A.
CIRI-CIRI UMUM
Menurut
Barry Cushway, mengakui meskipun ada bermacam-macam organisasi, hanya sedikit
terdapat persamaan, tetapi upaya membandingkan organisasi supaya mengetahui
kelebihan dan kekurangannya. Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik
yang khas, semua organisasi memiliki hal-hal tertentu yang sama yaitu:
1.
Satu tujuan
2.
Satu struktur.
3.
Proses untuk mengkoordinasi kegiatan
4.
Orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda.
Pengamat
yang lain mengatakan bahwa dalam setiap organisasi, entah tertulis atau tidak
terdapat apa yang disebut: Visi, Misi, iklim organisasi, budaya organisasi,
motivasi, norma-norma kelompok, dan sebagainya. Semua unsur-unsur tersebut
sangat menentukan (berpengaruh) terhadap perilaku organisasi, dapat diringkas
sebagai berikut: Proses, Iklim, Motivasi, Budaya, Struktur, Norma kelompok,
Gaya manajemen, Pengaruh luar
B. PENGELOMPOKAN ORGANISASI
Max
Weber (1964) membuat kategori organisasi menurut jenis wewenang yang
dilaksanakan:
1. Organisasi Tradisional
Wewenang
ditentukan oleh kebiasaan, serta kepercayaan yang telah lama ada dan tidak
perlu dipertanyakan.
2. Organisasi Kharisma
Wewenang
diambil dari mutu pribadi pemimpinnya.
3. Organisasi Birokrasi
Wewenang didasarkan pada pengakuan atas
aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
Katz
dan Kahn (1978) mengemukakan sebagai berikut:
1. Organisasi
Ekonomis, berkaitan dengan penciptaan kesejahteraan, pembuatan barang dan jasa.
2. Organisasi
Perawatan, yang berkaitan dengan sosialisasi orang untuk melakukan peran,
seperti sekolah.
3. Organisasi
Penyesuaian, berkaitan dengan menciptakan pengetahuan mengembangkan dan menguji
teori. Contohnya; Universitas, lembaga riset.
4. Organisasi
Manajerial dan Politik, berkaitan dengan Perundang-undangan, koordinasi, dan
pengendalian sumber daya. Contoh; pemerintahan, partai politik, dan serikat
buruh.
C. BUDAYA ORGANISASI
1. Nilai dan kepercayaan tentang:
a.
Waktu
b.
Efisiensi
c.
Diri
d.
Tindakan
e.
Kerja
2. Nilai dan kepercayaan tentang:
a.
Karyawan
b.
Pelanggan
c.
Produksi
d.
Manajemen
e.
Masyarakat
f.
Dll.
3. Efektifitas organisasi:
a.
Efisiensi
b.
Kepemimpinan
c.
Motivasi
d.
Kinerja
e.
Komitmen
f.
Kepuasan
4. Iklim organisasi
a.
Tanggung jawab tingkat pendelegasian
b.
Standar
c.
Imbalan
d.
Keramahan semangat tim persaudaraan
e.
Kesiapan teknologi
f.
Komunikasi terbuka
5. Iklim komunikasi:
a.
Dukungan
b.
Keikutsertaan dalam proses keputusan
c.
Kejujuran, percaya diri, dan keandalan
d.
Terbuka dan tulus
e.
Tujuan kinerja yang tinggi
D. KEBERADAAN ORGANISASI
1. Organisasi Paranoid (ketakutan):
a.
Mutu produksi tidak konsisten.
b.
Lamban menanggapi perubahan
c.
Kekurangan produk inovatif
d.
Struktur biaya boros
e.
Keterlibatan karyawan rendah
f.
Layanan pada konsumen tidak responsif
g.
Kurang alokasi sumber daya
2. Organisasi gagal:
a.
Krisis identitas
b.
Kegagalan visi
c.
Terperangkap skenario besar
d.
Ketinggalan jaman
e.
Mengabaikan konsumen
f.
Musuh dalam selimut.
g.
Dll.
3. Organisasi yang sehat:
- Mendefinisikan dirinya sebagai sistem
- Mempunyai sistem
penginderaan yang kuat
untuk menerima
informasi terbaru.
- Mempunyai rasa tujuan yang kuat.
- Beroperasi dalam mode bentuk mengikuti fungsi.
- Menggunakan manajemen tim sebagai mode
yang dominan
- Menghormati pelayanan konsumen
- Manajemen digerakkan oleh informasi
- Keputusan dibuat di tingkat yang paling
dekat dengan pelanggan
- Mempertahankan komunikasi yang relatif
terbuka di seluruh sistem
- Para manajer dan tim kerja dinilai dari
kinerja dan kemajuan yang dihasilkan.
- Organisasi beroperasi dalam suatu mode
pembelajaran.
- Toleransi yang tinggi dalam hal-hal yang
berbeda, tetapi menghargai inovasi dan kreativitas
- Memperhatikan kesejahteraan dan tuntutan
keluarga
- Memiliki agenda sosial yang eksplisit
- Memberi perhatian pada pekerjaan yang
efisien.
E. DAUR HIDUP ORGANISASI
Seperti
kebanyakan organisasi sosial berbagai data empirik membuktikan bahwa organisasi
sosial dan sejenis banyak yang timbul tenggelam, muncul lalu hilang lagi,
berubah arah, melalui tahap-tahap tertentu, kemudian mati dan biasanya mencoba
menghidupkannya kembali. Untuk itu perlu kiranya kita memahami daur hidup
organisasi sebagai berikut:
1.
Pacaran
Ini
adalah tahap awal sebelum suatu organisasi sosial lahir dan dibentuk. Pada
tahap ini ada beberapa orang berkumpul dan berbincang-bincang. Bagai orang yang
dimabuk cinta, mereka akan mengatakan hal itu pada siapa saja. Pada tahap ini
saling berikrar untuk mengikat jadian pacaran untuk membentuk organisasi.
2.
Bayi
Jika
gagasan pembentukan suatu organisasi diterima dan benar-benar disepakati,
lahirlah suatu oganisasi baru. Tetapi seperti biasanya, organisasi yang masih
“bayi” ini meletakkan serangkaian kegiatan yang belum jelas benar arah dan
tujuannya.
3.
Kanak-kanak
Berhasil
melalui masa bayi, suatu organisasi kemudian memasuki tahap kanak-kanak yang
mulai belajar mengenal, ingin tahu, dan melakukan apa saja. Pada tahap ini para
anggota organisasi berusaha meraihnya dengan semangat menggebu-gebu.
4.
Remaja
Melewati
masa kanak-kanak, suatu organisasi segera beranjak menjadi remaja yang mulai
menyadari adanya atuan-aturan, tata tertib, juga adab kesopanan serta tata
krama. Pada tahap ini, suatu organisasi mulai menggunakan sebagian besar
waktunya untuk memapankan sendi-sendi administrasinya.
5.
Dewasa
Jika
konflik-konflik intern pada tahap remaja dapat diatasi, suatu organisasipun
mulai memasuki tahap usia dewasa. Pada tahap ini, organisasi sudah menekankan
pada orientasi pada hasil dan prestasi kerja, adanya pandangan bersama yang
utuh dan padu, serta mekanisme sistem yang lebih efisien.
6.
Matang
Oleh
rasa dorongan hasrat yang demikian besar untuk menikmati hasil-hasil kerja
dimasa lalu, organisasi pada tahap ini mulai bergerak memasuki masa
kematanganya. Pada tahap ini organisasi mencapai puncak kemampuannya, yang
tetap berusaha mempertahankan orientasi hasil dan tingkat prestasi yang telah
dicapainya. Organisasi mulai sungkan menangapi hal-hal yang baru dan lebih suka
mengerjakan hal-hal yang sudah terbukti berhasil selama ini.
7.
Aristrokrasi
Pada
tahap ini suasana organisasi mulai membosankan. Orang-orang yang memegang
tampuk kekuasaan organisasi secara tidak sadar mulai dihinggapi rasa khawatir
berlebihan tentang berkelanjutan hidup organisasi dan masa depannya, namun
tidak pernah diungkapkan terus terang.
8.
Birokrasi awal
Cepat
atau lambat organisasi yang aristokratis tadi akan tersentak kaget jika ada
yang mulai berani menyampaikan ada sesuatu yang salah dalam organisasi.
Sumber-sumber dana utamanya selama ini mungkin segera menolak memberikan
dukungan lebih lanjut.
9.
Birokrasi
Pada
saat ini organisasi sosial tiba pada tahap birokrasi penuh, yang tertinggal
pada organisasi hanyalah setumpuk peraturan yang njlimet dan pekerjaan rutin
tulis menulis gaya kantoran resmi. Tidak ada lagi sesuatu yang berarti yang
bisa dilakukan, segala sesuatu mesti tertulis. Suasana kerja benar-benar
menjadi tenang dan damai, mereka akan setuju tentang apa saja, namun tidak
pernah melakukan apapun.
10.Mati
Akhirnya,
organisasi sosial akan mati, meskipun dalam kenyataannya banyak organisasi
birokratis tidak benar-benar mati, namun mereka tetap berada pada keadaan yang
“setengah mati”.
No comments:
Post a Comment