Wednesday, October 24, 2018

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak usia dini yaitu usia dan jenis kelamin. Kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tak akan sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama. Misalnya, Ani seorang anak berusia 4 tahun, sudah dapat membuka baju sendiri, sedangkan Dede yang juga berusia 4 tahun masih memerlukan bantuan untuk melepas bajunya jika ia akan mandi atau Adi seorang anak berusia 5 tahun masih belum dapat menangkap bola yang dilemparkan padanya, padahal Anto teman sebayanya sudah sangat terampil melakukan kegiatan lempar dan tangkap bola bersama teman-temannya. Keadaan tersebut menunjukkan ada anak-anak yang masih kurang menguasai gerakan motorik halus atau kasarnya. (Sumantri, 2005 : 143).
Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh pada perkembangan motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih ketrampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan melompati tali (skipping), atau melompat-lompat dengan bola besar (hoping). Sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih ketrampilan melempar, menangkap dan menendang bola atau berperilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan. Anak laki-laki juga lebih senang berpartisipasi pada kegiatan yang melatih ketrampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih suka pada ketrampilan motorik halus. Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak, misalnya aktivitas berjalan di atas papan, olahraga (melompat tali, renang, sepak bola, bulu tangkis, senam, bersepeda), menari atau bermain drama. Kegiatan-kegiatan tersebut selain menyenangkan untuk anak-anak juga dapat melatih rasa percaya diri anak.
Selain perkembangan motorik kasar yang meningkat, perkembangan motorik halus juga meningkat. Pada usia ini koordinasi mata, tangan anak semakin baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuan untuk melatih diri dengan bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu, melipat, meronce, dan lain-lain. Kelenturan tangannya juga semakin baik. Anak dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi. Faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar maupun motorik halus antara lain adalah mainan atau lingkungan yang memungkinkan anak untuk melatih keterampilan motoriknya (Izzaty, 2005 : 55).
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari keterampilan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental.
Keterampilan motorik halus sangat penting karena berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Tedjasaputra (2001:46) bahwa motorik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1999:45) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah.
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot kecil atau halus, gerakan lebih menuntut koordinasi mata dan tangan serta kemampuan pengendalian gerak yang baik, yang memungkinkan melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan-gerakan.
Senada dengan pengertian tersebut, Sujiono (2009:113) mengatakan bahwa: “Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang gerakannya hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.”
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gerakan motorik halus anak tidak terlalu membutuhkan tenaga yang kuat, namun lebih terpaku pada koordinasi mata dan tangan yang lebih cermat. Hal tersebut, memungkinkan anak untuk dapat mengurus dirinya sendiri misalnya menyisir rambut, menggosok gigi, mengancingkan baju dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive