Sunday, July 8, 2018

Macam-macam Penyakit Menular Seksual (PMS)


1)     Penyakit Syphilis
Nama lain untuk penyakit syphilis adalah raja singa. Penyakit syphi­lis ini disebabkan oleh bakteni Spirochaera pallida yang terdapat di mana-mana termasuk di Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan malapetaka bagi si penderita maupun orang lain.
Cara penularan penyakit syphilis terutama melalui hubungan kelamin seksual yang umumnya dilakukan di tempat-tempat pela­curan. Sedangkan pengaruh lain terhadap keluarga adalah bagi laki­-laki akan menularkan penyakit tersebut kepada istrinya, juga keturun­annya. Istri akan menderita pada kehamilan terutarna mengalami keguguran. Sekalipun anaknya lahir dengan selamat akan menderita syphilis dan mungkin akan mengalami kematian atau terus hidup tetapi cacat seperti buta, bisu, tuli, dan sebagainya.
a)     Gejala-gejala Penyakit Syphilis
Gejala-gejala penyakit syphilis antara lain sebagai berikut :
(1)   Tingkat 1
Setelah masa tunas 1-3 minggu, di daerah masuknya spirocheat,  terjadi suatu benjolan kecil yang disebut papel. Kulit di atasnya akan rusak dan berubah menjadi luka yang bentuknya bulat dan oval dan apabila dipijit tidak menimbulkan nyeri. Selama lebih kurang dari 3 minggu kelenjar di daerah lipat paha membengkak. Pembengkakan ini keras dan tidak nyeri, masa ini disebut primer effect. Pada masa itu kemungkinan penderita akan merasa sakit sedikit, suhu badan meninggi, tetapi mungkin juga penderita sama sekali tidak mengalami gangguan.
(2)   Tingkat 2
Antara minggu ke 3-6, penderita akan mendapat serangan pada seluruh tubuhnya berupa bercak-bercak merah serta benjol-benjol bulat kecil. Benjolan-benjolan ini disebut papel-papel. Benjolan ini tidak nyeri dan tidak gatal. Kejadian ini terus-menerus sampai akhimya timbul stadium III.

(3)   Tingkat 3
Pada organ tubuh terjadi perubahan-perubahan baru berupa benjolan yang disebut gumma. Gumma ini mungkin terdapat di tulang-tulang, hati, otak, jantung. pembuluh darah, syaraf, dan lain-lain.
(4)   Tingkat 4
Tingkat ini disebut juga neoroleus. Pada tingkat ini yang diserang adalah susunan syaraf. Selain itu, dinding aorta pada jantung dapat mengalami perubahan. yaitu sebagai berikut.
(a)   Dinding aorta tidak dapat menahan tekanan darah sehingga pecah, maka terjadilah pencurahan darah ke rongga dada.
(b)   Pembuluh-pembuluh darah rambut dalam otak dapat mengalami perubahan sehingga rongganya menyempit.
(c)    Mungkin juga terjadi gejala-gejala akibat kerusakan dari urat saraf. Hal ini lazim disebut tabes dorralis. Kemungkinan-kemungkinan tersebut biasanya terjadi pada usia 40-50 tahun, kadang-kadang tampak pula pada orang-orang yang umurnya lebih muda.

b)     Pengaruh Penyakit Syphilis terhadap Orang Lain
Penyakit syphilis dapat membawa malapetaka untuk diri sendiri, istri, dan keturunan. Pengaruh terhadap istri adalah gangguan pada kehamilan sehingga mengalami keguguran, sedangkan pada keturunan akan lahir anak yang mengalami gangguan tubuh, misalnya cacat tubuh, buta, bisu, tuli, dan juga mungkin kematian.

c)     Usaha Pencegahan Penyakit Syphilis
Usaha-usaha pencegahan penyakit syphilis antara lain sebagai berikut:
(1)   Berusaha membasmi pelacuran.
(2)   Tidak melakukan hubungan kelamin atau seksual terutama dengan penderita syphilis atau pelacur.
(3)   Memberi penerangan kepada masyarakat tentang penyakit syphi­lis dengan akibat-akibatnya.
(4)   Pengobatan secara sempurna untuk para penderita.

2)     Penyakit Gonorhoe
Penyakit gonorhoe termasuk penyakit yang umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin atau seksual. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neiseria gonococ. Bibit penyakit masuk melalui selaput lendir alat kelamin berupa kencing nanah.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2-5 hari. Setelah masa in­kubasi akan terjadi keluhan-keluhan pada waktu kencing. Mula-mula kalau kencing terasa panas dan nyeri, lama-kelamaan keluar nanah yang disebut dengan kencing nanah. Gejala inii menandakan bahwa penyakit telah masuk ke kantong kencing, dan akan menjalar terus ke kelenjar buah zakar yang membuat sel kelamin. Apabila meradang akan terjadi penyumbatan, akibatnya penderita tersebut akan mandul untuk selama-lamanya.
Apabila masuk ke sendi-sendi akan mengakibatkan radang sendi dan di daerah sekitar sendi menjadi bengkak, bila dipegang akan terasa nyeri, panas, dan susah digerakkan. Penyakit ini juga dapat menyerang mata apabila bakteri Neiseia gonococ masuk ke mata melalui jari tangan, sapu tangan atau benda lain yang akan menimbul­kan kebutaan.
Gejala-gejala penyakit gonorhoe, yaitu setelah masa tunas 1-3 hari akan terjadi keluhan-keluhan di saluran kencing. Mula-mula kencing disertai dengan rasa panas dan nyeri, lama-kelamaan keluar nanah dari saluran kencing. Orang mengatakan penderita ini mengidap penyakit kencing nanah, kemudian hasrat untuk kencing sering sekali, tetapi yang keluar hanya sedikit-sedikit disertai dengan rasa panas dan nyeri, serta air kencingnya bercampur nanah.
Gejala-gejala tersebut menandakan bahwa penyakit sudah menjalar ke kandung kencing dan akhirnya menuju ke kelenjar buah zakar (kelenjar yang membuat sel-sel kelamin). Apabila seluruh kandung kencing terjadi penyumbatan, maka penyakit berakibat buruk sekali, dan orang tersebut akan mandul selama-lamanya. Apabila penyakit menjalar lagi ke tempat yang lebih luas, misalnya ke sendi-sendi akan mengakibatkan radang sendi, daerah sekitar sendi itu bengkak merah yang apabila dipegang akan terasa nyeri, panas, dan tidak dapat digerakkan.
Gejala penyakit gonorhoe pada perempuan, secara garis besarnya sama dengan gejala pada laki-laki dan akan menyebabkan kemandulan. Cara penularannya juga melalui persetubuhan. Pencegahan terhadap penyakit gonorhoe sama seperti pencegahan pada penyakit siphilis.

3)     Penyakit AIDS
AIDS Acquired immune Deficiency Syndrome merupakan gejala kelainan yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1979 di Amerika Serikat oleh Michael S. Gottlied dan Frederick P. Siegal.  Da!am perkembangan selanjutnya diperoleh kesimpulan bahwa penyebab penyakit AIDS adalab virus HIV, Human Immunodefi­ciency Virus.
Penyakit AIDS pertama kali ditemukan pada sekelompok orang yang mempunyai kelainan seks, khususnya para homo seksual. Namun, dalam penelitian selanjutnya ternyata AIDS berkaitan erat dengan pola hubungan seksual, terutama bagi yang sering berganti pasangan.
Disamping itu kemungkinan penularan dapat terjadi melalui transfusi darah. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bahkan tidak boleh bagi penderita AIDS atau orang yang telah terkena HIV men­jadi donor darah. Selain di dalam darah, HIV juga dapat ditemukan di darah cairan kelamin wanita dan cairan benih pria. Oleh karena itu hubungan kelamin dengan lawan jenis yang telah dijangkit HIV sangat berbahaya sekali. Bagi seorang ibu yang sedang mengandung mempunyai risiko yang tinggi dalam menularkan HIV ke bayinya selama dalam kandungan atau pada saat menyusui.
Seperti virus lainnya HIV tidak dapat hidup di luar jaringan hidup dan sebagai sasaran HIV adalah Sel darah putih, selanjutnya sudah terdeteksi bahwa HIV tidak hanya pada sel darah putih penderita saja tetapi juga pada sel lain. Virus HIV ini berkembang biak sangat cepat dan tidak teratur, sehingga materi genetik HIV cenderung terus berubah. Oleh karena itu, meskipun kadar zat anti HIV penderita AIDS cukup tinggi, namun zat itu kurang mampu menetralkan vi­rusnya.
Perlu juga diketahui bahwa hasil penelitian yang dilakukan para ahli, HIV juga ditemukan pada air mata, ludah (air liur), air seni, dan keringat penderita. Meskipun kadar penularannya rendah, akan tetapi kita harus lebih waspada. Sampai saat ini penyakit AIDS masih tetap merupakan penyakit yang sangat menakutkan karena belum ditemukan jenis obatnya atau vaksin yang mampu melumpuhkan penyakit tersebut.

a)     Gejala-gejala Penyakit AIDS
HIV dapat hidup dalam tubuh untuk beberapa tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun. Ketika gejala itu tampak, gejala tersebut menyerupai gejala­-gejala penyakit ringan biasa atau infeksi lainnya. Akan tetapi, pada orang dengan HIV, gejala-gejala tersebut terulang terus, tidak pernah hilang.
Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter jika gejala-gejala berikut ini bertahan terus. Gejala-gejala seseorang terkenan virus HIV antara lain sebagai berikut:
(1)   Hilangnya berat tubuh yang tanpa alasan melebihi 5 kg.
(2)   Demam yang selalu timbul serta keringat di malam hari.
(3)   Rasa capai yang bertahan tanpa sebab yang jelas.
(4)   Mencret-mencret yang kronis.
(5)   Membengkaknya kelenjar lympa (kelenjar getah bening).
(6)   Batuk kering yang bertahan lama tanpa sebab.
(7)   Bintik-bintik putih atau nyeri yang tidak biasa pada lidah atau mulut.

b)     Cara Lain Penularan Penyakit HIV
HIV dapat ditularkan dalam cara lain di samping melalul kontak seksual. HIV dapat masuk ke dalam darah dengan cara lain. Setiap jarum suntik sangat berisiko. Saling meminjam jarum suntik untuk memasukkan obat, tatto, menindik telinga atau untuk tranfusi darah adalah perilaku yang berisiko. Itulah sebabnya mengapa jarum suntik yang sudah terpakai harus dibuang secara hati-hati.

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus HIV kepada anaknya, baik sebelum kelahiran atau selama proses kelahiran. Ada juga HIV yang ditularkan sang ibu kepada anaknya lewat air Susunya. Namun demikian, untuk menghindari perlakuan yang berlebihan pada penderita AIDS atau pengidap HIV, perlu juga dikemukakan bahwa HIV tidak tertularkan lewat kontak sehari-hari di antana orang biasa dan penderita. HIV tidak tertularkan melalui udara.
Hal-hal yang tidak membahayakan terhadap penularan penyakit HIV antara lain sebagai berikut:
(1)   Sentuhan, batuk, bersin atau ciuman kering (cium pipi atau kening).
(2)   Kontak melalui tempat duduk di WC, alat-alat makan, kran air, atau telepon.
(3)   Berpelukan atau berpegangan.
(4)   Kolam renang, kamar mandi atau tempat lain.
(5)   Berdekatan dengan penderita, seperti di bus, dll.
(6)   Gigitan nyamuk atau serangga lain.
(7)   Mendonorkan darah.
(8)   Air mata atau air liur.

c)     Usaha Pencegahan Penyakit AIDS
Usaha-usaha pencegahan penyakit AIDS antara lain sebagai berikut:
(1)   Hindari sentuhan langsung dengan darah, air liur, air seni, air mata, atau cairan lain dari pendenita AIDS.
(2)   Penderita AIDS dan mempunyai resiko tinggi terkena AIDS diharapkan tidak dapat menjadi donor darah.
(3)   Hindari hubungan seksual dengan berganti-berganti pasangan karena akan mempertinggi resiko terjangkitnya penyakit AIDS.
(4)   Bagi wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan diri dari penderita AIDS karena berbahaya bagi dirinya dan juga bayi yang dikandungnya.


No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive