Pengaruh dari
pola asuh dalam
mengembangkan sosial emosional anak, dalam perkembangan sosio-emosional anak,
tentu ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhinya. Ada 4 faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosio-emosional anak yaitu :
a.
Perlakuan dan Cara Pengasuhan Orang Tua
Secara garis besar ada tiga tipe gaya
pengasuhan orang tua yakni otoriter, permisif, dan otoritatif.
Tipe
|
Perilaku Orang Tua
|
Karakteristik Anak
|
Otoriter
|
Kontrol yang ketat dan penilaian
yang kritis terhadap perilaku anak, sedikit dialog (memberi dan menerima)
secara verbal, serta kurang hangat dan kurang terjalin secara emosional
|
Menarik diri dari pergaulan serta
tidak puas dan tidak percaya terhadap orang lain.
|
Permisif
|
Tidak mengontro, tidak menuntut,
sedikit menerapkan hukuman dan kekuasaan, penggunaan nalar, hangat dan
menerima
|
Kurang dalam harga diri, kendali
diri, dan kecenderungan untuk bereksplorasi
|
Otoritatif
|
Mengontrol, menuntut, hangat,
reseptif, rasional, berdialog (memberi dan menerima) secara verbal, serta
menghargai disiplin, kepercayaan diri, dan keunikan
|
Mandiri, bertanggung jawab secara
sosial, memiliki kendali diri, bersifat eksplloratif, dan percaya diri
|
b.
Kesesuaian antara anak dan pengasuh
Dalam proses interaksi antara pengasuh
dan anak, perilaku mereka bisa saling mempengaruhi dan menyesuaikan diri satu
sama lain sehingga ada penyesuain diri antar masing-masing. Jadi pengasuh harus
benar-benar bisa menangkap respon apa yang sang anak inginkan, agar terjadi
jalinan kasih sayang antara mereka, dan tidak menimbulkan rasa benci.
c.
Temperamen anak
Temperamen bayi merupakan salah satu
hal yang harus dipahami oleh sang pengasuh agar bisa terjalin hubungan yang
akrab antara pengasuh dan anak. Ada tiga gaya perilaku bayi yakni bayi yang
mudah, bayi yang sulit dan bayi yang lamban. Ciri bayi yang mudah adalah
memiliki keteraturan, adaptif, bahagia dan mau mendekati objek atau orang baru.
Bayi yang sulit cenderung tidak teratur, tidak senang terhadap perubahan
situasi, sering menangis, menempakkan perasaan negative. Sedangkan bayi yang
lamban adalah bayi yang cenderung kurang adaptif, menarik diri, kurang aktif
dan intensitas respon kurang.
d.
Perlakuan guru di sekolah
Apa yang guru perbuat di sekolah akan
berpengaruh terhadap anak didiknya. Perlakuan guru terhadap anak memiliki
pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan sosioemosional anak.
Pengaruh guru tidak hanya pada aspek kognitif anak, tetapi juga segenap
perilaku dan pribadi yang ditampilkan guru di depan anak didiknya, karena
secara langsung hal tersebut bisa menjadi pengalaman-pengalaman anak.
Contoh
penerapan teknis pengasuhan sosial emosional dapat dilakukan dengan beberapa
pola, yaitu:
a. Bermain pada anak.
Bermain
merupakan salah satu cara yang tepat untuk melepaskan atau menumpahkan seluruh
energi dan perasaan yang dimiliki anak termasuk didalamnya emosi anak. Selain
itu biasanya dengan bermain anak juga dapat mengembangkan hubungan sosial
mereka.
Permainan yang
dapat melatih kecerdasan sosial emosional antara lain:
·
Bermain peran
dengan boneka tangan maupun wayang
·
Film
pembelajaran bermuatan nilai sosial emosional.
·
Ajak anak
keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang lain
·
Ajak anak
bermain kelompok (cooperatif play), seperti: sepak bola.
b. Sentuhan, belaian dan pelukan kepada
anak.
Interaksi
antara orang tua dengan anak sangat berpengaruh terhadap kecerdasan sosial
emosional anak. Sentuhan, belaian dan pelukan yang diberikan kepada anak
merupakan beberapa cara yang tepat untuk membangun hubungan baik atau kelekatan
anara orang tua dengan anak
c. Pemberian kata positif dan empati
orang tua terhadap anak.
Kata positif yang diberikan kepada anak membuat
anak termotifasi untuk melakukan dan mengulangi perilaku yang positif dan
membuat anak percaya diri. Sedangkan empati dari orang tua membuat anak merasa
orang tua berada dipihaknya, terutama saat anak memiliki masalah, empati dari
orang tua sangatlah penting agar anak dapat lebih tenang dan merasa orang tua
merasakan apa yang anak rasakan.
No comments:
Post a Comment