Tuesday, October 23, 2018

Materi Pembelajaran Model Shared


Sejak bergulirnya kurikulum 1994, konsep tentang pendekatan terpadu atau disebut juga pendekatan tematik sudah mulai direkomendasikan penerapannya terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggri di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama  (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tetapi di TK dan SD pendekatan tersebut bukan hanya yang terkait dengan bahasa, tetapi juga dengan bidang studi lain. Penekanan penggunaan pendekatan tersebut muncul kembali pada kurikulum 2004 dan akhirnya menjadi ketetapan dalam Standar Isi yang harus diterapkan terutama dalam pembelajaran di kelas rendah (kelas I s.d III).
Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) ini tidak lepas dari perkembangan akan konsep dari pendekatan terpadu itu sendiri. Menilik perkembangan konsep pendekatan terpadu di Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty.
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut Tim Pengembang PGSD (1997:3-4) adalah :
a. Holistik
Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam
menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka.
b. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih fungsional dan siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupannya.
c. Otentik
Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari. Hal ini dikarenakan mereka dalam belajarnya melakukan kegiatan secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, hasil dari interaksinya dengan fakta dan peristiwa secara langsung, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswanya bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan.
d. Aktif
Pembelajaran tematik pada dasarnya dikembangkan dengan berdasar kepada pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa perlu terlibat secara aktif dalam proses  pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi. Pembelajaran tematik pada dasarnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa. Keterlibatan siswa dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan proses evaluasi mampu mewadahi pertimbanganpertimbangan di atas. Hal ini memungkinkan siswa termotivasi untuk secara terus menerus belajar.
Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty,
1991 : 54). Apabila tema sudah ditentukan maka selanjutnya tema ini dipakai sebagai dasar semua pelajaran (BSNP,2006)
Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang cukup umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa. Alwasilah, dkk (1998:16) menyebutkan bahwa tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar lingkungan siswa, karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa dan selanjutnya beranjak ke lingkungan terjauh siswa.
Berikut ini beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan tema yang akan dijadikan payung, yaitu :
a. Bersifat ‘fertil’ artinya tema tersebut memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan konsep lain. Tema yang bersifat fertil ini biasanya berupa pola atau siklus.
b. Tema sebaiknya dikenal oleh siswa atau bersifat familiar, sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan kebermaknaan dari hubungan antar konsepnya.
c. Tema memungkinkan untuk dilakukannya eksplorasi dari objek atau kejadian nyata dan dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan. Selain itu juga, tema yang diambil dari dunia nyata memungkinkan siswa melakukan penerapan konsep serta memperoleh pengalaman nyata.
Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Menurut BSNP (2006) setelah ditemukan tema yang berfungsi sebagai pemersatu atau payung antar bidang studi yang dipadukan, dilakukan pemetaan dengan membagi habis semua kompetensi dasar dan indikator berdasarkan hasil analisis terhadap standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian dibuat diagram kaitan (jaringan) antara tema dengan kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini selanjutnya dijabarkan dalam satuan pembelajaran yang memuat aktivitas belajar siswa.
Pembelajaran terpadu model berbagi (shared) dapat diterapkan pada tingkat SD sebagai alternatif pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena peran guru di tingkat SD merupakan guru kelas, yang dapat mengatur sendiri cara menyajikan beberapa pelajaran disesuaikan dengan keterbatasan alat pelajaran, waktu, bahan ajar dan kondisi minta dan kemampuan sisiwa. Guru dapat memilih mata pelajaran yang memiliki tema yang sesuai dan dapat dipadukan. Tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan, karena guru kelas harus melakukan perencanaan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran model berbagi.
 Pelaksanaan pembelajaran terpadu bertolak pada topik tertentu yang dikembangkan oleh guru dan siswa, yang dilengkapi dengan alat peraga dan lembar kerja siswa (LKS). Sedangkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran terpadu model berbagi ini berorientasi paa siswa dengan variasi sehingga kegiatan terpadu model shared mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang mentujukan pada pemahaman dan pengembangan konsep, sikap, dan ketrampilan agar lebih bermakna dalam kegiatan evaluasi digunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive