Deskripsi Bermain
Kata “main” ini pada awalnya belum mendapat perhatian khusus dari para
ahli ilmu jiwa. Pada dasarnya arti dari permainan dan mainan adalah sama yaitu
objek dari bermain, sedangkan pengertian dari bermain itu sendiri memiliki
beragam arti, jika ditelusuri lebih jauh, orang yang paling berjasa dalam
meletakkan dasar dalam bermain adalah seorang filsuf dari Yunani yang bernama
Plato.
Menurut Plato, anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika dengan
cara membagikan sejumlah apel pada anak-anak. Juga melalui pembagian alat-alat
permainan miniatur balok-balok kepada anak berusia tiga tahun yang pada
akhirnya akan mengantar pada anak tersebut menjadi seorang ahli bangunan.
Sehingga Plato berpendapat bahwa bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai
praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan
keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak (Tedjasaputra, 2001:59).
Ciri terakhir menjadi identifikasi yang kuat bahwa seorang anak usia pra
sekolah sedang melakukan kegiatan bermain. Batasan bermain sangat penting untuk
dipahami karena berfungsi sebagai parameter bagi seorang pendidik dalam
menentukan sejauh mana aktivitas yang dilakukan anak. Ada dua ciri lagi dari kegiatan bermain
yaitu, bebas dari aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan keterlibatan
secara aktif dari bermain.
Menurut Catron dan Allen dalam Sujiono (2009:145) pada dasarnya bermain
memiliki tujuan utama yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal
anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif, interaktif dan
terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Penekanan dari bermain adalah
perkembangan kreativitas dari anak-anak. Semua anak usia dini memiliki potensi
kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat individual dan bervariasi antar
anak yang satu dengan anak lainnya.
No comments:
Post a Comment