, 18 Desember 1918, itu dengan gigih berjuang menyatukan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia dari cengkeraman kolonial Belanda.
Silas Papare merupakan seorang pejuang yang berlatar pendidikan sebagai perawat. Setelah tamat Sekolah Rakyat Tiga, Silas melanjutkan pendidikan ke Sekolah Perawat Empat di Serui, dan lulus pada tahun 1935.
Selain menjadi perawat, Silas pun dipercaya Belanda sebagai tenaga intelijen. Sebab, meski tak didukung dengan pendidikan militer secara khusus, tetapi Silas memiliki penguasaan medan yang cukup bagus. Tak ayal pada 4 Juni 1944, Silas diberi bintang jasa pangkat Sersan Kelas II oleh Belanda.
Dalam hal memberikan pelayanan, Silas juga berhasil mengeluarkan rakyat Indonesia dari hutan semasa pendudukan Jepang, yakni dari Serui, Biak, dan Manokwari. Pada 5 April 1945, Silas mendapat penghargaan dari pemerintah kolonial Belanda berupa Bintang Perunggu, yang diberikan oleh Koningin Wilhelmina.
Karier militer Silas pun kian cemerlang. Berkat pertolongannya atas tentara Sekutu melawan Jepang di Irian Jaya, ia kembali memperoleh penghargaan dari bagian OPS Perang Pasifik dari Biro Intelijen tentara Sekutu yang ditandatangani oleh GA Willongbym Mayor Jenderal USA (US ARMY) pada 31 Oktober 1945.
Namun, sejak Sekutu meninggalkan Irian Jaya, dan digantikan lagi oleh kolonial Belanda, keadaan mulai berubah. Menurut Onnie Lumintang dalam buku Biografi Pahlawan Nasional; Marthin Indey dan Silas Papare menjelaskan, sebelum proklamasi diumumkan, Irian Barat (Irian Jaya) telah dibebaskan oleh tentara Sekutu dari kekuasaan bala tentara Jepang.
Pada saat tentara Sekutu melakukan pembebasan Irian barat, ikut pula Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA, Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) bersama pasukannya. Tak pelak jika pada kemudian hari NICA menguasai Irian Barat meski sudah Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan.
Di lain sisi, rakyat Irian Barat justru sudah mendengar berita proklamasi kemerdekaan melalui radio dan pamflet-pamflet yang dikirim oleh orang-orang Indonesia di Australia, yang tergabung dalam Political Axile Association.
"Berita proklamasi tersebut mendorong rakyat Irian Barat untuk mempertahankan proklamasi tersebut di daerahnya," kata Onnie Lumintang dalam bukunya.
Hal tersebut, kata Onnie, terbukti dengan munculnya perlawanan yang dilakukan rakyat Irian Barat, yaitu dengan mendirikan organisasi-organisasi seperti Komite Indonesia Merdeka (KIM), dan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) yang didirikan oleh Silas Papare.
Pada 25 Desember 1945, Silas dan beberapa kawannya berupaya mengajak pemuda-pemuda Irian yang tergabung dalam Batalyon Papua untuk bergabung dan memberontak terhadap Belanda. Sayangnya, rencana tersebut bocor ke telinga Belanda, sehingga Silas Papare ditangkap dan dipenjarakan di Serui, Jayapura.
Ketika menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan dr Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat yang sama. Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinan Silas bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia.
Akhirnya, Silas mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, pejuang Papua itu kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, ia kemudian melarikan diri menuju Yogyakarta.
Pada Oktober 1949, Silas mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI.
