Tuesday, July 4, 2017

FILM KARTUN BAGI ANAK USIA DINI



Menonton film kartun adalah hal lazim untuk para anak-anak, bahkan juga bagi sebagian para remaja dan para orang dewasa yang sudah memang tertarik di dunia ini sejak masih kecil. Kebanyakan dari mereka memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap film kartun karena mereka menilai kartun itu memiliki cerita yang imajinatif dan terkesan heroik, dapat mempengaruhi imajinasi dan kreativitas, dan dapat menjadi alternatif sarana hiburan yang bisa menghilangkan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari.
Akhir-akhir ini memang sedang berkembang issue kalau menonton film kartun itu dilarang untuk anak-anak, karena film kartun memberikan banyak dampak negatif bagi anak-anak, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku anak-anak dalam aktivitasnya sehari-hari. Kebanyakan orang berpendapat, anak-anak yang menonton film kartun akan cenderung meniru hal-hal yang ada dalam film tersebut, termasuk hal-hal negatifnya. Anggapan ini menurut ane tidak sepenuhnya salah dan tidak pula sepenuhnya benar gan, karena memang semua produksi film, termasuk film kartun pastilah memiliki nilai-nilai moral yang ditanamkan, entah itu nilai-nilai yang baik ataupun yang kurang baik, semua kembali kepada kita bagaimana cara menanggapinya dan bagaimana cara kita memberikan pengetahuan dini terhadap anak-anak kita dalam menonton film kartun agar dia mengerti mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, mana hal yang boleh dilakukan dan mana hal yang tidak boleh di lakukan, serta mana hal yang boleh ditiru dan mana hal yang tidak boleh ditiru.

a. Pengertian Film dan Film Kartun
Film merupakan media yang menyajikan pesan audio-visual dan gerak sehingga film memberikan daya tarik tersendiri, sehingga dengan menggunakan media ini anak akan lebih menikmati suatu pembelajaran.
Menurut Arsyad (2004:49) “Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup”. Lebih lanjut Arsyad mengemukakan bahwa “Film dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat dan memperpanjang waktu serta mempengaruhi sikap”.
Kata kartun berasal dari bahasa Inggris cartoon atau dalam bahasa Italia,cartone yang berarti kertas tebal. Awalnya kartun mengacu pada pengertian gambar rencana, dalam seni murni kartun merupakan gambaran kasar atau sketsa awal dalam kanvas besar atau pada hiasan dinding pada bangunan arsitektural seperti mozaik, kaca dan fresco (Marianto dalam Indarto, 1999:13).
Film Kartun dapat disebut juga sebagai film animasi. Film kartun adalah bentuk dari gambar animasi 2 Dimensi (2D).Istilah animasi berasal dari bahasa Yunani anima, artinya jiwa atau hidup. Kata animasi dapat juga berarti memberikan hidup sebuah objek dengan cara menggerakkan objek gambar dengan waktu tertentu (Sibero,2008:9). Animasi tidak hanya digunakan untuk hiburan saja, animasi dapat juga digunakan untuk media-media pendidikan, informasi, dan media pengetahuan lainnya.Secara arti harfiah animasi adalah membawa hidup atau bergerak.Animasi adalah sebuah rangkaian gambar atau obyek yang bergerak dan seolah-olah hidup (Chandra, 2000:1).
Pada awalnya kartun dibuat untuk membantu dalam pembuatan fresco, yakni seni menggambar di kaca dengan warna-warna yang indah dan mengilustrasikan suatu legenda atau mitos pada masyarakat Eropa.Bukti arkeoleogis telah menemukan gambar kartun atau karikatur sudah ditemukan pada dinding-dinding dan jambangan bunga pada jaman Mesir kuno dan Yunani Kuno.
Lebih lanjut Marianto (Indarto, 1999:14) menjelaskan  Kartun berasal dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor.
Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.
            Film kartun atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak.Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Imajinasi dan daya cipta sang seniman memiliki porsi yang sangat tinggi dalam membuat sebuah film kartun. Ciri khas dari film animasi adalah baik cerita, adegan, tokoh maupun gambar nya begitu bebas dan seringkali melampaui atau menentang batas-batas realita dunia nyata. (Red-string.blogspot.com, 2013)
            Sedangkan menurut Nila Sari (tentang-kartunku.wordpress.com, 2011) :
Kartun animasi merupakan katun yang dapat bergerak atau hidup secara visual dan bersuara.Kartun ini tersusun dari gambar-gambar yang di lukis lalu direkam dan di tayangkan dalam televisi atau film.Jenis kartun ini mengambil peran penting dalam industri perfilman.

b. Jenis – Jenis Film Kartun
Film kartun zaman sekarang telah mengalami perkembangan yang pesat.Zaman dulu karakter kartun animasi mempunya prinsip sederhana, namun sekarang mempunyai beberapa jenis. Adapun jenis-jenis film kartun menurut Qirana (2012:1) yaitu “kartun animasi 2 dimensi, tiga dimensi, stop motion, serta kartun animasi jepang (anime)”. Penjelasan dari ketiga jenis animasi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a. Film kartun dua dimensi (2D). Film kartun ini adalah jenis film kartun yang banyak ditayangkan di televisi, terbuat dari gambar dua dimensi yang bergerak. Dahulu dibuat berdasarkan sketsa yang digambar oleh seniman dan dimanipulasi sedemikian rupa sehingga seakan bergerak.Seiring dengan kemajuan teknologi, proses pembuatan film kartun jenis ini sekarang sudah menggunakan unsur yang dikombinasikan dengan kreasi seniman. Contoh film kartun jenis ini banyak sekali, seperti :Tom and Jerry, Spongebob Squarepants, Dora The Explorer, Captain Tsubasa, Dragon Ball, dll.
b. Film kartun tiga dimensi (3D). Film kartun tiga dimensi atau biasa disebut 3D Animation, adalah produk film kartun yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi. Hampir seluruhnya menggunakan proses pengolahan, baik dalam pembuatan fisik tokoh, adegan, maupun setting suasana film. Film ini dalam banyak hal menggunakan model gerakan manusia atau hewan sebagai dasar pembuatan animasi bergeraknya sehingga terlihat begitu realistis. Contoh film kartun 3D adalah :Madagascar, Finding Nemo dsb.
c. Stop Motion Animation. Film kartun animasi ini juga dikenal sebagai claymation karena kartun ini menggunakan clay (tanah liat) sebagai objek yang digerakkan. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Stuart Blakton pada tahun 1906. Teknik ini seringkali digunakan dalam menghasilkan visual effect bagi film-film era tahun 50-an dan 60-an. Film animasi jenis ini paling jarang kita temukan diantara jenis lainnya. Meski namanya clay (tanah liat), yang dipakai bukanlah tanah liat biasa.Animasi ini memakai plastisin yaitu bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897.Tokoh-tokoh dalam animasi clay dibuat dengan memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasficine sesuai bentuk tokoh yangn ingin dibuat.Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi.Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per-gerakan.Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti kita tonton di film, namun animasi ini agak sukar untuk dihasilkan.
d. Animasi Jepang (Anime)
     Anime, itulah sebutan tersendiri untuk film animasi jepang ini.Jepang pun tak kalah soal animasi disbanding dengan buatan eropa. Salah satu film yang terkenal adalah Final Fantasy devent Children dan jepang sudah banyak memproduksi anime. Berbeda dengan animasi amerika, anime jepang tidak semua diperuntukkan untuk anak-anak,bahkan ada yang khusus untuk dewasa.
Dari beragam jenis film animasi, film animasi yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis film animasi dua dimensi (2D) yang biasa disebut film kartun, dimana karakter yang muncul merupakan karakter film yang lucu sehingga tidak akan membosankan anak dalam menyimaknya (Seto, 2010:3).
Peneliti memilih menggunakan film kartun dikarenakan gambar-gambar yang bergerak dan suara-suara yang muncul sangat menarik minat anak sehingga merangsang anak untuk mau belajar khususnya untuk menunjang proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya. Pemilihan jenis film kartun inipun dipengaruhi oleh faktor alur cerita yang diharapkan oleh peneliti. Cerita yang dicari adalah cerita tentang suatu kisah akhlaq yang dinilai abstrak oleh anak dan dikemas dalam suatu tontonan yangmenarik minat anak sehingga pesan yang terdapat di dalam cerita tersebut dapat disampaikan dengan baik.
c. Manfaat Film Kartun
            Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang sangat membantu  proses pembelajaran efektif begitu pula dengan film kartun. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga akan lebih cepat dan lebih mudah diingat oleh anak daripada apa yang hanya dilihat saja (Munadi, 2013:116).
Lebih lanjut Munadi menjabarkan Manfaat lainnya dari film kartun dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah:
a.       Pesan yang disampaikanya cepat dan mudah diingat
b.      Mengembangkan pikiran dan pendapat anak
c.       Mengembangkan imajinasi anak
d.      Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik
e.       Sangat kuat mempengaruhi emosi anak
f.       Sangat baik dalam menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan
g.      Menumbuhkan minat dan motivasi belajar  anak.
d. Kelemahan Film Kartun
Saat ini kita sebagai orang Indonesia belum bisa berbangga diri karena kita belum bisa menciptakan film kartun sendiri. Pernah ada beberapa kali orang Indonesia yang membuat film kartun namun tidak setenar film kartun dari luar, seperti negara tetangga kita, Malaysia dengan kartun Ipin dan Upin, Jepang dengan Avatarnya. Namun, semua film kartun yang merebak di masyarakat belum tentu sepenuhnya bagus bagi perkembangan anak. Karena sering kali kita temukan beberapa adegan kekerasan, adegan percintaan orang dewasa, perilaku kasar terhadap orang lain bahkan sampai pembunuhan. Fakta telah menyebutkan beberapa tahun terakhir ini ada kasus kematian anak yang disebabkan meniru gaya tokoh sang idola. Tentunya hal ini terjadi karena kurang adanya pantauan dari orang tua, guru dan lingkungan sekitar juga pemerintah  (Wordpress.com, 2011).
Ada sebuah lirik puisi yang berjudul children learn what they live yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte :
jika anak hidup dengan saling pengertian, ia belajar menjadi sabar. Jika anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri, jika anak hidup dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak hidup dengan kejujuran, ia belajar menjadi adil.

Ungkapan tersebut bukan hanya sekedar pemanis kata, tetapi memiliki kebenaran faktual yang tidak bisa disangsikan, kondisi lingkungan pada masa anak-anak, secara langsung ataupun tidak, akan membentuk karakter si anak itu sendiri. Sehingga anak membutuhkan komunikasi dua arah dengan orangtua atau guru.Namun yang didapatnya hanyalah komunikasi dua arah tapi pada benda mati.

1.    Meningkatkan Kosakata Anak
Menonton Kartun dapat Meningkatkan Kosakata Anak. Peningkatan kosakata anak dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti melalui membaca, mendengarkan, dan menonton. Peningkatan kosakata anak biasanya lebih banyak dilakukan di dunia pendidikan, terutama di lembaga Pra sekolah seperti lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), mengingat kosakata anak yang tergolong masih sangat terbatas. Biasanya sih upaya peningkatan kosakata anak di lembaga PAUD dilakukan dengan menciptakan situasi yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Kesempatan ini dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita, dan tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan media pengajaran bahasa anak khususnya dalam peningkatan kosakata anak, misalnya guru PAUD menyediakan media pengajaran, seperti boneka, mobil-mobilan, buku cerita, kartu bergambar, foto, dan papan planel. Selain itu, menurut Arsyad. A (2002 : 26) “penggunaan media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, serta dapat memberikan kesamaan pengalaman pada anak tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka”. Sudjana dan Rivai (1992 : 2) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu “pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi belajar dan siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lainnya seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain”.
Dari sekian banyak media pengajaran yang dapat digunakan dalam peningkatan kosakata anak, film kartun merupakan salah satu media pengajaran yang cukup efektif untuk membantu dalam meningkatkan kosakata anak. Film kartun merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya, termasuk anak-anak. Media film ini pada umumnya disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar animasi yang menarik. Hamalik (Arsyad. A : 2003 : 15) mengemukakan bahwa kelebihan penggunaan film kartun dalam proses pembelajaran dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari anak ketika bercakap-cakap,tanya jawab dan Iain-lain, menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang bila dipandang perlu. Serta mendorong dan meningkatkan motivasi anak dalam menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Nah gimana gan? sudah cukup jelas kan kalo ternyata kebiasaan nonton kartun bisa menjadi sarana peningkatan kosakata bagi anak-anak.
2. Meningkatkan Daya Tangkap Anak
Kartun dapat meningkatkan daya tangkap anak.  Film anak-anak seperti film kartun kebanyakan ditujukan untuk pendidikan anak. Banyak film kartun yang dimaksudkan agar anak-anak dapat mudah memahami jalan cerita serta nilai-nilai positif yang ada di dalamnya. Dengan memahami jalan cerita kartun, dapat melatih daya tangkap anak terhadap suatu peristiwa yang terjadi atau yang sedang berlangsung. Kemudian, bukan hanya gambar visualnya saja yang dapat meningkatkan daya tangkap anak, soundtrack suatu film kartun juga bisa berpengaruh pada perkembangan anak, karena seperti yang kita tahu bahwa musik dapat mempengaruhi perkembangan otak.

3. Menanamkan Nilai Moral
Menonton Kartun dapat Menanamkan Nilai Moral. Semua jenis film yang di produksi, termasuk juga film kartun pastilah memiliki nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam setiap kisahnya. Entah itu nilai-nilai yang baik ataupun yang kurang baik, semua kembali kepada kita bagaimana menanggapinya. Untuk itu nih gan, diharapkan kepada  semua orang tua, agar selalu mendampingi anak-anaknya jika sedang menonton. Kemudian bisa sekalian diberikan arahan kepada anak-anak tentang nilai-nilai yang baik dan yang tidak baik di dalam setiap film yang ditonton, yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, agar anak-anak dapat mengambil nilai positifnya dengan benar.

4. Meningkatkan Kreatifitas Anak
Menonton Kartun bisa Meningkatkan Kreatifitas Anak. Kegemaran menonton film kartun dapat meningkatkan daya imajinatif anak-anak. Saat anak-anak mengidolakan salah satu atau mungkin beberapa tokoh kartun, mereka cenderung akan sering menggambar tokoh-tokoh kartun yang mereka sukai tersebut. Tentu hal ini memerlukan imajinasi, dan ini dapat meningkatkan daya kreatifitas anak. Selain itu, warna-warna yang ada di setiap film kartun juga dapat memicu perkembangan otak anak. Seperti yang kita ketahui, bahwa warna mempengaruhi perkembangan otak kanan, apalagi masa kanak-kanak adalah saat yang tepat untuk belajar.
5. Sarana Hiburan bagi Anak-anak

Menonton Kartun bisa Menghibur Anak-anak. Jelas sekali bahwa menonton kartun merupakan salah satu sarana hiburan yang dapat meghilangkan kejenuhan setelah seharian beraktivitas, terutama bagi-anak yang memang tergolong mudah bosan terhadap sesuatu  hal. Mungkin menonton film kartun bisa menjadi alternatif bagi para orang tua untuk menghindari kejenuhan anak-anak dalam beraktifitas, karena menonton kartun umumnya dapat memberikan hiburan yang cukup efektif.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive