. Teknik Analisis
Taksonomi (Taksonomi Analysis)
Teknik analisis domain
memberikan hasil analisis yang luas dan umum, tetapi belum terperinci serta
masih bersifat menyeluruh. Apabila yang diinginkan adalah suatu hasil dari
analisis yang terfokus pada suatu domain atau sub-sub domain tertentu maka
peneliti harus menggunakan teknik analisis taksonomi. Teknik ini terfokus pada
domain-domain tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain
serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci, yang umumnya merupakan satu
rumpun yang memiliki kesamaan. Hal yang perlu diketahui pula bahwa banyak
sedikit pecahan-pecahan domain menjadi subdomain dan seterusnya, tergantung
pada kompleksnya domain itu sendiri atau tergantung pada peneliti mengembangkan
kompleksitas domain tertentu.
• Hasil analisis
domain menjadi basis untuk Analisis Taksonomi
• Dipilih DOMAIN yang
akan diperdalam struktur internalnya, mis.: Fungsi ibu rumah tangga
dalam keluarga miskin
• Mis. Diketahui
fungsi ibu rumah tangga sebagai berikut:
– Mengerjakan urusan
rumah tangga sehari-hari;
– Bekerja untuk
mendapatkan upah; dan
– Bekerja membantu
suami di sawah
Analisis taksonomi tidak
hanya berhenti untuk mengetahui kategori yang tercakup dlm setiap
domain (included
terms) tetapi juga melacak subset yang tercakup pd included terms; termasuk yang
tercakup dalam subset sehingga semakin rinci
– Semakin banyak
DOMAIN yang dipilih untuk ANALISIS TAKSONOMI semakin banyak waktu yang dibutuhkan
untuk pengumpulan dan analisis data
– Bentuk diagram
penyajian hasil analisis taksonomi dapat bermacam-macam
5. Teknik
Analisis Komparatif Konstan (Constant Comparative Analysis)
Teknik Analisis
Komparatif adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian
yang terjadi disaat peneliti menganalisa kejadian tersebut dan dilakukan secara
terus menerus sepanjang penelitian dilakukan. Berney G. Galaser dan Anselm L.
Strouss mengemukakan beberapa Teknik Komparatif Konstan, yaitu: membandingkan
kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori, tahap memadukan
kategori-kategori serta ciri-cirinya, tahap membatasi lingkup teori dan tahap
menulis teori (lihat Berney G. Galaser dan Anselm L. Strouss, The Discovery of
Grounded Theory, Ichicago: Aldeline Publishing Company, tt, yang diterjemahkan
oleh Abdul Syukur Ibrahim dan Machrus Syamsuddin, Surabaya: Usaha Nasional, tt,
hl.66, yang dikutip oleh Burhan Bungin, 2003:101)
1)
Tahap Membandingkan Kejadian Yang Dapat Diterapkan Pada Tiap kategori.
Pada tahap ini ada dua
kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti, yaitu mencatat kejadian dan
memberi komentar tentang catatan tersebut. Setiap kejadian dalam proses
penelitian yang relevan dengan masalah penelitian hendaknya dicatat oleh
peneliti, sekalipun kejadian tersebut terjadi secara berulang kali. Dari hasil
pencatatan tersebut peneliti dapat membandingkan (dimensi, kondisi saat
kejadian berlangsung, konsekuensi, hubungannya dengan kategori lain) secara
terus-menerus sehingga peneliti dapat menemukan ciri-ciri kategori teoritis.
Dari hasil pencatatan
tersebut, maka peneliti akan menemukan atau mengalami berbagai konflik
dalam taraf pemikiran, sehingga peneliti akan tertarik pada hal-hal yang
bersifat teoritis. Dari sinilah peneliti mulai membuat komentar tentang gagasan
tema yang diteliti. Hal yang menonjol dalam tahapan ini adalah bagaimana
peneliti dapat menangkap kategori-kategori dan ciri-cirinya dalan setiap
kejadian, kemudian dianalisa dengan teori sehingga dapat menunjang analisis
berikutnya.
2)
Memadukan kategori dan Ciri-cirinya.
Pada tahap ini
peneliti membandingkan kejadian-kejadian yang ada dan kemudian dari kejadian
tersebut muncul kategori-kategori. Contoh peneliti menemukan kategori penolakan
program KB pada masyarakat pedesaan sedangkan kategori penerimaan program KB
ada pada masyarakat perkotaan. Kemudian tahap kedua peneliti memadukan ciri
masing-masing kategori, misal kategori penolakan pada masyarakat desa yang
memiliki tingkat pendidikan rendah, pasangan yang baru nikah, kelompok agamis,
sedangkan kelompok masyarakat desa yang bekerja sebagai guru, pegawai cenderung
menerima KB. Artinya dalam tahap ini peneliti dituntut untuk mencari ciri-ciri
kategori secara detail sehingga data penelitan dapat dianalisa secara mendalam.
3)
Membatasi Lingkup Teori
Pembatasan teori pada
tahap ini lebih banyak dilihat dari bagaimana peneliti membatasi
lingkup sekian banyak teori sederhana yang terbentuk dari tahap
sebelumnya, kemudian digeneralisasi ke dalam arus teori yang lebih besar
relevansinya.
4)
Tahap Menulis Teori
Bila seorang peneliti
telah yakin bahwa kerangka analisisnya dapat membentuk teori subtantif yang
sistematik, maka hal tersebut sudah merupakan pernyataan akurat yang beralasan
tentang masalah-masalah yang dikaji serta dapat dipahami oleh orang lain yang
berminat dengan hasil penelitian tersebut.
No comments:
Post a Comment