Di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha keras untuk memasukkan wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas Papare kemudian ditunjuk menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962 yang mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat.
Perjanjian itu ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969, di mana rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI.
Pada 7 Maret 1978, akhirnya pejuang dari ujung timur Indonesia itu wafat. Untuk menghormati segala jasa-jasanya, Silas Papare dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993.
Bahkan, salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan menggunakan nama KRI Silas Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim, yang dibuat untuk Volksmarine/AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. 
Silas Papare merupakan pejuang yang dipercaya Presiden Soekarno menjadi delegasi RI yang mewakili Irian Barat dalam Perjanjian New York, perjanjian yang merupakan awal kebebasan Irian Barat dari cengkeraman penjajahan Belanda.
Saat Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Papua masih berada dalam cengkeraman Belanda. Bahkan Belanda yang semakin terpojok oleh dunia internasional, tidak tinggal diam dengan membentuk negara boneka Papua, yang kemudian menetapkan nama Papua sebagai Papua Barat.
Ada seorang laki-laki dari tanah Papua yang berpikir bahwa masyarakat Papua harus bebas dari jajahan Belanda dan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu Silas Papare. Seorang pejuang dari timur Indonesia, yang berlatar pendidikan sebagai juru rawat.
Hidup dalam alam Irian Jaya yang terkenal ganas akan nyamuk malaria dan hidup dalam jajahan Belanda, menjadi awal mula mengapa Silas Papare jadi seorang juru rawat. Tenaga medis pada saat itu begitu dibutuhkan, perang pun masih berlangsung kala itu. Maka, setelah tamat Sekolah Rakyat tiga, Silas melanjutkan ke Sekolah Perawat Empat di Serui.
Semasa menjadi juru rawat, meskipun tidak didukung dengan pendidikan militer secara khusus, Silas Papare ternyata memiliki penguasaan medan yang bagus, sehingga beliau pun dipercaya Belanda sebagai tenaga intelijen. Prestasi yang pernah diraih pada masa Belanda adalah keberhasilannya melayani dan mengeluarkan rakyat Indonesia dari hutan semasa pendudukan Jepang, yaitu dari Serui, Biak, dan Manokwari. Atas keberhasilannya, pemerintah Belanda memberikan penghargaan berupa bintang perunggu yang diberikan oleh Koningin Wilhelmina di London pada 5 April 1945.
Pada masa pendudukan Sekutu dan Belanda, sesudah perang dunia kedua, berkat pengabdiannya di bidang intelijen, Silas Papare diangkat menjadi tentara Sekutu dengan pangkat sersan Persteklas. Pada tanggal 4 Juni 1944, Silas Papare dengan berani mengkoordinasi gerakan rakyat membantu tentara sekutu bertepatan dengan pendaratan sekutu pertama kalinya di Teluk Wombai, yang saat itu beliau diberi bintang jasa pangkat Sersan Kelas II.
Karir militer ini Ia tekuni sampai tahun 1945. Berkat kesuksesannya menolong Sekutu melawan Jepang di Irian Jaya, Silas Papare memperoleh penghargaan dari bagian OPS Perang Pasifik dari Biro Intelijen tentara Sekutu yang ditandatangani oleh G.A Willongbym Mayor Jenderal USA (US ARMY) pada 31 Oktober 1945.
Sejak Sekutu meninggalkan Irian Jaya dan digantikan oleh Belanda, Silas Papare tidak lagi sebagai tentara dan kembali sebagai tenaga medis di Serui. Pada akhir tahun 1945 Silas Papare diangkat sebagai Kepala Rumah Sakit Zending di Serui.
