Wednesday, July 11, 2018

DIMENSI PROSES KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM


PENDAHULUAN
Istilah Taksonomi Bloom seringkali kita dengar dan kita gunakan dalam menyusun indicator pembelajaran ketika menyusun RPP. Kata kerja yang digunakan dalam Taksonomi Bloom menggambarkan dimensi proses kognitif yang terjadi dalam pembelajaran. Taksonomi Bloom pertama kali dipublikasikan oleh Benjamin S. Bloom dkk. tahun 1956, yang dalam perkembangannya mengalami revisi tahun 2001 oleh Anderson dan Krathwohl. Dalam taksonomi Bloom lama, urutan proses kognitif berbentuk kata benda dengan urutan dari terendah sampai tertinggi sebagai berikut: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Taksonomi Bloom baru hasil revisi merubah kata benda menjadi kata kerja dengan urutan yang agak berbeda di bagian akhir sebagai berikut: mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating) dan mencipta (creating). Jadi ada dua perbedaan utama dalam revisi taksonomi Bloom, yaitu perubahan kata benda menjadi kata kerja dan perubahan urutan dua kata terakhir yaitu menciptakan menjadi dimensi proses kognitif paling atas dibandingkan dengan evaluasi. Perbedaan taksonomi Bloom lama dan revisi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Perbedaan mendasar lainnya pada taksonomi Bloom revisi adalah adanya penambahan dimensi pengetahuan metakognitif dan penggunaan tabel taksonomi yang menggabungkan antara dimensi pengetahuan (kata benda) dan dimensi kognitif (kata kerja).

DIMENSI PENGETAHUAN
Konsepsi proses pembelajaran saat ini terpusat pada proses aktif, kognitif dan konstruktif yang terlibat dalam pembelajaran yang bermakna. Pembelajar diasumsikan agen aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri; mereka menyeleksi sendiri informasi  yang akan mereke kuasai dan mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri dari informasi yang terseleksi. Pembelajar bukan penerima pasif, atau perekam informasi yang diberikan oleh orangtua, guru, teksbook atau media. Sangat penting untuk disadari bahwa siwa dapat dan seringkali menggunakan informasi yang tersedia  untuk menyusun makna yang tidak sesuai dengan kenyataan atau dengan konsepsi normative yang sudah diterima dengan baik dari informasi tersebut. Pendidik seharusnya memandu siswa  kepada konsepsi autentik dan normative yang merefleksikan  pengetahuan yang paling umum diterima dan terkini dan proses berpikir dalam disiplin akademik dan area materi subyek.
Anderson dan Krathwohl membagi pengetahuan ke dalam 4 golongan yaitu: Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif. Keempat macam pengetahuan tersebut berikut definisi dan contohnya diringkas dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Dimensi Pengetahuan
TIPE UTAMA DAN SUBTIPE
CONTOH
A.      Pengetahuan Faktual (Factual knowledge) - elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk dihubungkan dengan suatu disiplin ilmu atau memecahkan masalah dengannya
Aa. Pengetahuan mengenai terminology
Perbendaharaan kata-kata teknis; symbol-simbol musikal
Ab. Pengetahuan mengenai detail spesifik dan elemen
Sumberdaya alam utama; sumber-sumber informasi terpercaya
B.      Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge) - hubungan antara elemen dasar dalam struktur yang yang lebih luas yang memungkinkannya berfungsi bersama-sama
Ba. Pengetahuan mengenai klasifikasi dan katagori
Perioda waktu geologi, bentuk-bentuk kepemilikan bisnis
Bb. Pengetahuan mengenai prinsip dan generalisasi
Teorema Pytagoras, hukam penawaran dan kebutuhan
Bc. Pengetahuan mengenai teori, model dan struktur
Teori evolusi, struktur kongres
C. Pengetahuan Prosedural (Procedural knowledge) – Bagaimana mengerjakan sesuatu, metoda inkuiri, dan kriteria untuk menggunakan  keterampilan, algoritma, teknik dan metoda
Ca.  Pengetahuan mengenai keterampilan spesifik  subyek dan algoritma
Keterampilan yang digunakan dalam melykis dengan cat air, pembagian algoritma bilangan bulat
Cb. Pengetahuan mengenai teknik spesifik subyek dan metoda
Teknik wawancara, metoda saintifik
Cc. Pengetahuan mengenai kriteria untuk menentukan  kapan menggunakan prosedur yang sesuai
Kriteria untuk menentukan kapan menerapkan prosedur yang melibatkan hokum Newton kedua, kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan pengunakan metoda tertentu untuk memperkirakan biaya bisnis
D. Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive knowledge) – Pengetahuan mengenai kognisi secara umum seperti halnya kesadaran dan pengetahuan mengenai kognisi  yang dimiliki seseorang
Da. Pengetahuan strategis
Pengetahuan mengenai bagaimana membuat garis besar sebagai alat untuk menggambarkan struktur dari suatu unit materi subyek dalam teksbook, pengetahuan bagaimana menggunakan heuristic
Db.Pengetahuan mengenai tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang sesuai
Pengetahuan mengenai tipe-tipe tes bagi guru tertentu, pengetahuan mengenai kebutuhan kognitif atau tugas yang berbeda
Dc.Pengetahuan mengenai diri sendiri
Pengetahuan bahwa menilai suatu essay adalah kekuatan personal, sementara menulis essay adalah kelemahan personal; kesadaran mengenai tingkat pengetahuan seseorang

