tahapan menulis anak, antara
lain:
Tahap 1:
Coretan-Coretan Acak. Mulai membuat coretan; random scribbling; Coretan awal; coretan acak; coretan-coretan
seringkali digabungkan seolah-olah “krayon” tidak pernah lepas dari kertas.
Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam
kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.
Tahap 2:
Coretan Terarah. Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus ke atas
atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong,
atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar
secara acak di seluruh permukaan kertas.
Tahap 3:
Garis dan Bentuk Khusus diulang-ulang, (Menulis Garis Tiruan)
Diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah; dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas.
Diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah; dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas.
Tahap 4:
Latihan Huruf-Huruf Acak atau Nama. Huruf-huruf muncul berulang-ulang
diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai simbol;
dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam
gambar sederhana yang sudah dikenalnya misalnya rumah, saling berhimpit di atas
yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar,
dan/atau ditulis di atas dan dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf
besar atau yang lainnya kecil, contoh-contoh yang abstrak atau benar.
Tahap 5:
Menulis Nama. Nama mungkin yang pertama, terakhir, atau gabungan dan tulisan
dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol,crayon,
pensil); nama dapat ditulis di depan atau sebagai cerminan pikiran, di dalam
kotak dengan latar belakang atau bayangan berwarna; nama dapat ditulis di atas
kertas dengan gambar di bawah; rangkaian angka-angka dan abjad dapat
dimasukkan.
Tahap 6:
Mencontoh Kata-Kata di Lingkungan. Menulis kata-kata dari lingkungan secara
acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna; termasuk
nama anggota keluarga lainnya.
Tahap 7:
Menemukan Ejaan. Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan
menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata seperti
yang digambarkan berikut ini: (1) Huruf konsonan awal (D mewakili Dinosaurus).
(2) Huruf konsonan awal dan akhir (DS mewakili DinoSaurus). (3) Huruf konsonan
tengah (DNS mewakili DiNoSaurus). (4) Huruf awal, tengah, konsonan akhir dan
huruf hidup dituliskan pada tempatkan.
Tahap 8:
Ejaan Umum. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan
benar menjadi kata lengkap.
Selain mengetahui kesiapan
anak untuk belajar menulis, perlu memperhatikan juga tahapan perkembangan
kemampuan menulis pada anak. Dengan begitu, orang tua dapat memberikan stimulus
yang tepat, sesuai dengan kemampuan anak. Cara menstimulasinya adalah dengan
menggunakan variasi metode dan media yang menarik agar anak senang berlatih
menulis.
No comments:
Post a Comment