Karena punya beberapa teman di Pulau Jawa, Silas Papare pun sering pergi ke Jakarta. Sambil berjuang, Silas Papare pun mengabdikan diri di kantor Kementerian Kesehatan Kota Praja, Jakarta Raya. Ia menjalani profesi sebagai tenaga medis selama tiga tahun, dari tahun 1951-1954.
Pada masa akhir perang dunia, Silas terlibat dalam pekerjaan palang merah sedunia. Tepat pada 25 Desember 1945, Silas dan beberapa kawannya berupaya mengajak pemuda-pemuda Irian yang tergabung dalam Batalyon Papua untuk bergabung dan memberontak terhadap Belanda. Meski sayangnya, rencana tersebut bocor ke telinga Belanda, sehingga Silas Papare ditangkap dan dipenjarakan di Jayapura.
Takdir mempertemukan Silas Papare dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan Belanda. Melalui perkenalannya tersebut, Silas Papare semakin yakin bahwa Papua memang harus bebas dan bergabung dengan NKRI.
Setelah bebas dari penjara, Silas Papare tak gentar dan terus berupaya. Beliau mendirikan partai pertama di Irian Barat yang bernama Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) pada tanggal 29 November 1946. Akibatnya, beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak.
Meskipun begitu, dalam perjalanan ke Biak, Silas berhasil meloloskan diri dan bersembunyi di Yogyakarta. Bahkan, Presiden Soekarno terkejut saat menyadari ada putera asli Irian yang mempunyai semangat berlayar selama dua bulan untuk sampai ke Pulau Jawa, demi mewujudkan cita-cita putera puteri Irian untuk bergabung dengan NKRI. Silas Papare pun kemudian ditunjuk sebagai wakil rakyat Japen Waropen/Serui untuk terus mengikuti jalannya perundingan KMB di Den Haag Belanda, pada 17 Agustus 1949.
Pada Oktober 1949, Silas Papare mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI.
Namun, pada 27 Desember 1949 di Konferensi Meja Bundar, Belanda tetap tidak mau mengakui kedaulatan Indonesia atas Irian Barat.
Cara lain ditempuh Pemerintah RI, dengan mengumumkan Trikora pada tanggal 19 Desember 1961, sebagai upaya pembebasan Irian Barat dari Belanda. Silas pun membentuk Kompi Irian di Mabes Angkatan Darat.
Perjuangan Berbuah Manis Perang ternyata tidak pernah terjadi. Belanda bersedia menyelesaikan masalah Irian dengan jalan perundingan, yakni melalui Persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962 di kota New York. Silas menjadi delegasi RI pada perjanjian tersebut dan menjadi saksi sejarah diresmikannya Irian Barat secara de facto dan de jure menjadi bagian dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Kemudian, Irian Barat diganti namanya menjadi Irian Jaya.
Di dalam perjanjian itu disebutkan bahwa Irian Barat resmi masuk wilayah RI pada 1 Mei 1963. Setelah itu, akan dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969. Perjuangan Silas Papare pada akhirnya terbayar sudah.
Karier terakhir Silas Papare adalah sebagai anggota DPRS menggantikan almarhum Dr Radjiman Widiodiningrat. Tahun 1956 Silas Papare diangkat menjadi anggota DPR wakil rakyat Irian Jaya. Pada tahun yang sama diangkat sebagai anggota Dewan Perancang Nasional Sementara Republik Indonesia dan anggota MPRS. Ia menjalani hidup sebagai wakil rakyat hingga pensiun tahun 1960.
Silas Papare meninggal dunia di tanah kelahirannya Serui, Irian pada tanggal 7 Maret 1973, pada usia 54 tahun. Namanya diabadikan sebagai salah satu kapal selam perang, yakni KRI Silas Papare. Ia mendapat gelar pahlawan nasional pada 14 September 1993. Selain itu di Serui didirikan pula monumen Silas Papare.

SEJARAH SINGKAT DINASTI UMAYYAH



Kekhalifahan bani Umayyah, adalah kekhalifahan pertama setelah masa khulafaur rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd Asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan.
Beliau pada mulanya hanyalah gubernur Syam. Akan tetapi setelah terjadi pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan, maka situasi itu dimanfaatkannya untuk melawan kekuasaan Ali bin Abi Thalib. Sehingga timbul perang Siffin.
Hampir semua sejarawan membagi Dinasti Umayah menjadi dua (2), yaitu ; pertama Dinasti Umayyah yang dirintis dan didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (Siria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah system pemerintahan dari system khalifah pada system mamlakat (kerajaan/monarki).
Dan kedua, Dinasti Umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid Ibn Abd Al-Malik; kemudia diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah setelah berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah di Damaskus.
Daulah Bani Umayyah mempunyai peranan penting dalam perkembangan masyarakat di bidang politik, ekonomi dan sosial. hal ini didukung oleh pengalaman politik Muawiyah sebagai Bapak pendiri daulah tersebut yang telah mampu mengendalikan situasi dan menepis berbagai anggapan miring tentang pemerintahannya.
Muawiyah bin Abu sufyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib.
Perintisan Dinasti Umayyah dilakukan oleh Muawiyah dengan cara menolak membaiat Ali bin Abi Thalib, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (Tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik sangat menguntungkan Muawiyah.
Keberuntungan Muawiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij membunuh Khalifah Ali r.a. jabatan khalifah dipegang oleh putranya, Hasan Ibn Ali selama beberapa bulan. Akan tetapi, karena tidak didukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat, akhirnya Muawiyah melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi perjanjian itu adalah bahwa penggantian pemimpin akan diserahkan kepada umat Islam setelah masa Muawiyah berakhir.
Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M (41 H). dan pada tahun tersebut dinamakan ‘amu Jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan umat Islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik, yaitu Muawiyah. Pada masa itu, umat Islam telah bersentuhan dengan peradaban Persia dan Bizantium.
Oleh karena itu, Muawiyah juga bermaksud meniru cara suksesi kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan).
Pada masa dinasti Umayyah politik telah mengalami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama dalam hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan, Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha Negara.
Kemajuan dalam bidang pendidikan yang dicapai pada masa ini berkaitan sekali dengan mantapnya system pemerintahan Islam sebagai suatu Negara. Pada masa ini, perhatian Kaum Muslimin diarahkan kepada pembangunan peradaban, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Hal ini tiada lain adalah karena adanya hubungan atau persentuhan dan kontak budaya dengan bangsa-bangsa lain yang telah ditaklukkan.
Pada masa Dinasti Muawiyah pendidikan Islam mencapai kemajuan yang sangat pesat, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Berbagai disiplin ilmu berkembang pesat pada masa itu. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculnya figure-figur ilmuan yang cemerlang di bidangnya masing-masing dan sampai sekarang, buah pikiran mereka menjadi bahan rujukan para akademis, baik dibarat maupun di timur.
Islam pada masa Dinasti Muawiyah telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad XII.
Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasa Bani Umayah yang ke-5, Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).
Pada masa ini, lembaga pendidikan adalah masjid dan kuttab. Mesjid telah memegang peranan sebagai lembaga pendidikan sejak zaman Rasulullah. Di Masjidlah Rasulullah menyampaikan ajaran-ajaran keislaman. Kemudian para khulafaur Rasyidin juga memfungsikan masjid sebagai tempat pendidikan, begitu juga sampai kepada zaman Bani Umayyah.
Di masjid para ulama memberikan pendidikan agama dalam berbagai cabang ilmu keagamaan. Dalam Masjid terdapat dua tingkatan sekolah, tingkatan menengah dan tingkatan perguruan tinggi. Pelajaran yang diberikan dalam tingkat menengah dilakukan secara perorangan, sedangkan pada tingkat perguruan tinggi dilakukan secara halaqah, murid duduk bersama mengelilingi guru.[9] Secara garis besarnya pola pendidikan pada masa Dinasti Muawiyah dapat digambarkan sebagai berikut :
 Kuttab
Umat muslim pada masa Umayyah telah menoreh catatan sejarah yang mengagumkan dalam bidang intelektual, banyak perestasi yang mereka peroleh khususnya perkembangan pendidikan Islam. Pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan Islam sangat tergantung pada penguasa yang menjadi pendorong utama bagi kegiatan pendidikan.
Menurut Abuddin Nata, di Andalusia menyebar lembaga pendidikan yang dinamakan Kuttab.[10] Kuttab termasuk lembaga pendidikan terendah yang sudah tertata dengan rapi dan para siswa mempelajari berabagai macam disiplin Ilmu Pengetahuan diantaranya Fiqih, Bahasa dan sastra, serta music dan kesenian :
Fiqih
Dalam bidang fiqih, karena Spanyol Islam menganut mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi Fiqih dari mazhab Imam Maliki. Para Ulama yang memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya adalah Abu bakar idn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam pemerintah Islam di Andalusia. Bahasa Arab ini diajarkan kepada murid-murid dan para pelajar, baik yang Islam maupun non-Islam. Dan hal ini dapat diterima oleh masyarakat, bahkan mereka rela menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, sehingga mereka terampil dalam berbicara maupun dalam tatabahasa. Di antara ahli bahasa tersebut yang termasyhur ialah Ibnu Malik pengarang kitab Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajjjj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Garnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra banyak bermunculan, seperti Al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abidin Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Basam, kitab al-Qalaid buah karya Al-Fath Ibn Khaqan dan banyak lagi yang lainnya.
Musik dan Kesenian
Sya’ir merupakan ekspresi utama dari peradaban Andalusia. Pada dasarnya sya’ir mereka didasarkan pada model-model sya’ir Arab yang membangkitkan sentiment prajurit dan interes faksional para penakluk Arab.[14] Dalam bidang musik dan suara, Islam di Andalusia mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab.Ia selalu tampil mempertunjukan kebolehannya. Kepiawaiannya bermusik dan seni membuat ia menjadi orang termasyhur dikala itu, ilmu yang dimilikinya diajarkan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan dan juga kepada para budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.[
 Pendidikan Tinggi
Masarakat Arab yang berada di Andalusia merupakan pelopor peradaban dan kebudayaan juga pendidikan, antara pertengahan abad kedelapan sampai dengan akhir abad ketigabelas. Melalui usaha yang mereka lakukan, ilmu pengetahuan kuno dan ilmu pengetahuan Islam dapat ditransmisikan ke Eropa.
Bani Umayah yang berada dibawah kekuasaan Al-Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah memberikan banyak sekali penghargaan terhadap para sarjana. Ia telah membangun Universitas Cordova berdampingan dengan Masji Abdurrahman III yang selanjutnya tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan tinggi lainnya didunia.
Universitas Coedova menandingi dua Universitas lainnya yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizhamiyah di Bagdhad, dan telah menarik perhatian para pelajar tidak hanya dari Spanyol ( Andalusia), tetapi juga dari Negara-negara Eropa lainnya, Afrika dan Asia.
Di antara para ulama yang bertugas di Universitas Cordova adalah Ibn Qutaibah yang dikenal sebagai ahli tata bahasa dan Abu Ali Qali yang dikenal sebagai pakar filologi. Universitas ini memiliki perpustakaan yang menampung koleksi sekitar Empat Juta buku.
Universitas ini mencakup jurusan yang meliputi Astronomi, Matematika, Kedokteran, Teologi dan Hukum. Jumlah muridnya mencapai Seribu orang. Selain itu di Andalusia juga terdapat Universitas Sevilla, Malaga dan Granada yang didalamnya mengajarkan Mata Kuliyah Teologi, Hukum Islam, Kedokteran, Kimia, Filsafat dan Astronomi.






GURU, ANJEUN AYA TERUS DI HATE ABDI






Guru..
Anjeun nyaeta pahlawan pikeun abdi..
Anu ngajaran abdi ku pinuh rasa bungah jeung ikhlas..
Pake naon abdi kedah bisa ngabalesna?

Guru..
Anjeun teu pernah cape jeung nyerah pikeun ngabimbing abdi..
Ayena, abdi janji moal pernah nyerah pikeun diajar elmu ku anjeun, sabab abdi hoyong sami sepertos anjeun..


Wahai, guru abdi..
Mulia pisan hate anjeun ngajaran sarta ngadidik abdi..
Anjeun teu pernah kenal letih sarta bosen..


Hampurakeun abdi wahai guru..
Pikeun kasalahan abdi murid anjeun ieu nu mungkin sering nyieun kakesel anjeun..
Abdi serahkeun jiwa raga ieu supaya bisa di didik ku anjeun.


Tina izin allah ya Rabbi…
Anjeun nyaeta guru abdi anu sajati..
Mugi pangeran masihan rahmatna pikeun anjeun..
Guru abdi nu ku abdi pikanyaah!




ENTREPRENEURIAL MINDSET


KERANGKA FIKIR seseorang dipengaruhi oleh :
  1. Input informasi
  2. Lingkungan sekitar
  3. Pengalaman masa lalu

Karakteristik Mindset :
  1. Memiliki hasrat untuk selalu mencari peluang baru
  2. Hanya mengejar peluang yang terbaik
  3. Mendisiplinkan diri untuk mewujudkan peluang tersebut
  4. Fokus pada keputusan eksekusi, tidak hanya perencanaan saja
  5. Melibatkan kemampuan orang lain dalam tim
 (McGrath & MacMillan,2000:3)

Intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar. Intrapreneurship umumnya dimulai dari karyawan dalam sebuah organisasi yang mempunyai sebuah ide bisnis atau inivasi. Istilah “corporate entrepreneurship” telah berkembang menjadi “intrapreneurship”, sebuah usaha yang dimaksud untuk mencerminkan kegiatan usaha “intrakorporat” (Hisrich, et all, 2008). Intrapreneursip adalah entrepreneurship yang dipraktekkan di dalam sebuah organisasi yang mapan. Ada pandangan yang mengatakan bahwa intrapreneurship adalah suatu entrepreneurship yang selalu menekankan pada pengembangan sumber daya menusia, yaitu sumber daya dari dalam untuk memacu bisnis yang sukses.



Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneurship:
  1. Harus visioner leader
  2. Pemimpin Intrapreneur harus fleksibel dan menciptakan manajemen yang memberi kebebasan kreativitas
  3. Mendorong munculnya teamwork dgn pendekatan multidisiplin keahlian >> produksi, marketing, keuangan dsb. Harus diciptakan diskusi terbuka untuk mencari ide baru.
Wanita Wirausaha
Wanita berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini. Diungkapkan oeh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun.(sekitar tahun 1893). Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921oleh Charless Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise Syimmers menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari Amerika itu menyebutkan bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak kenal lelah mencari terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu tidak mendapat respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita).
Karya tulis ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, bahkan Amerika sejak 1921.
Semasa dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan keprihatinan, namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk belajar sendiri. Bahkan belajar bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu kartini dengan cara berprihatin mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan suatu modal mengejar kemajuan.
Sekarang ini sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.
Kita jumpai juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Semua bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang selalu memperjuangkan hak emansipasi.
2.        Faktor-Faktor yang Menunjang/Menghambat Wanita Wirausaha
Ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita karier dalam bidang wirausaha, yaitu:
(a)      Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga, dapat diterapkan dalam kehidupan usaha
(b)     Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam manajemen perusahaan.
(c)      Faktor adat istiadat, contohnya di Bali dan Sumatra Barat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur Rumah Tangga.
(d)     Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan, kosmetik, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tersebut.
(e)      Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Adapun disamping faktor-faktor yang mendorong, juga ada faktor yang menghambat wanita untuk menjadi pengusaha, antara lain:
1.        Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu RT ada masa hamil, menyusui tentu agak mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan wewenang atau tugas kepada karyawan.
2.        Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh dalam urusan RT. Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian penuh. Dan ini akan mengganggu aktifitas usahanya. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobi, acara makan malam, dan lainnya. Juga adanya anggapan/ kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi usaha yang besar.
3.        Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam pengambilan keputusan, karena ada faktor emosional, maka keputusan yang diambil juga akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam memimpin karyawan, muncul elemen-elemen emosional yang mempengaruhi hubungan dengan karyawan pria atau wanita yang tidak rasional lagi.
4.        Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu adalah bila ia mau membeli menawar rendah sekali, tapi bila mau menjual dengan harga sangat tinggi.
Sebab-sebab kegagalan bisnis kecil (Bovee, 2004):
§   Kurang menguasai manajemen
§   Kurang pengalaman dalam industry
§   Kekurangan modal
§   Perencanaan bisnis kurang matang
§   Kurang jelas, tidak realistis dalam menetapkan tujuan
§   Tidak berhasil menarik konsumen
§   Pertumbuhan tidak terkendali
§   Lokasi kurang cocok
§   Keuangan kurang control, persediaan barang kurang mencukupi.
Semua kelemahan-kelemahan dapat diatasi dengan berbagai cara, dengan bantuan teknologi yang semakin canggih dewasa ini, serta dunia pendidikan/pelatihan yang dapat membantu kelemahan-kelemahan dalam manajemen emosional.
3.        Perbedaan Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha
Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis.
Walaupun antara pengusaha wanita maupun pria pada umumnya sama, namun dalam beberapa hal ada perbedaan tingkat motivasinya dalam membuka bisnis. Perbedaan-perbedaan ini antara lain;
a.   Wanita pengusaha dimotifasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustrasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang dan tidak dapat mengembangkan bakat-bakat yang ada pada dirinya.
b.   Dalam hal permodalan, bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal sedangkan wanita pengusaha memperoleh sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman modal dari Bank dibanding pria.
c.   Mengenai karakteristik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan pleksibel, realistic dan kreatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat.
d.   Usia memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45 Tahun.
e.   Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita, dan kelompok-kelompok sepergaulannya.
f.    Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya, tapi kalau pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relations




