1. Teori
Tabularasa (John Locke dan Francois bacon)
Teori ini
mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas
putih yang belum ditulisi. Pendapat John Locke ini juga disebut sebagai teori
empirisme, yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala
kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman (empiri) yang
masuk melalui alat indera.
2. Teori
Nativisme (Schopenhauer)
Aliran
nativisme berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai
berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing.
3. Teori
Konvergensi (W. Stern)
Menurut
teori konvergensi hasil pendidikan anak-anak itu ditentukan atau dipengaruhi 2
faktor yaitu faktor pembawaan dan lingkungan.
4. Teori
Humanistik (Arthur W. Combs, Abraham Maslow, Carl Roger)
Teori ini
pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu
proses belajar dapat dianggap berhasil apabila sipembelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain sipembelajar dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya.
5. Langeveld
Beliau
mengatakan bahwa mendidik adalah membei pertolongan secara sadar dan sengaja
kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah
kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas
segala tindakannya menurut pilihannya sendiri.
6. Ki
Hajar Dewantara
Menurut beliau
pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mendapat keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
7. John
Dewey ;
Kehidupan pada hakikatnya sebagai proses pendidikan
yang sebenarnya (The true educational Process). Education is not preparation
for life; education is life itself. Pendidikan bukanlah persiapan untuk
kehidupan; Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment