Setelah diuraikan mengenai pengertian dari istilah
andragogi, maka pada bagian ini kita tinjau mengenai pendidikan andragogi.
Secara alamiah, orang dewasa memiliki kemampuan menetapkan
tujuan belajar, mengalokasi sumber belajar, merancang strategi belajar dan
mengevaluasi kemajuan terhadap pencapain tujuan belajar secara mandiri.
Dari perspektif waktu dan
orientasi belajar, orang dewasa memandang belajar itu sebagai suatu
proses pemahaman dan penemuan masalah serta pemecahan masalah (problem finding
and problem solving), baik berhubungan
dengan masalah
kekinian maupun masalah
kehidupan di masa depan.
1. Pandangan Baru Pendidikan
Pada umumnya kita masih memandang
bahwa fungsi pendidikan adalah memindahkan atau mentransformasikan semua
pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, mentransformasikan dari
generasi tua ke generasi muda. Sekarang ada pandangan baru bahwa fungsi
tersebut sudah tidak tepat lagi. Bila fungsi pendidikan hanya mentrasformasikan
kebudayaan kepada generasi muda, fungsi itu baru mengenaai sasarannya bila
memenuhi persyaratan berikut :
a. Kualitas ilmu pengetahuan yang akan ditransfer
lebih kecil atau terbatas jumlahnya sehingga sistem pendidikan mampu
mewadahinya.
b. Tingkat perubahan yang terjadi pada masyarakat
relatif lambat ataau kecil, sehingga memungkinkan bagi sistem peendidikan untuk
melaksanakan transformasi sebelum terjadi perubahan baru lagi.
Dengan kata lain, transformasi
dapat dilakukan karena jarak antara akumulasi ilmu pengetahuan dengan proses
transformasi cukup besar. Dalam kenyatannya dewasa ini tidaklah demikian.
Sekarang kita hidup dalam abad perubahan. Segala sesuatu bergerak dengan cepat;
seperti halnya yang trjadi dalam perkembangan ilmu pengetahuan daan sosial,
khususnya dibidang teknologi dan pendidikan.
Proses percepatan perubahan
inilah yang menimbulkan kesangsian atas manfaat teori transformasi. fungsi
pendidikan tidak hanya mentrasformasikan kebudayaan dari generasi tua ke
generasi muda. Pendidikan harusmenstimulasi generasi penerus agar mampu
menemukan dan mendapatkan kebutuhannya sendiri, yaitu kebutuhan yang sesuai
dengan kehidupannya kelak.
Apabila asumsi
tersebut memang benar maka akan ada dua kecenderungan dalam
pendidikan sebagai berikut :
a. Pendidikan bukan hanya milik dunia anak-anak
b. Tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata
tanggung jawab guru, tetapi tanggung jawab bersama antara guru dan
murid/siswa atau antara pelatih dan peserta. Artinya peserta/siswa berhak
ikut serta menentukan, baik tujuan maupun bahan/materi pendidikan.
Bila hal tersebut diakui
kebenarannya, maka pendidikan benar-benar merupakan proses belajar sepanjang
hayat. Pendidikan merupakan proses penemuan dan pengembangan terus menerus
atas kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Pandangan inilah yang
menimbulkan perubahan fungsi pendidikan, termasuk pendidikan orang dewasa.
2. Pandangan Baru Andragogi
Menurut pandangan baru, orang
dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri proses pengembangannya. Oleh karena itu,
memerlukan pendekatan yang berbeda dari pendekatan yang dilakukan terhadap
anak-anak. Pendidikan ini dikenal sebagai pendekaatan orang dewasa, atau lebih
dikenal dengan istilah andragogi.
Pemikiraan tentang
pendidikan orang dewasa muncul sekitar tahun 1920 dan 1948 dalam suatu artikel
pada The Journal of Adult Education yang diterbitkan oleh American
Association for Adult Education (Malcom S Knowles, 1980). Artikel itu membicarakan
tentang usaha beberapa pengajar yang memperlakukan pesertanya sebagaai orang
dewasa pada suatu kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini berbeda dari
kegiataan belajaar mengajar tradisionaal yang memperlakukan peserta sebagai
anak-anak.
Pada awalnya mereka
melakukan kegiatan itu hanya berdasarkan kebutuhan, belum didukung suaat teori.
Karena dasar berpijaknya masih pada pengalaman dan belum berdasarkan teori
pendidikan, maka pemikiran mereka kurang mendapat tanggapan dari para ahli
pendidikan. Mereka bekerja hanya didasarkan atas pemikiran yang praktis dan
sekadar mengikuti intuisi.
Pada tahun 1960 mulai dilaksanakan kegiatan
penelitiaan yaang difokuskan pada proses belajar-mengajar bagi orang
dewasa. Cyril O. houle mengawali gerakan penelitian melalui
tulisannya “The Inquiring Mind” yang diterbitkan oleh The University
of Wisconsin Press tahun 1961. Tulisan ini merupakan hasil wawancara
dengan 22 orang peserta kursus lanjutan. Dalam wawancara itu, Houle memperoleh
tiga temuan mengenai peserta kursus sebagai berikut.
a. Peserta yang berorientasi pada tujuan, yaitu
kelompok yang menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mencaapai tujuan dengan
sesingkat-singkaatnya dan jelas.
b. Peserta yang berorientasi pada kegiatan sebagai
sarana mencapai tujuan. Mereka berpendapat bahwa sebenarnya dan kenyatannya
tidak ada hubungan antara tujuan, isi program, dan kegiatan progaram.
c. Peserta yang berorientasi pada belajar, yaitu
merekaa yang menggunakan pendidikan hanya untuk kepentingan ilmu itu sendiri
atau belajar untuk mencari ilmu.
Dilihat
dari isi atau materi dan tujuan pokok dari pendidikan andragogi ini, perspektif
atau pandangan baru andragogi ini terletak pada subjek yang menjadi peserta
dalam pendidikan andragogi, subjek dari pendidikan andragogi ini merupakan
orang dewasa, yang secara pribadi telah matang untuk mengikuti proses
pendidikan. Selain itu, pendidikan andragogi ini lebih berpusat pada peserta
pendidikan, bukan lagi pada pendidik sebagai satu-satunya sumber dalam belajar
seperti halnya pendidikan untuk anak-anak (pedagogi).
Andragogi dalam pandangan yang
baru, bukan hanya sebagai pendidikan untuk orang dewasa, lebih dari itu, bahwa
fungsi dan peran dari pendidikan itu sendiri menjadi alasan pokok, mengapa seseorang
mengikuti pendidikan ini. Pandangan baru andragogi, bukan hanya berpusat pada
pemenuhan kebutuhan akan pendidikan bagi orang dewasa yang mengkutinya, tapi
sampai kepada berbagai kebutuhan lain yang dapat dipenuhi melalui pendidikan
andragogi ini. Misalnya seseorang mengikuti pendidikan untuk orang dewasa, dari
hasil yang ia dapatkan nantinya, selain ilmu yang didapat dari pendidikan, ia
juga mendapatkan pengharagaan atau nilai dari hasil pendidikan yang telah ia
peroleh. Banyak alasan dari diri individu secara pribadi, salah satunya
penaikan status sosial yang diperoleh melalui pendidikan ini.
C. Penyelenggaraan Pendidikan Andragogi Saat Ini
Penyelenggaraan pendidikan orang dewasa
pada saat ini banyak dijabarkan dalam program-progam yang memfasilitasi
pendidikan jenis ini. Program secara umum diartikan suatu kegiatan belajar
(kurikulum) yang dirancang oleh suatu lembaga (institusi) yang digunakan
bagi pesrta didik untuk mengikuti program untuk memasuki kegiatan belajar
sesuai dengan tujuan pendidikan (pembelajaran) yang ditetapkan.
Misalnya program kursus menjahit bagi
para peserta sesudah selesai mengikuti program untuk memasuki dunia kerja di
industri konveksi atau mendirikan usaha sendiri seperti butik atau penjahitan.
Institusi yang menyusun program pendidikan orang dewasa saat ini,
antara lain:
1. Lembaga Kursus
2. Pusat Pendidikan & Pelatihan (Balai Latihan
Tenaga Kerja atau BLK)
3. Pusat Kegiatan Belajar (SKB)
4. BPKB (Badan Pengembangan Kegiatan Belajar)
5. BPPNFI (Badan Pengembangan Pendidikan Non Formal
- Informal)
6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
7. Perguruan Tinggi (Program Pendidikan Ekstension)
8. Pendidikan dan Pelatihan di Perusahaan atau
Perkantoran
Selain dari mengetahui melalui media apa pendidikan andragogi disampaikan, kita
juga sebaiknya mengetahui tugas-tugas yang dilakuakan dalam penyelenggaraan
pendidikan orang dewasa, diantaranya :
1. Tugas sebagai guru (fasilitator)
2. Tugas sebagai pengembang program (program
developer)
3. Tugas sebagai pengelola (administration)
4. Tugas sebagai konselor (conselor)
Dibawah ini juga terdapat bebrapa jenis pendidikan orang dewasa :
1. Pendidikan Berkelanjutan (Continuing
Education)
Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan
ini ditujukan pada kegiatan untuk meperbaiki dan meningkatkan kemampuan
pengetahuan, dan keterampilan serta profesi, sehingga dapat dijadikan fasilitas
dalam peningkatan diri dan produktivitas kerja. Misalnya Pelatihan-pelatihan,
Penataran, dan Lokakarya.
2. Pendidikan Perbaikan (Corrective
Education)
Kesempatan belajar yang disajikan bagi orang dewasa yang mulai
memasuki usia tua dengan tujuan agar mereka dapat mengisi kekurangan
pendidikannya yang tidak sempat diperoleh pada usia muda. Misalnya :
Kursus-kursus pengetahuan dasar termasuk pemberantasan tuna aksara, latihan
berorganisasi, dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan usaha.
3. Pendidikan Populer (Popular
Education)
Kesempatan belajar yang disediakan bagi orang dewasa dan orang tua
dengan tujan agar mereka dapat mengenal perubahan dan variasi dalam kehhidupan
sehari-hari. Misalnya pergaulan dengan orang lain, rekreasi, dan pendidikan
yang berkaitan dengan kepuasan hidup.
4. Pendidikan Kader
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan pada umumnya oleh lembaga,
organisasi atau perkumpulan yang giat dibidang politik, ekonomi, kepemudaan,
kesehatan, dll. Tujuannya untuk membina dan meningkatkan kemampuan kelompok
tertentu yaitu kader, demi kepentingan, misi lembaga yang bersangkutan di
masyarakat.
5. Pendidikan Kehidupan Keluarga (Family
Life Education)
Suatu cabang pendidikan orang dewasa yang kegiatannya berkaitan secara
khusus dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan kegiatan kehidupan keluarga.
Tujuannya ialah memperluas dan memperkaya pengalaman anggota keluarga untuk
berpartisipasi dengan terampil dalam kehidupan keluarga sebagai satu kesatuan
kelompok. Misalnya : Hubungan dalam keluarga; pemeliharaan anak; kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat; dan pendidikan sekolah.
D. Masa Depan Pendidikan Andragogi
Semakin berkembangnya zaman, pendidikan
andragogi ini semakin menjadi sorotan publik. Saat ini banyak upaya pemerintah
maupun pihak lain yang bersangkutan mengupayakan pendidikan jenis ini. Banyak
ditemukan lembaga pelatihan maupun badan pelatihan yang didirikan untuk
memfasilitasi masyarakat dewasa yang ingin melanjutkan pendidikannya.
Hal ini tentunya menunjukan tanda bahwa
pendidikan bagi orang dewasa semakin diperlukan karena tuntutan dari
perkembangan zaman saat ini. Hal ini menunjukan adanya masa depan yang cerah
bagi pendidikan andragogi di Indonesia khusunya dan diseluruh dunia. Tingkat
kebutuhan masyarakat, disesuaikan dengan tuntutan zaman dan tantangan yang ada,
mendorong semakin banyaknya masyarakat dewasa yang mengikuti pendidikan
andragogi.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyid, Mohammad. 2014. Makalah Andragogi atau Pendidikan
Orang Dewasa. [Online]. Tersedia: http://pgsdberbagi.blogspot.com / 2014 /
01 / makalah-andragogi-atau-pendidikan-orang.html?m=1. [Diakses pada 17 Mei
2017].
Sarbini, Moh. 2013. Contoh Makalah Andragogi. [Online].
Tersedia: http://sarbini-moh.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-andragogi.html.
[Diakses pada 17 Mei 2017].
----------, 2011. Andragogi. [Online]. Tersedia:
http://ayiolim. wordpresst.com/2011/03/09/andragogi/. [Diakses pada 16 Mei 2017].
----------. 2010. Modul 1 Pembelajaran Orang Dewasa. [Online].
Tersedia: http://insafe.org/id/training/tot/501_adult_learning.html.
[Diakses pada 16 Mei 2017].
No comments:
Post a Comment