Pengertian dan Asal-Usul Agama
Agama adalah suatu sistem ajaran
tentang Tuhan, di mana penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual,
moral, atau sosial atas dasar aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu, umumnya suatu
agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
- aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ke-Tuhanan yang harus diyakini.
- Aspek ritual, yaitu ajaran tentang tata-cara berhubungan dengan Tuhan untuk minta perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan penghambaan
- Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan baik bagi individu dalam kehidupan.
- Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
Berdasarkan asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama sebagai
sebuah lembaga kepercayaan dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis,yaitu :
- Agama yang berkembang dan muncul dari budaya masyarakat. Biasanya muncul dan berkembang sebagai reaksi dari lingkungan alam tempat manusia tinggal. Agama sejenis ini dapat disebut Agama Budaya atau agama Bumi (Ardli) seperti Hindu, Shinto atau agama-agama primitif dan tradisional.
- Agama yang disampaikan oleh orang yang mendapat wahyu dari Tuhan dan ajaran-ajaran yang mereka sebarkan juga berasal dari Tuhan. Agama sejenis ini disebut Agama Langit atau Samawi yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.
- Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia tidak mengaku dan mengklaim bahwa dirinya mendapatkan wahyu dari Tuhan, tetapi dia memiliki pemikiran-pemikiran yang mengagumkan tentang konsep-konsep kehidupan sehingga bayak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama dalam suatu masyarakat. Agama jenis ini dinamakan agama filsafat seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
B. Agama-Agama Besar
Di antara sekian banyak agama ada
beberapa agama yang dianggap besar karena memiliki penganut yang banyak dan
ajarannya sistematis yaitu: Agama Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha, Kong
Hu Cu, Agama Sinto, Yahudi, Zoroaster dll.
Agama-agama tersebut ada yang
bersifat kebangsaan dan ada yang bersifat mendunia (mondial). Yang bersifat
kebangsaan adalah agama yang identik dengan suatu bangsa atau ras tertentu dan
bangsa penganutnya mengklaim bahwa agama tersebut sebagai miliknya saja,
sedangkan bangsa lain tidak harus menjadi pengikut dan penganutnya, seperti Yahudi bagi bangsa
Yahudi dan Hindu bagi bangsa India atau Kong Hu Cu bagi bangsa Cina, Sinto bagi
bangsa Jepang. Agama mondial adalah agama yang mengklaim sebagai agama untuk
seluruh bangsa. Oleh karena itu ajaran-ajarannya disebarkan kepada seluruh
bangsa di dunia. Agama sejenis ini disebut agama mesianis, seperti agama Islam,
Kristen dan Budha.
C. Islam Sebagai Agama Fitrah
Islam adalah sistem ajaran Ketuhanan
yang berasal dari Allah SWT, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Sebagai agama yang diturunkan oleh
Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras denga
fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara umum
sejak kelahiran (bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya
yang masih bersifat potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih
perlu dikembangkan dan diarahkan oleh ihtiar manusia baik fitrah yang berkaitan
dengan dimensi fisik atau non fisik, yaitu akal, nafsu, perasaan dan kesadaran
(qalb) dan ruh.
Islam mengarahkan fitrah kepada hal yang konstruktif bagi kehidupan
manusia, baik individual dan komunal tanpa membunuh potensi yang dimiliki oleh
setiap jenis fitrah. Sebagai contoh : akal sebagai instrumental untuk berfikir
dalam menentukan pengembangan kemampuan akal manusia memiliki kencenderungan
malas dan kurang minat. Maka ajaran Islam mendorong agar manusia mau berfikir
dan mengembangkan kemampuannya. Ajaran Islam memerintahkan kepada umatnya baik
laki-laki maupun perempuan dari anak-anak sampai lanjut usia untuk terus
belajar dan berfikir.
Nafsu adalah unsur
pendorong gerak pada manusia sehingga manusia menjadi dinamis dan ajaran Islam
mengendalikan arah perkembangan nafsu ini tanpa membunuh dan mengerem agar
tidak terjerumus dalam kebinasaan. Hawa nafsu merupakan salah satu godaan yang
dapat menjerumuskan manusia kepada hal-hal yang dilarang oleh ajaran Islam.
No comments:
Post a Comment