KEWIRAUSAHAAN




DEFINISI KEWIRAUSAHAAN MENURUT PARA AHLI
Thomas W Zimmerer, Kewirausahaan adalah penerapan keinovasian dan kreativitas untuk pemecahan masalah dan memanfaatkan berbagai peluang yang dihadapi orang lain setiap hari. Acmad Sanusi, Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan didalam perilaku yang menjadi dasar tujuan, kiat, siasat, tenaga penggerak, proses dan hasil bisnis. Soeharto Prawiro, Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan perkembangan usaha.
SIAPAKAH WIRAUSAHAWAN ITU ?
Peter F. Drucker, Wirausahawan adalah orang yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Sedangkan menurut William D. Bygrave, Wirausahawan adalah seseorang yang mencari peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya.
Jadi, kewirausahaan adalah ciri, watak dan sifat seseorang atas kemauan yang dimiliki untuk mewujudkan gagasan yang inovatif terhadap dunia realistik serta mampu menciptakan sifat yang kreatif. Dan orang yang berwirausaha disebut sebagai wirausahawan.

JENIS ENTREPRENEUR
1.    Business Entrepreneur
a.    Homebased Entrepreneur
b.    Virtual Entrepreneur
c.    Serial Entrepreneur
d.    Traditional Entrepreneur
2.    Academic Entrpreneur
3.    Goverment Entrepreneur

4.    Social Entrepreneur
Umumnya bisnis ini akan dilakukan oleh orang yang berkecimpung di dunia pelayanan sosial seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya yang membutuhkan dukungan sumber daya manusia. Contohnya adalah membuka Taman Kanak-Kanak dan membuka Klinik.

RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN
1. Lapangan agraris
Ruang lingkup yang pertama ini mencakup berbagai kegiatan kewirausahaan yang ada pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Misalnya yaitu para petani yang menanam padi sehingga padi tersebut dapat diperjualbelikan. Atau juga, para pengusaha perkebunan yang menanam berbagai tanaman yang dapat dipanen dan kemudian dapat diperjualbelikan seperti teh, kopi dan kelapa sawit.
2. Lapangan perikanan
Dalam ruang lingkup perikanan, semua kegiatan kewirausahaan tentu saja berhubungan dengan ikan. Ada usaha pemeliharaan ikan dan penetasan ikan, contohnya budidaya lele atau ikan hias. Ada pula usaha makanan ikan yaitu pembuatan pakan ikan seperti pelet. Kemudian, usaha pengangkutan ikan pun tercakup dalam ruang lingkup ini.
3. Lapangan peternakan
Seperti namanya, ruang lingkup kewirausahaan ini mencakup semua usaha dalam sektor peternakan. Misalnya saja usaha pengembangbiakkan burung atau unggas, dan ada juga usaha peternakan bangsa binatang menyusui seperti kambing dan sapi.
4. Lapangan perindustrian dan kerajinan
Dalam ruang lingkup yang satu ini, ada empat kategori berbeda yang bisa disebutkan. Pertama yaitu industri besar, dan kedua ada industri menengah yang diikuti oleh industri kecil. Kemudian, untuk kategori terakhir, pengrajin, dibagi menjadi beberapa usaha yaitu pengolahan hasil pertanian seperti beras, perkebunan seperti teh, perikanan seperti ikan, peternakan seperti ayam dan kehutanan seperti pembuatan mebel.
5. Lapangan pertambangan dan energi
Pada ruang lingkup ini, semua kegiatan kewirausahaan dilakukan dalam sektor pertambangan dan energi. Sebagai contohnya yaitu pengusaha yang beroperasi dalam tambang batu bara, minyak bumi, dan masih banyak contoh yang lainnya.
6. Lapangan perdagangan
Dalam kewirausahaan, lapangan perdagangan dibagi menjadi tiga kategori yaitu sebagai pedagang besar, sebagai pedagang menengah, dan sebagai pedagang kecil seperti pengusaha toko kelontong atau lainnya.
7. Lapangan pemberi jasa
Dalam ruang lingkup yang terakhir ini, ada beberapa kategori yang tercakup. Ada pedagang perantara, koperasi, pengusaha angkutan, pemberi kredit atau perbankan, pengusaha biro jasa travel pariwisata, pengusaha hotel dan restoran,pengusaha asuransi, perbengkelan, tata busana, pergudangan, dan lain sebagainya.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Menurut William D. Bygrave mengemukakan terdapat 10 karakteristik kewirausahaan, sebagai berikut :
1.      Dreams ( Mimpi )
Visi masa depan serta kemampuan untuk mengimplementasikan mimpi tersebut.
2.      Decisiveness ( Ketegasan )
Tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil keputusan, kecepatan dianggap sebagai kunci kesuksesan.
3.      Doers ( Pelaku )
Menentukan suatu tindakan dan melakukannya secara cepat dan tepat
4.      Determination ( Ketetapan Hati )
Mengimplementasikan usaha dengan komitmen total, tidak menyerah saat mengalami kesulitan.
5.      Dedication ( Berdedikasi )
Memiliki dedikasi total terhadap usahanya. Bila dianggap perlu akan mengesampingkan hubungan dengan keluarga dan temannya. Kerja keras tidak kenal lelah.
6.      Devotion ( Kesetiaan )
Mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam menjual produk bagi kemajuan usahanya.
7.      Details ( Terperinci )
Bersifat kritis dan melakukan perincian dalam berbagai hal yang menyangkut usahanya.
8.      Destiny ( Nasib )
Bertanggungjawab atas nasib dirinya dan tidak tergantung kepada orang lain.
9.      Dollars ( Uang )
Menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan.
10.  Distribute ( Distribusi )
Mendistribusikan atau mendelegasikan sebagian dari tugas, wewenang, dan tanggungjawab kepada orang lain.


MANFAAT KEWIRAUSAHAAN
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1.      Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2.      Memberi peluang melakukan perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3.      Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4.      Memiliki peluang untruk meraih keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. “Orang-orang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan atas usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakan
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda”  Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau perjalanannya.
Dengn beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa menjadi usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan.




TUJUAN KEWIRAUSAHAAN
Tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:
1.   Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2.   Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3.   Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

4.   Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive