Motivasi belajar memegang peranan
yang penting dalam keberhasilan belajar siswa, biarpun pada dasarnya
keberhasilan belajar siswa terletak ditangannya sendiri. Guru harus dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif
dan dapat memotivasi siswa agar mereka aktif belajar, terlibat dan berperan
serta dalam setiap pembelajaran di kelas. Guru juga perlu memikirkan dengan sebaik-baiknya
tentang usaha-usaha yang dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi para
siswa yang diajarnya agar mereka melaksanakan pembelajaran secara aktif.
Guru sebagai penggerak utama di sekolah terutama dalam hal mentransfer
ilmu pengetahuan, membimbing dan mengarahkan siswa, harus senantiasa memiliki
semangat yang besar dan berkeyakinan bahwa yang dilakukannya bukan hanya
mengejar honorarium yang diterimanya, tetapi lebih dari itu sebagai amal ibadah
dan amanah yang diberikan oleh orang tua siswa untuk mendidik putra-putri
mereka agar menjadi anak yang berilmu berwawasan luas dan beradab.
Motivasi sebagai penggerak yang ada didalam diri guru hendaknya terus
dipacu dan dipertahankan, sebab motivasi merupakan kekuatan bagi seorang guru
dalam melakukan proses belajar mengajar. Dengan adanya motivasi yang besar
dalam diri seorang guru maka ia akan lebih siap melakukan proses belajar
mengajar di kelas.
Ada beberapa prinsip yang harus selalu ditanamkan dalam diri guru agar
selalu semangat dalam mengajar, yaitu :
1.
Tugas mengajar bukan sesuatu beban berat yang harus
dipikul oleh guru tetapi hal ini harus dipandang sebagai suatu amanah yang
harus dilakukan dengan penuh keikhlasan.
2.
Profesi guru adalah sebuah profesi yang terbaik, karena
disini merupakan ladang kita untuk beramal kepada Allah SWT.
3.
Menyadari kewajiban mengamalkan ilmu kepada orang yang
belum tahu, karena ini merupakan tugas guru dalam rangka mempersiapkan generasi
yang unggul.
4.
Kewajiban mengajar merupakan bentuk sumbangsih dalam
rangka ikut mensukseskan program pemerintah untuk memberantas kebodohan.
Guru dalam memberikan motivasi kepada siswa pada pembelajaran matematika
hendaknya guru dapat bekerja dengan lebih profesional dan bekerja sama dengan
guru-guru lainnya. Guru harus selalu mempersiapkan materi yang akan diberikan
kepada siswa dengan baik dan memahami secara detail. Guru juga harus
mempersiapkan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru juga
harus bisa mengatur waktu agar materi bisa disampaikan tepat dengan jatah waktu
yang telah ditentukan. Guru harus pula mempersiapkan alat peraga yang akan
dijadikan sebagai sarana pendukung suksesnya materi yang diberikan.
Selain hal-hal di atas, agar guru dapat tampil dengan baik di depan
anak-anak, guru harus terampil energik, menarik, dan dalam batas kewajaran dan
tidak melanggar kode etik guru. Untuk menumbuhkan motivasi seorang guru harus
mengingat tugas dan peranannya dalam mendidik calon generasi anak bangsa.
Dengan keyakinan itulah maka seorang guru akan terus memacu semangatnya
untuk terus memberikan yang terbaik kepada anak didiknya. Dia tidak akan
menunjukkan perasaan tidak semangat dalam mengajar, tidak mau meningkatkan profesionalismenya dalam mengajar, dan tidak
akan melakukan pekerjaan yang diluar kode etik keguruan, karena itu akan
berdampak pada motivasi dan semangat belajar siswa di kelas.
Menyadari pentingnya motivasi di
dalam kegiatan pembelajaran matematika, seorang guru harus dapat memilih
teknik-teknik motivasi yang tepat sehingga dalam pelaksanaan pembelajarannya
akan berjalan dengan baik dan memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan.
Teknik untuk memotivasi siswa
agar termotivasi lebih baik dalam belajarnya diantaranya sebagai berikut :
1.
Berikan
kepada siswa rasa puas sehingga ia berusaha mencapai keberhasilan lebih lanjut
Apabila seorang siswa merasa
puas, biasanya keberhasilan mengikutinya. Sebaliknya apabila seseorang siswa
merasa kecewa, biasanya kegagalanlah yang menyertainya.
2. Ciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
Suasana kelas yang menyenangkan
dapat menimbulkan minat belajar yang lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan
dalam usaha menciptakan suasana kelas yang menyenangkan adalah sikap dan
pribadi guru yang harus wajar, ramah, jangan memasang wajah seram atau
menakutkan.
3. Kegiatan pembelajaran yang
bervariasi
Untuk menghindari rasa bosan
belajar dari siswa, bentuk kegiatan pembelajaran matematika yang bervariasi,
tidak monoton sepanjang hari misalnya guru dapat mengatur kelas, kapan waktunya
tugas untuk individu atau kelompok kecil.
4. Kembangkan pengertian para siswa
secara wajar
Guru dalam penyampaian materi
matematika hendaknya dimulai dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
Apabila pengetahuan yang disampaikan tidak memerlukan pemikiran yang lebih
mendalam karena pengetahuan yang telah dimilikinya siap untuk dikaitkan dengan
pengetahuan yang diberikan, sehingga dengan mudah pengetahuan tersebut dapat
diserap oleh struktur kognitifnya untuk menjadi miliknya.
5. Menunjukkan celah/kekosongan di
dalam pengetahuan siswa
Biasanya siswa mempunyai
keinginan untuk melengkapi pengetahuannya mengenai suatu topik tertentu. Teknik
motivasi ini ditempuh dengan cara menyadarkan siswa tentang adanya celah dalam
pengetahuan siswa dan memperjelas apa yang hendak dipelajarinya lebih lanjut.
6. Menggunakan matematika untuk
rekreasi
Dalam matematika motivasi yang
berbentuk rekreasi terdiri atas teka-teki dan bermain. Kalau hal ini dipilih
sebagai alat motivasi, maka bentuknya harus singkat dan sederhana. Siswa harus
merasakan dan menyadari sifat rekreasinya tanpa bersusah payah melaksanakan
teknik ini dengan efektif.
7.
Pakailah
metode penyampaian yang bervariasi sesuai dengan materi yang disajikan
Dengan menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan maka peran siswa
dalam pembelajaran menjadi meningkat. Usahakan agar pemakaian metode dalam
pembelajaran matematika, tidak hanya ceramah, ekspositori, dan penugasan saja.
8.
Berikan
komentar kepada hasil-hasil yang dicapai
Komentar yang mendorong dan
membesarkan hati dapat menimbulkan motivasi belajar. Misalkan : pada setiap
lembar pekerjaan siswa, selain nilai dari pekerjaan itu, tuliskan juga
komentar, dan juga komentar mengenai kekeliruan yang telah diperbuat oleh siswa
serta jalan pemecahannya soal-soal yang diberikan.
Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang ditunjukkan oleh siswa
setelah proses belajar mengajar selesai. Prestasi dapat dilihat dalam lingkup
kecil yaitu melalui hasil evaluasi yang diberikan oleh guru setelah materi
selesai diberikan dalam setiap pertemuan, dan dalam lingkup yang besar dapat
diakhir pada tiap akhir ujian semester atau ujian sekolah.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh motivasi sebagai suatu yang menentukan
tingkatan, kegiatan, intensitas, konsistensi serta arah umum dari tingkah laku
manusia merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep bakat, konsep
diri dan sebagainya.
Prestasi belajar siswa dapat terwujud pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, pemberian motivasi kepada siswa ini sangat penting dilakukan untuk
menumbuhkan jiwa semangat dan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap materi
pelajaran matematika yang diberikan oleh guru, sesulit apapun materi yang akan
diberikan oleh guru kepada siswanya, kalau siswa sudah diarahkan untuk menyukai
materi tersebut biasanya anak akan mudah paham. Sebaliknya kalau guru tidak
bisa memotivasi siswa dalam belajar maka siswa akan kesulitan dalam memahami
materi pelajaran matematika yang akan diberikan oleh guru.
Kebutuhan berprestasi bagi setiap individu itu berbeda, ada yang motivasi
intrinsiknya tinggi untuk meraih sukses, baik dalam bersaing dengan yang lain,
maupun dalam bekerja sendiri. Di samping itu ada juga yang rendah, takut gagal,
dan hal ini mungkin dapat menghilangkan kemampuan untuk mengambil resiko
mengarahkannya untuk mencapai prestasi.
Anak-anak yang memiliki kebutuhan prestasinya tinggi, mudah dikenal oleh
guru, karena mereka mampu memilih tugas-tugas yang menantang dan dapat
menyelesaikannya dengan baik. Adapun anak-anak yang rendah kebutuhan
prestasinya atau mereka takut gagal, mungkin lebih sulit dikenalinya, anak-anak
ini cenderung memilih tugas-tugas yang ringan saja.
Menurut Berlyne dalam Slameto (1995 : 32), “Pemberian tugas yang lebih
sulit itu akan memberikan kepuasan yang lebih besar (dalam mengurangi konflik
dan meninggikan harga diri) dari proses yang diperolehnya. Akan tetapi pada
saat yang sama, tugas yang sulit itu akan mengakibatkan stres dan frustasi dan
memberikan peluang yang besar pada kegagalan.”
Pemberian tugas belajar (soal) itu
harus dipilih dengan teliti, sebab jika tugas-tugas itu ternyata sangat mudah, dalam
arti dapat dikerjakan dengan usaha yang minimal, maka para siswa mungkin akan
mengalami kejenuhan dan akan menghilangkan minat belajarnya.
Menseleksi tugas yang memadai agar memenuhi kebutuhan berprestasi para
siswa yang berbeda-beda, memang bukan menjadi pekerjaan yang mudah bagi guru,
karena disini guru harus dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang dapat
memotivasi para siswa untuk berprestasi.
Berprestasi itu akan muncul pada diri siswa apabila mereka mempunyai
tujuan yang jelas dan adanya kompetisi diantara mereka. Di sini peran guru
dituntut memotivasi anak dalam belajar dan diberi penghargaan tentang tujuan
yang bisa dicapai dari pendalaman suatu materi pelajaran yang diberikan oleh
guru di kelas.
Di samping itu Charms dalam Slameto (1995 : 44) menemukan bahwa, “Apabila
lingkungan itu mengurangi kebebasan pada diri siswa dan menjadikan para siswa
menjadi terbelenggu, maka mereka akan kehilangan orientasi untuk berprestasi
bila dibandingkan dengan para pelajar yang ada dalam lingkungan yang bebas dari
pengawasan yang ketat.”
Kebutuhan berprestasi itu dapat menjadikan suatu
faktor motivasi dalam belajar, jika kegiatan-kegiatan yang diberikan kepada
mereka itu dinilai dan dikontrol hasilnya. Oleh karena itu, seorang guru harus
memahami situasi psikologis siswa sebelum mengajar, manakala itu semua sudah
didapatkan guru harus memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi, agar
kelak ia dapat menjadi orang yang berprestasi di sekolahnya.Jenis-jenis Motivasi
No comments:
Post a Comment