DIMENSI PROSES KOGNITIF
Katagori dimensi proses kognitif ditujukan untuk melengkapi susunan yang lengkap mengenai klasifikasi proses kognitif siswa yang terdapat pada tujuan pembelajaran. Seperti ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini, katagori  berkisar dari proses kognitif yang paling umum ditemukan dalam tujuan pembelajaran, yaitu mulai dari mengingat, lalu memahami dan menerapkan, dan yang paling jarang ditemukan yaitu menganalisa, mengevaluasi dan mencipta. 
Tabel 2. DImensi proses kognitif
KATAGORI DAN PROSES KOGNITIF
NAMA ALTERNATIF
DEFINISI DAN CONTOH
1.    Mengingat (Remember) – mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang
1.1.    Mengenali (Recognizing)
Mengidentifikasi (Identifying)
Menentukan lokasi pengetahuan pada memori jangka panjang yang konsisten dengan material yang disajikan (misal: mengenali tanggal-tanggal penting dalam sejarah Amerika)
1.2.    Mengingat kembali (Recalling)
Mengambil informasi (Retrieving)
Mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang (misal: mengingat kembali tanggal-tanggal penting dalam sejarah Amerika)
2.    Memahami (Understand) – membangun pemahaman dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi verbal, tulisan dan gambar
2.1.    Menginterpretasi (Interpreting)
Mengklarifikasi (clarifying), membuat paraphrase (paraphrasing), Menyajikan kembali (representing), menterjemahkan (translating)
Mengubah satu bentuk penyajian (contoh: numeric) menjadi bentuk lain (missal verbal) (Contoh: membuat paraphrase pidato penting dan dokumen)
2.2.    Memberi contoh (exemplifying)
Memberi ilustrasi (illustrating), memberikan contoh mengenai sesuatu (instantiating)
Menemukan contoh spesifik atau ilustrasi mengenai konsep atau prinsip (contoh: memberikan contoh-contoh gaya melukis artistic yang bervariasi)
2.3.    Mengklasifikasikan (classifying)
Mengkatagorikan (categorizing), memasukkan sesuatu ke dalam katagori (subsuming)
Menentukan apakah sesuatu termasuk kepada katagori (misal: konsep atau prinsip) (contoh: mengklasifikasikan kasus kelainan mental yang teramati atau dideskripsikan)
2.4.    Meringkas (summarizing)
Mengabstraksi (abstracting), menggeneralisasi (generalizing)
Membuat abstraksi dari tema umum atau poin utama (Misal: membuat ringkasan dari peristiwa yang ditampilkan dalam videotape)
2.5.    Menyimpulkan (inferring)
Menyimpulkan (concluding), mengekstrapolasi (extrapolating),  melakukan interpolasi (interpolating), memprediksi (predicting)
Mengambil kesimpulan logis dari informasi yang disajikan (misal, dalam mempelajari bahasa asing, menyimpulkan prinsip-prinsip gramatikal dari contoh-contoh)
2.6.    Membandingkan (comparing)
Mengkontraskan (contrasting), memetakan (mapping), memasangkan (matching)
Mendeteksi keterkaitan/korespondensi antara dua ide, obyek, dan yang sejenis (misal, membandingkan peristiwa sejarah dengan situasi saat ini)
2.7.    Menjelaskan (explaining)
Mengkonstruksi model (constructing models)
Menyusun model sebab-akibat dari system (misal, menjelaskan penyebab dari peristiwa-peristiwa penting pada abad ke-18 di Perancis)
3.    Menerapkan (Apply) – melakukan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu
3.1.    Melaksanakan
Mengerjakan (carrying out)
Menerapkan suatu prosedur pada  tugas yang familiar (misal, membagi satu bilangan dengan bilangan lainnya, masing-masing dengan digit multiple)
3.2.  Mengimplementasikan
Menggunakan (using)
Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak familiar (misal, menggunakan Hukum Kedua Newton dalam situasi-situasi yang dianggap sesuai)
4.    Analisis (Analyze) -  Menguraikan material menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan kepada struktur  dan tujuan keseluruhan          
4.1.    Mengenali  atau memastikan apa yang membedaan sesuatu /seseorang dengan lainnya (differentiating)
Mendiskriminasikan (discriminating),  mengenali atau memperlakukan sesuatu/seseorang yang berbeda (distinguishing), memusatkan (focusing), menyeleksi (selecting)
Membedakan bagian yang relevan sari yang  tidak relevan  atau bagian yang penting dari yang tidak penting dari material yang disajikan (misal, membedakan antara bilangan yang relevan dan tidak relevan dalam soal cerita matematika)
4.2.    Mengorganisasikan (organizing)
Menemukan kesesuaian (finding coherence),  mengintegrasikan (integrating), membuat garis besar (outlining),  menguraikan (parsing), membuat struktur (structuring)
Menentukan bagaimana elemen-elemen sesuai atau berfungsi dalam suatu struktur (misal, menstrukturkan bukti dalam deskripsi sejarah menjadi bukti yang sesuai dan tidak sesuai dengan penjelasan sejarah)
4.3.    Menyatakan bahwa sesuatu kejadian disebabkan oleh sesuatu factor (attributing)
Melakukan dekonstruksi (deconstructing)
Menentukan sudut pandang, bias, nilai-nilai, atau maksud yang melatar belakangi material yang disajikan (misal, menentukan sudut pandang penulis suatu essai dalam perspektif politik)
5.         Evaluasi (Evaluate) – membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar
5.1.     Memeriksa (checking)
Mengkoordinasikan (coordinating), mendeteksi (detecting), memonitor (monitoring), mengetes (testing)
Mendeteksi inkonsistensi atau kegagalan dalam proses atau prodk; menentukan apakah proses atau produk mempunyai konsistensi internal; mendeteksi keefektifan  dari prosedur yang diimplementasikan (misal, menentukan jika suatu kesimpulan ilmuwan sesuai dengan data yang diobservasi)
5.2.    Mengkritisi (critiquing)
Menilai (judging)
Mendeteksi inkonsistensi antara produk dan kriteria eksternal, menentukan apakah produk mempunyai konsistensi eksternal; menentukan kesesuaian dari prosedur untuk masalah tertentu (misal, menilai yang mana di antara dua metode yang paling bak untuk memecahkan masalah yang ada)
6.       Menciptakan (Create)  - Menyatukan elemen-elemen untuk membentuk struktur koheren atau fungsional, menyusun kembali elemen-elemen menjadi pola atau struktur baru
6.1.    Menghasilkan (generating)
Menyusun hipotesis (hypothesizing)
Menghasilkan hipotesis alternative berdasarkan kriteria (misal, menghasilkan hipotesis yang diperhitungkan untuk fenomena yang diobservasi)
6.2.    Merencanakan (Planning)
Merancang (designing)
Merancang prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas (misal, merencanakan penelitian untuk topic sejarah yang ditugaskan)
6.3.  Memproduksi (producing)

Mengkonstruksi (constructing)
Menemukan suatu produk (misal, membangun habitat untuk tujuan spesifik)
                                     
TABEL TAKSONOMI
Tabel taksonomi merupakan hal baru pada taksonomi Bloom yang direvisi, merupakan tabel 2 dimensi, yang menggabungan dimensi proses kognitif dan pengetahuan. Dimensi proses kognitif  (kolom pada tabel) mengandung enam katagori yaitu: Mengingat, memahami, Mengaplikasikan, Menganalisis, Mengevaluasi dan Mencipta. DIasumsikan bahwa  memahami lebih kompleks daripada mengingat, menerapkan lebih kompleks daripada memahami, dan seterusnya. Dimensi pengetahuan (baris pada tabel) mengandung empat katagori: Faktual, konseptual, procedural dan metakognitif.  Katagori-katagori tersebut diasumsikan terletak sepanjang continuum mulai dari kongkrit (factual) hingga abstrak (metakognitif). Pengetahuan konseptual dan procedural saling tumpang tindih dalam pengertian abstraksinya, dengan beberapa pengetahuan prosedural lebih kongkrit dibandingkan dengan pengetahuan konseptual yang paling abstrak.
Gambar 1. Contoh Penggunaan Tabel Taksonomi untuk tujuan pembelajaran yang berbunyi: Siswa akan mempelajari penerapan pendekatan reduce-reuse-recycle dalam konservasi (adaptasi dari Anderson & Krathwol, 2001:32)
Tujuan Pembelajaran: Siswa akan mempelajari cara menerapkan pendekatan reduce-reuse-recycle dalam konservasi
 


Kata kerja:  menerapkan
(dimensi kognitif: menerapkan)
Kata benda: pendekatan reduce-reuse-recycle dalam konservasi (pengetahuan prosedural)

 

Dimensi Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif
1
Mengingat
2
Memahami
3
Menerapkan
4
Menganalisis
5
Mengevaluasi
6
Mencipta
A.    Faktual







B.     Konseptual







C.     Prosedural



X



D.    Metakonitif








Contoh pada gambar 1 tersebut menunjukkan cara menempatkan tujuan pembelajaran yang berbunyi: Siswa akan mempelajari cara menerapkan pendekatan reduce-reuse-recycle dalam konservasi.

Sumber:
A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing (2001), A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
Editors: Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl
Addison Wesley Longman, Inc.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive