Anak berkesulitan belajar tidak
termasuk ke dalam kelompok anak luar biasa. Mereka termasuk ke dalam kelompok
tersendiri yang disebut learning disabilities atau berkesulitan belajar atau
ketakcakapan belajar. Siapakah anak berkesulitan belajar itu? Tidak kurang dari
40 istilah telah diusulkan untuk menggambarkan atau merujuk kepada apa yang
disebut dengan anak berkesulitan belajar. Banyak istilah yang sering digunakan
di dalam berbagai literatur untuk merujuk anak yang mengalami kesulitan belajar
khusus antara lain sebutan tersebut yaitu attention deficit disorder, clumsy
child syndrome, perceptual handicap, brain injury, minimal brain dysfunction,
dyslexia, dyslogic syndrome, learning disorder, educational handicap, mild
handicap, neurological impairment, hyperactivity,dan hyperkinesis.(T.
Sutjihati. S, 2007: 194)
Kesulitan belajar lebih
didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif
di dalam proses belajar. Kendatipun gangguan ini bisa terjadi di dalam berbagai
tingkatan kecerdasan, namun ‘kesulitan belajar’ lebih terkait dengan tingkat
kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Anak-anak yang berkesulitan
belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang
bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan keterlambatan dalam
kemampuan perseptual-motorik tertentu atau kemampuan berbahasa. Umumnya masalah
ini tampak ketika anak mulai mempelajari mata-mata pelajaran dasar seperti
menulis, membaca, berhitung, dan mengeja. Jadi, kesulitan belajar merupakan
istilah generic yang merujuk kepada keragaman kelompok yang mengalami gangguan
di mana gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan
yang dapat menimbulkan gangguan proses belajar (T. Sutjihati. S, 2007:
195-196).
Kesulitan belajar siswa mencakup
pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning
disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning
diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian
tersebut.
a.
Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya,
yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi
belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang
bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya. Contoh: siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras
seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar
menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
b.
Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut
tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau
gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh
yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena
tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai
permainan volley dengan baik.
c.
Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong
rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat
kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya
biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
d.
Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa
lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
e.
Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana
siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di
bawah potensi intelektualnya.
Siswa yang mengalami kesulitan
belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai
gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik,
kognitif, konatif maupun afektif . Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi
gejala kesulitan belajar, antara lain :
1. Menunjukkan
hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang
dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa
yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
3. Lambat dalam
melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan
sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
dusta dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment