1) Penyakit
Syphilis
Nama lain untuk penyakit syphilis adalah raja singa. Penyakit
syphilis ini disebabkan oleh bakteni Spirochaera pallida yang terdapat
di mana-mana termasuk di Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan malapetaka
bagi si penderita maupun orang lain.
Cara
penularan penyakit syphilis terutama melalui hubungan kelamin seksual yang
umumnya dilakukan di tempat-tempat pelacuran. Sedangkan pengaruh lain terhadap
keluarga adalah bagi laki-laki akan menularkan penyakit tersebut kepada
istrinya, juga keturunannya. Istri akan menderita pada kehamilan terutarna
mengalami keguguran. Sekalipun anaknya lahir dengan selamat akan menderita
syphilis dan mungkin akan mengalami kematian atau terus hidup tetapi cacat
seperti buta, bisu, tuli, dan sebagainya.
a)
Gejala-gejala
Penyakit Syphilis
Gejala-gejala penyakit syphilis antara lain sebagai
berikut :
(1) Tingkat 1
Setelah
masa tunas 1-3 minggu, di daerah masuknya spirocheat, terjadi suatu benjolan kecil yang disebut papel. Kulit di
atasnya akan rusak dan berubah menjadi luka yang bentuknya bulat dan oval dan
apabila dipijit tidak menimbulkan nyeri. Selama lebih kurang dari 3 minggu
kelenjar di daerah lipat paha membengkak. Pembengkakan ini keras dan tidak nyeri, masa ini disebut primer
effect. Pada masa itu kemungkinan penderita akan merasa sakit sedikit, suhu
badan meninggi, tetapi mungkin juga penderita sama sekali tidak mengalami
gangguan.
(2) Tingkat 2
Antara
minggu ke 3-6, penderita akan mendapat serangan pada seluruh tubuhnya berupa
bercak-bercak merah serta benjol-benjol bulat kecil. Benjolan-benjolan ini disebut papel-papel. Benjolan
ini tidak nyeri dan tidak gatal. Kejadian ini terus-menerus sampai akhimya
timbul stadium III.
(3) Tingkat 3
Pada
organ tubuh terjadi perubahan-perubahan baru berupa benjolan yang disebut gumma.
Gumma ini mungkin terdapat di tulang-tulang, hati, otak, jantung. pembuluh
darah, syaraf, dan lain-lain.
(4) Tingkat 4
Tingkat
ini disebut juga neoroleus. Pada tingkat ini yang diserang adalah
susunan syaraf. Selain itu, dinding aorta pada jantung dapat mengalami
perubahan. yaitu sebagai berikut.
(a) Dinding
aorta tidak dapat menahan tekanan darah sehingga pecah, maka terjadilah
pencurahan darah ke rongga dada.
(b) Pembuluh-pembuluh
darah rambut dalam otak dapat mengalami perubahan sehingga rongganya menyempit.
(c) Mungkin
juga terjadi gejala-gejala akibat kerusakan dari urat saraf. Hal ini lazim
disebut tabes dorralis. Kemungkinan-kemungkinan tersebut biasanya
terjadi pada usia 40-50 tahun, kadang-kadang tampak pula pada orang-orang yang
umurnya lebih muda.
b)
Pengaruh
Penyakit Syphilis terhadap Orang Lain
Penyakit
syphilis dapat membawa malapetaka untuk diri
sendiri, istri, dan keturunan. Pengaruh terhadap istri adalah gangguan pada
kehamilan sehingga mengalami keguguran, sedangkan pada keturunan akan lahir
anak yang mengalami gangguan tubuh, misalnya cacat tubuh, buta, bisu, tuli, dan
juga mungkin kematian.
c)
Usaha
Pencegahan Penyakit Syphilis
Usaha-usaha
pencegahan penyakit syphilis antara lain sebagai berikut:
(1) Berusaha
membasmi pelacuran.
(2) Tidak
melakukan hubungan kelamin atau seksual terutama dengan penderita syphilis atau
pelacur.
(3) Memberi
penerangan kepada masyarakat tentang penyakit syphilis dengan
akibat-akibatnya.
(4) Pengobatan
secara sempurna untuk para penderita.
2) Penyakit
Gonorhoe
Penyakit
gonorhoe termasuk penyakit yang umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin
atau seksual. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neiseria gonococ. Bibit
penyakit masuk melalui selaput lendir alat kelamin berupa kencing nanah.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2-5 hari. Setelah masa inkubasi
akan terjadi keluhan-keluhan pada waktu kencing. Mula-mula kalau kencing terasa
panas dan nyeri, lama-kelamaan keluar nanah yang disebut dengan kencing nanah.
Gejala inii menandakan bahwa penyakit telah masuk ke kantong kencing, dan akan
menjalar terus ke kelenjar buah zakar yang membuat sel kelamin. Apabila meradang
akan terjadi penyumbatan, akibatnya penderita tersebut akan mandul untuk
selama-lamanya.
Apabila masuk ke sendi-sendi akan
mengakibatkan radang sendi dan di daerah sekitar sendi menjadi bengkak, bila
dipegang akan terasa nyeri, panas, dan susah digerakkan. Penyakit ini juga
dapat menyerang mata apabila bakteri Neiseia gonococ masuk ke mata melalui jari
tangan, sapu tangan atau benda lain yang akan menimbulkan kebutaan.
Gejala-gejala penyakit gonorhoe, yaitu
setelah masa tunas 1-3 hari akan terjadi keluhan-keluhan di saluran kencing.
Mula-mula kencing disertai dengan rasa panas dan nyeri, lama-kelamaan keluar
nanah dari saluran kencing. Orang mengatakan penderita ini mengidap penyakit
kencing nanah, kemudian hasrat untuk kencing sering sekali, tetapi yang keluar
hanya sedikit-sedikit disertai dengan rasa panas dan nyeri, serta air
kencingnya bercampur nanah.
Gejala-gejala
tersebut menandakan bahwa penyakit sudah menjalar ke kandung kencing dan
akhirnya menuju ke kelenjar buah zakar (kelenjar yang membuat sel-sel kelamin).
Apabila seluruh kandung kencing terjadi penyumbatan, maka penyakit berakibat
buruk sekali, dan orang tersebut akan mandul selama-lamanya. Apabila penyakit
menjalar lagi ke tempat yang lebih luas, misalnya ke sendi-sendi akan
mengakibatkan radang sendi, daerah sekitar sendi itu bengkak merah yang apabila
dipegang akan terasa nyeri, panas, dan tidak dapat digerakkan.
Gejala
penyakit gonorhoe pada perempuan, secara garis besarnya sama dengan gejala pada
laki-laki dan akan menyebabkan kemandulan. Cara penularannya juga melalui
persetubuhan. Pencegahan terhadap penyakit gonorhoe sama seperti pencegahan
pada penyakit siphilis.
3) Penyakit
AIDS
AIDS Acquired immune Deficiency
Syndrome merupakan gejala kelainan yang disebabkan oleh kelemahan sistem
kekebalan tubuh. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1979 di Amerika
Serikat oleh Michael S. Gottlied dan Frederick P. Siegal. Da!am perkembangan selanjutnya diperoleh
kesimpulan bahwa penyebab penyakit AIDS adalab virus HIV, Human Immunodeficiency
Virus.
Penyakit AIDS pertama kali ditemukan
pada sekelompok orang yang mempunyai kelainan seks, khususnya para homo
seksual. Namun, dalam penelitian selanjutnya ternyata AIDS berkaitan erat
dengan pola hubungan seksual, terutama bagi yang sering berganti pasangan.
Disamping
itu kemungkinan penularan dapat terjadi melalui transfusi darah. Oleh sebab
itu, sangat dianjurkan bahkan tidak boleh bagi penderita AIDS atau orang yang
telah terkena HIV menjadi donor darah. Selain di dalam darah, HIV juga dapat
ditemukan di darah cairan kelamin wanita dan cairan benih pria. Oleh karena itu
hubungan kelamin dengan lawan jenis yang telah dijangkit HIV sangat berbahaya
sekali. Bagi seorang ibu yang sedang mengandung mempunyai risiko yang tinggi
dalam menularkan HIV ke bayinya selama dalam kandungan atau pada saat menyusui.
Seperti
virus lainnya HIV tidak dapat hidup di luar jaringan hidup dan sebagai sasaran
HIV adalah Sel darah putih, selanjutnya sudah terdeteksi bahwa HIV tidak hanya
pada sel darah putih penderita saja tetapi juga pada sel lain. Virus HIV ini
berkembang biak sangat cepat dan tidak teratur, sehingga materi genetik HIV
cenderung terus berubah. Oleh karena itu, meskipun kadar zat anti HIV penderita
AIDS cukup tinggi, namun zat itu kurang mampu menetralkan virusnya.
Perlu juga diketahui bahwa hasil penelitian yang
dilakukan para ahli, HIV juga ditemukan pada air mata, ludah (air liur), air
seni, dan keringat penderita. Meskipun kadar penularannya rendah, akan tetapi
kita harus lebih waspada. Sampai saat ini penyakit AIDS masih tetap merupakan
penyakit yang sangat menakutkan karena belum ditemukan jenis obatnya atau
vaksin yang mampu melumpuhkan penyakit tersebut.
a)
Gejala-gejala
Penyakit AIDS
HIV
dapat hidup dalam tubuh untuk beberapa tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun.
Ketika gejala itu tampak, gejala tersebut menyerupai gejala-gejala penyakit
ringan biasa atau infeksi lainnya. Akan tetapi, pada orang dengan HIV,
gejala-gejala tersebut terulang terus, tidak pernah hilang.
Oleh
karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter jika gejala-gejala berikut ini
bertahan terus. Gejala-gejala seseorang terkenan virus HIV antara lain sebagai
berikut:
(1) Hilangnya berat tubuh yang tanpa alasan melebihi 5 kg.
(2) Demam yang selalu timbul serta keringat di malam hari.
(3) Rasa capai yang bertahan tanpa sebab yang jelas.
(4) Mencret-mencret
yang kronis.
(5) Membengkaknya kelenjar lympa (kelenjar getah bening).
(6) Batuk kering yang bertahan lama tanpa sebab.
(7) Bintik-bintik putih atau nyeri yang tidak biasa pada
lidah atau mulut.
b)
Cara
Lain Penularan Penyakit HIV
HIV
dapat ditularkan dalam cara lain di samping melalul kontak seksual. HIV dapat
masuk ke dalam darah dengan cara lain. Setiap jarum suntik sangat berisiko.
Saling meminjam jarum suntik untuk memasukkan obat, tatto, menindik telinga atau
untuk tranfusi darah adalah perilaku yang berisiko. Itulah sebabnya mengapa
jarum suntik yang sudah terpakai harus dibuang secara hati-hati.
Seorang
ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus HIV kepada anaknya, baik sebelum
kelahiran atau selama proses kelahiran. Ada juga HIV yang ditularkan sang ibu
kepada anaknya lewat air Susunya. Namun demikian, untuk menghindari perlakuan
yang berlebihan pada penderita AIDS atau pengidap HIV, perlu juga dikemukakan
bahwa HIV tidak tertularkan lewat kontak sehari-hari di antana orang biasa dan
penderita. HIV tidak tertularkan melalui udara.
Hal-hal
yang tidak membahayakan terhadap penularan penyakit HIV antara lain sebagai
berikut:
(1)
Sentuhan,
batuk, bersin atau ciuman kering (cium pipi atau kening).
(2)
Kontak
melalui tempat duduk di WC, alat-alat makan, kran air, atau telepon.
(3)
Berpelukan
atau berpegangan.
(4)
Kolam renang, kamar mandi atau tempat lain.
(5)
Berdekatan
dengan penderita, seperti di bus, dll.
(6)
Gigitan nyamuk atau serangga lain.
(7)
Mendonorkan
darah.
(8)
Air mata atau air liur.
c)
Usaha
Pencegahan Penyakit AIDS
Usaha-usaha pencegahan penyakit AIDS antara lain sebagai
berikut:
(1) Hindari sentuhan langsung dengan darah, air liur, air
seni, air mata, atau cairan lain dari pendenita AIDS.
(2) Penderita AIDS dan mempunyai resiko tinggi terkena AIDS
diharapkan tidak dapat menjadi donor darah.
(3) Hindari hubungan seksual dengan berganti-berganti
pasangan karena akan mempertinggi resiko terjangkitnya penyakit AIDS.
(4) Bagi wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan diri
dari penderita AIDS karena berbahaya bagi dirinya dan juga bayi yang
dikandungnya.
No comments:
Post a Comment