Dalam kegiatan bermain setiap anak mendapat berbagai bentuk manfaat yang
dirasakannya. Adapun manfaat yang dapat dirasakan anak mencakup berbagai aspek
yaitu:
a. Manfaat bermain untuk
perkembangan aspek fisik
Bila anak mendapat kesempatan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan membuat
tubuh anak menjadi sehat. Otot-otot tubuh akan menjadi kuat, selain itu anak
dapat menyalurkan energi yang berlebihan sehingga anak tidak merasa gelisah.
b. Manfaat
bermain untuk perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus
Saat masih bayi, anak tidak berdaya
karena ia belum bisa menggunakan anggota tubuh, saat usia tiga bulan anak
tersebut mulai mencoba meraih mainannya. Dari sini anak sudah mulai belajar
mengkoordinasikan (menyelaraskan) gerakan mata dengan tangan, saat usia satu
tahun anak senang memegang pensil untuk membuat coretan-coretan dan secara
tidak langsung anak sudah melakukan gerakan-gerakan motorik halus yang
diperlukan saat menulis, sekitar usia tiga tahun anak tersebut sudah bisa
membuat garis lengkung, usia empat dan lima tahun anak sudah mulai menggambar
bentuk-bentuk. Aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan dengan bermain
kejar-kejaran dengan teman seusianya.
c. Manfaat bermain
untuk perkembangan aspek sosial
Dalam kegiatan bermain anak, si anak akan belajar
berkomunikasi dengan teman seusianya dan mulai belajar hak milik dengan orang
lain. Melalui bermain peran, anak juga akan belajar menjadi seorang ayah, ibu,
pembantu, dan lain-lain. Yang akan memberikan anak tersebut pengetahuan yang
lebih luas dan mulai belajar rasa tanggungjawab.
d. Manfaat bermain
untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian
Dalam bermain juga anak bisa mengungkapkan emosinya
seperti contoh di atas, bahwa anak akan bermain boneka-bonekaan dan
memukul-mukul boneka tersebut sesukanya, karena anak tersebut sudah dimarahi
secara fisik oleh orang tuanya. Anak-anak suka belajar bagaimana dan apa yang
harus dilakukan saat di tengah-tengah kelompok, bagaimana dia bersikap jujur,
murah senyum, tulus, bertanggungjawab, dan lain-lain.
e. Manfaat bermain untuk perkembangan
aspek kognisi
Aspek kognisi ini diartikan sebagai pengetahuan yang
luas, daya nalar, kreativitas, kemampuan berbahasa, serta daya ingat. Dalam
kehidupannya anak-anak akan perlu berkomunikasi, yang pada mulanya hanya dengan
bahasa tubuh, seiring dengan bertambahnya usia dan bertambah perbendaharaan
kata, maka anak tersebut akan mulai berkomunikasi secara lisan.
f. Manfaat bermain untuk mengasah
ketajaman penginderaan
Pada anak masa pra sekolah perlu dikembangkan
ketajaman atau kepekaan penglihatan dan pendengaran, hal ini agar anak lebih
mudah dalam belajar mengenal dan mengingat bentuk-bentuk. Tanpa kita sadari
anak-anak sejak bayi sudah mulai belajar jenis-jenis suara, seperti mengenali
suara ayah dan ibunya. Dan anak juga sudah mulai belajar mengingat warna-warna
yang ada di sekitarnya.
g. Manfaat bermain untuk mengembangkan keterampilan
fisik
Bila seorang anak mempunyai tubuh yang sehat dan kuat
maka anak tersebut akan sangat aktif dalam bermain, seperti kejar-kejaran,
melompat dan bahkan bergulingan, dengan sendirinya anak akan siap untuk
melakukan kegiatan yang lebih sulit.
h. Pemanfaatan bermain sebagai media
terapi
Bermain juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh
secara mental, seperti contoh:
1)
Anak yang agresif, suka menyerang orang lain, agresivitas
muncul karena gangguan emosional diderita anak, mungkin anak diperlakukan
terlalu keras oleh orang tuanya.
2)
Anak yang sulit bergaul, hal ini karena anak kurang
bermain dan dia jarang sekali berkomunikasi dengan anak seusianya.
3. Permainan Menulis Di Atas Pasir
Banyak anak-anak menyukai bermain
dengan pasir. Pasir sendiri bertekstur lembut yang enak dipegang dan digenggam
oleh tangan kecil anak. Selain itu, bahan ini bersifat multiguna karena mudah
diubah bentuknya ke bentuk lain sehingga dapat menghasilkan
sebuah karya seni sesuai daya imajinasi anak.
Di
dalam kelas, anak-anak kecil sebaiknya bisa menelusuri kegairahan menyentuh
pasir dan air. Awalnya mereka mungkin bisa melakukan tanpa peralatan yang
banyak. Peralatan mereka bisa melakukan permainan yang cukup rumit seperti
menggunakan gelas pengukur, sendok pengukur, pengocok telur, boneka, kain
pencuci, dan sebatang sabun. Anak yang lebih besar memang sangat menyukai
hal-hal yang rumit, seperti menggunakan ranting pohon, batu-batuan, biji-bijian,
gabus, busa, kapal untuk menelusuri setiap ide.
Pada
penelitian ini permainan menulis di atas pasir yang akan dilaksanakan yaitu
berada di luar dan dalam ruangan. Pada tahap pertama kegiatan dilakukan di luar
ruangan yang dilaksanakan secara berkelompok. Peneliti menyediakan pasir yang
disimpan beralaskan koran/karung bekas. Anak bekerja secara berkelompok untuk
meratakan pasir dan membuat berbagai bentuk di atas pasir tersebut.
Pada
tahap kedua kegiatan dilaksanakan di dalam ruang. Pasir disediakan berada di
atas baki/nampan. Pada kegiatan ini anak belajar tidak belajar secara
berkelompok lagi tapi individual karena pasir yang disediakan berada di tempat
yang lebih kecil. Anak diperintahkan untuk membuat bentuk seperti garis lurus,
garis miring, garis lengkung dan lain-lain.
Setiap
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan yaitu berupa permainan menulis di atas
pasir, peneliti melakukan observasi terhadap perkembangan anak. Hal ini
merupakan bagian dari penilaian yang dilakukan sebagai bahan evaluasi dalam
melakukan tindakan berikunya.
No comments:
Post a Comment