1.
Cara keluarga menjalankan fungsi dan peranannya dalam mendidik anak yaitu:
a.
Memberikan pengalaman pertama pada masa kanak-kanak
Di dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus di sadari
dan di mengerti oleh tiap keluarga, bahwa anak dilahirkan di dalam lingkungan
keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan
keluarga[4].
Lembaga
pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan factor
penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana penidikan keluarga ini sangat
penting di perhatikan, sebab
dari sinilah keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya di
tentukan[5].
kehadiran anak
didunia ini disebabkan hubungan kedua orang tuanya. Mengingatkan orang tua
adalah orang dewasa, maka merekalah yang bertanggung jawab memelihara
eksistensi anak untuk menjadikannya kelak sebagai seseorang pribadi, tetepi juga memberikan pendidikan anak
sebagai individu yang tumbuh dan berkembang. karna seseorang anak
dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan
dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong
dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih
( a sheet of white paper avoid of all characters) Atau yang lebih
dikenal dengan istilah tabularasa.
Di dalam islam secara jelas bahwa Nabi Muhammad SAW bahwa ”Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanya yang dapat menjadikannya
yahudi,nasrani atau majusi”[6].
b.
Menjamin kehidupan emosional anak
Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan
simpati yang sewajarnya, suasana
yang aman dan tentram, suasana percaya mempercayai. Untuk
itulah melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan anak
akan rasa kasih sayang dapat di penuhi atau dapat berkembang dengan baik hal
ini di karenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik. Namun sering kali terdapat
klainan-kelainan dalam perkembangan emosional di antaranya:
1) Anak
yang sejak kecil di pelihara di panti asuhan, umumnya mengalami kelainan dalam system
perkembangan emosionalnya misalnya: pemalu, agresif dan lain-lain.
2) Banyak
terjadi kejahatan yang diteliti menunjukan bahwa,tumbuhnya kejahatan itu disebabkan
kurangnya kasih sayang yang di peroleh anak dari orang tua[7].
Dengan demikian anak tidak akan berkesempatan untuk mendapatkan perhatian dari
orang tuanya. Padahal adahal
anak sangat membutuhkan dorongan dari orang tua bila anak sedang belajar[8].
c.
Menenamkan dasar pendidikan moral
Keluarga juga merupakan penanam nilai moral dasar pada anak. Perilaku
orang tua merupakan teladan bagi anaknya. hubungan ini Ki Hajar Dewantata
menyatakan bahwa “Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaaan
jiwa yang pada umumnya sanagt berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti
terdapatlah dalam keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat
pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya”[9].
d.
Memberikan dasar pendidikan
sosial
Di dalam keluarga merupakan basis penting dalam meletakan dasar-dasar
pendidikan moral. Sebab pada
dasarnya keluarga merudakan lembaga sosial resmi sosial pada anak dapat
di pupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa
tolong-menolong, menolong saudara atau tetengga yang sakit, bersama-sama
menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan keserasian dalam segala hal[10].
e.
Peletak dasar-dasar keagamaan
Untuk merespkan dasar-dasar hidup beragama. Anak-anak seharusnya
dibiasakan ikut serta ke masjid berama-sama untuk menjalankan ibadah, mendengarkan ceramah.
Kegiatan ini besar sekali pengaruhnya terhadaap kepriban anak karna anak dapat
mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan. Namun apabila
hal tersebut tidak ditanamkan sejak dini maka setelah dewasa mereka tidak ada
perhatian terhadap hidup keagamaan[11].
No comments:
Post a Comment