Friday, June 1, 2018

Makalah Pembelajaran Matematika Untuk Anak Usia Dini melalui Permainan Ular Tangga

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kemajuan di bidang teknologi memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menjalankan rutinitas. Namun disisi lain, kemajuan teknologi juga berdampak buruk bagi perkembangan anak. Hal ini tak lain karena terlupakannya nilai-nilai leluhur.Contoh nyata adalah terlupakannya permainan tradisional.Tak sedikit anak – anak jaman sekarang yang melupakan permainan tradisional seperti permainanular tannga, angklek dan permainan tradisional lainnya.Sulit mengharapkan mereka mau kembali mengenal permainan tradisional, karena disamping teknologi yang tinggi dan tidak sederhana, permainan ini terkesan kuno.Namun sebenarnya banyak nilai-nilai yang dapat dipelajari dari setiap permainan tradisional itu.Kemampuan menghitung dan mengenal bilangan dapat dikembangakan melalui permainan ular tangga tersebut.
Media pembelajaran yang sering kita temui pada saai ini adalah media pembelajaran balam bentuk cetak, audio visual, dan berbasis computer.Namun sebenarnya ada juga media pembelajaran dalam bentuk permainan.Bagi anak taman kanak – kanak media pembelajaran permainan akan sangat menyenangkan dan mudah untuk dipahami.  Karena media pembelajaran dalam bentuk permainan mampu melatih kognitif anak dan memotivasi anak untuk belajar dan bersosial. Inilah yang membuat saya memiliki gagasan menjadikan permainan tadisional, salah satunya permainan ular tangga sebagai media pembelajaran matematika untuk taman kanak – kanak agar anak – anak dapat belajar sambil bermain dan tidak melupakan permainan tradisional.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka  permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana peranan permainan ular tangga sebagai media pembelajaran matematikapada anak taman kanak – kanak?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan tulisan ini adalah sebagai berikut :
1.         Keterkaitan permainan ular tangga dengan konsep matematika pada anak taman kanak – kanak.
2.         Peranan permainan ular tangga sebagai media pembelajaran matematika.

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini antara lain :
  1. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi motivasi belajar anak dan mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak Taman Kanak – Kanak dengan menggunakan media permainan ular tangga.
  2. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk memilih media permainan ular tangga dalam mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
  3. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga penyelengggaraan pendidikan dalam mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak – Kanak dengan penggunaan media permainan ular tangga.













BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Permainan Ular Tangga
Permainan ular tangga diciptakan pada abad ke–2 sebelum masehi dengan nama“Paramapada Sopanam” (Ladder to Salvation).  Dikembangkan oleh pemukaagama Hindu untuk mengajarkan anak-anak mengenai “penghargaan”.Ularmerepresentasikan “keputusan yang buruk dan jahat”, sedangkan tangga melambangkan “keputusan yang bermoral dan baik”. Permainan ini masuk ke Inggris pada tahun 1892, dan pada tahun 1943 namanya diubah menjadi “Chutes and Ladders” oleh Milton Bradley di Amerika untuk dikomersialkan (http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_tangga). Ular tangga menjadi bagian dari permainan tradisional di Indonesia meskipun tidak ada data yang lengkap mengenai kapan munculnya permainan tersebut.Pada zaman dulu, banyaknyaanak-anak Indonesia yang bermain ular tangga membuat permainan ini menjadi sangat populer di masyarakat. Permainan ini ringan, sederhana, mendidik,menghibur dan sangat berinteraktif jika dimainkan bersama – sama.
Pada permainan ular tangga, medanpermainan adalah sebuah papan atau karton bergambar kotak-kotak biasanya berukuran 10x10 kotak. Tiap kotak diberi nomor urut mulai dari nomor 1 darisudut kiri bawah sampai nomor 10 di sudut kanan bawah, lalu dari kanan ke kiri mulai nomor 11 baris kedua sampai nomor 20 dan seterusnya sampai nomor 100 di sudut kiri atas. Kotak-kotak tertentu berisi gambar yang mengandung pesan atau perbuatan.Ada pesan atau perbuatan baik, ada yang buruk.Pesan atau perbuatan baik biasanya diganjar dengan kenaikan ke kotak yang lebih tinggi lewat tangga, sedangkan pesan atau perbuatan buruk dihukum dengan penurunan ke kotak lebih rendah melewati ular.Karena itu dinamakan Ular Tangga.Menurut  Arinil Janah dalam laporannya menyatakan bahwatidak ada bentuk standar dari papan ular tangga. Setiap orang dapat menciptakan sendiri papan mereka dengan jumlahkotak, ular dan tangga yang berlainan.Di bawah ini adalah gambar dari salah satu papan ular tangga.
Description: D:\TUGAS\pak kaler\gambar ulartangga\17 SnakesAndLadders.jpg
Gambar 1 : papan ular tangga dengan dadu dan bidaknya.
Permainan sederhana namun mengasyikkan ini tersebar di seluruh dunia dan umumnya memiliki ciri yang sama dengan nama yang umumnya merupakan terjemahan dari kata ular dan tangga dalam bahasa masing-masing. Dalam bahasaInggris misalnya dinamakan Snakes-and-Ladders.
Ada beberapa aturan dalam penggunaan media permainan ular tangga menurut pendapat Rahman (2010) diantaranya adalah:
1.      Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir pada petak nomor 100. 
2.      Terdapat beberapa jumlah ular dan tangga yang terletak pada petak tertentu pada papan permainan.
3.      Terdapat 1 buah dadu dan beberapa bidak. Jumlah bidak yang digunakan sesuai dengan jumlah pemain. Biasanya bidak menggunakan warna yang berbeda untuk setiap pemain, tidak ada aturan tertentu untuk jenis bidak yang harus digunakan.
4.      Panjang ular dan tangga bermacam-macam, ular dapat memindahkan bidak pemain mundur beberapa petak, sedangkan tangga dapat memindahkan bidakpemain maju beberapa petak. 
5.      Sebagian dari ular dan tangga adalah pendek, dan hanya sedikit tangga yang panjang.  Pada beberapa papan bermain terdapat ular pada petak nomor 99 yang akan memindahkan bidak pemain jauh ke bawah.
6.      Untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama, biasanya dilakukan pelemparan dadu oleh setiap pemain, yang mendapat nilai tertinggi ialah yang mendapat giliran pertama.
7.      Semua pemain memulai dari petak nomor 1.
8.    Pada saat gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat memajukan bidaknya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu.
9.    Bila pemain mendapat anggka 6 dari pelemparan dadu, maka pemain tersebut mendapat giliran sekali lagi untuk melempar dadu dan memajukan bidaknya sesuai dengan angka yang diperoleh dari pelemparan dadu terakhir.
10.  Boleh terdapat lebih dari 1 bidak pada suatu petak.
11.  Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut.
12.  Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung ekor ular, maka bidak tersebut harus turun sampai pada petak yang ditunjuk oleh kepala dari ular tersebut. 
13.  Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang pertama kali berhasil mencapai petak 100. 

2.2  Keterkaitan Media Pembelajaran, Konsep Matematika, dan Permainan Ular Tangga
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang  pikiran, perasaan, dan kemauan untuk terjadinya proses belajar. Dengan media siswa mendapat banyak informasi sehingga meteri akan semakin jelas dan mudah dimengerti. Selain itu, media juga dapat mengurangi keterbatasan guru atau buku dan meningkatkan daya tarik terhadap materi yang sedang diajarkan sehingga siswa lebih berminat untuk belajar. Khusus dalam materi yang termasuk Ilmu Pengetahuan Alam, dengan menggunakan media pembelajaran dapat mengurangi kebosanan menghafal, kesulitan menjelaskan peristiwa atau gejala alam, dan kesulitan mendapatkan gambaran yang jelas tentang flora, fauna, jenis zat tertentu, dan lain – lain.Dalam pembelajaran matematika, digunakannya media yaitu agar dapat menjembatani antara konsep – konsep matematika yang abstrak menjadi lebih kongkrit, sehingga anak dapat memahami matematika yang disajikan oleh guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Novarina menjelaskan penggunaan permainan ular tangga dalam pembelajaran terbukti dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam memahami konsep bilangan 1 sampai 10 pada anak – anak Taman Kanak – Kanak. Peningkatan  ditandai dengan meningkatnya kelancaran menyebutkann urutan bilangan 1 sampai 10, menunjukkan benda untuk bilangan 1 sampai 10, memasangkan lambang bilangan dengan benda sampai 10.
Penggunaan media permainan ular tangga sebagai media pembalajaran dapat digunakan sebagai salah satu  alternative untuk dapat mengembangkan kemampuan  mengenal konsep bilangan. Guru dapat menggunakan media permainan ular tangga yang direkomendasikan dalam pembelajaran metematika di Taman Kanak – Kanak yang merupakan permainan yang disukai anak – anak karena cara memainkannya yang sangat mudah dan menarik. Menurut Nining Sriningsih mengungkapkan secara umum bahwa media permainan ular tangga dapat diberikan untuk anak usia 5-6 tahun dalam rangka menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti kognitif, bahasa dan sosial. Keterampilan berbahasa yang dapat distimulasi melalui permainan ini misalnya kosakata naik turun, maju mundur, ke atas – ke bawah, dan lain sebagainya.Keterampilan sosial yang dilatih dalam permainan ini di antaranya kemauan mengikuti dan mematuhi aturan permainan, bermain secara bergiliran.Keterampilan kognitif matematika yang terstimulasi yaitu menyebutkan urutan bilangan, mengenal lambang bilangan dan konsep bilangan.







BAB III
METODE PENULISAN

            Metode yang diterapkan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode kajian pustaka dan metode observasi.Metode kajian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari literatur, media cetak maupun media internet yang relevan yang dapat memberikan informasi dalam pembuatan tulisan ini. Metode observasi dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan informasi secara langsung terkait dengan penggunaan permainan ular tangga sebagai media pembelajaran matematiaka pada anak taman kanak – kanak.Dari informasi dan data-data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan suatu metode analisa untuk mengkaji suatu solusi yang dapat diterapkan dalam penggunaan permainan ular tangga menjadi suatu media pembelajaran matematika.Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
  1. Identifikasi Masalah
  2. Pengumpulan informasi dan data melalui observasi
  3. Pengumpulan data melalui media cetak dan media elektronik yang relevan untuk mendukung analisis dan sintesis permasalahan.
  4. Analisis dan sintesis terhadap permasalahan serta perumusan solusi.
  5. Penyusunan hasil analisis dan sintesis dalam bentuk tulisan.












BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Kerterbatasan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Pengenalan     Konsep Matematika pada Anak Taman Kanak – Kanak
Beberapa lembaga pendidikan anak Taman Kanak – Kanak mengajarkan konsep – konsep metematika yang menekankan pada penguasaan angka melalui latihan dan praktek – praktek paper pencil test. Dengan demikian, pembelajaran matematika yang terjadi tidak bermakna bagi anak. Beberapa anak mungkin dapat menyebutkan bilangan 1 sampai 10 dengan lancar, tetapi anak tersebut belum tentu dapat menunjukan dengan baik jumlah benda yang sesuai dengan bilangan – bilangan tersebut. Karena mengajarkan konsep – konsep matematika dasar cenderung menekankan pada praktek – praktek paper pecil test, maka metode yang digunakan menjadi kurang variatif karena guru hanya menggunakan metode pemberian tugas dalam mengenalkan konsep dan lambang bilangan. Anak hanya diberikan lembar kerja yang berisi angka – angka ataupun menyebutkan bilangan 1 sampai 20secara bersama – sama kemudian anak ditugaskan untuk menulis angka tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan anak cepat bosan dan tidak tertarik dalam pembelajaran matematika.
Agar tujuan pembelajaran tercapai dan terciptanya proses belajar mengajar yang tidak membosankan, guru dapat menggunakan media pembelajaran secara tepat. Namun lembaga pendidikan jarang sekali menggunakan permainan sebagai media pembelajaran. Padahal kita ketahui masa Taman Kanak – Kanak merupakan masa – masa bermain. Anak pada masa ini akan sangat tertarik apabila diberikan suatu permainan oleh gurunya dan pengaitkan permainan tersebut dengan ilmu pengetahuan yang timbul. Dengan demikian anak akan termotivasi untuk belajar sehingga penggunaan media permainan ini akan menambah wawasan anak untuk mengenal berbagai permainan yang positif untuk kehidupannya.



4.2 Solusi
Penggunaan media permainan ular tangga membawa dampak positif bagi kegiatan belajar di kelas. Terutama untuk anak Taman Kanak – Kanak, media permainan ini akan memudahkan mereka untuk memahami konsep – konsep matematika dalam permainan tersebut. Media permainan ular tangga tak hanya memudahkan memahami konsep matematika, tetapi juga melatih anak untuk belajar bersosial.Keunggulan dari media permainan ular tangga adalah :
1.      Memungkinkan anak berinteraksi langsung antara anak dengan benda – benda di sekitarnya.
2.      Mengenal kalah dan menang.
3.      Belajar bekerjasama dan menunggu giliran.
4.      Membangkitkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan.
5.      Belajar memecahkan masalah.
6.      Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
7.      Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8.      Merangsang anak belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik – titik yang terdapat pada dadu.
9.      Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual ataupun kelompok.
10.  Menstimulasi aspek perkembangan kognitif, bahasa, dan social.
11.  Dapat mengembangkan kreaktifitas, kemandirian siswa menciptakan komunikasi timbal balik serta dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
Peran  guru dalam penggunaan media permainan ular tangga di Taman Kanak-kanak sangat penting sebagai fasilitator dalam permainan ular tangga sehingga dapat memberikan kemudahan dan keleluasaan terhadap anak dalam melakukan permainan ini dan sebagai wasit dalam permainan ini sehingga permainan ular tangga dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi setiap anak yang bermain dalam permainan ular tangga ini.


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Media permainan ular tangga dalam pembalajaran terbukti dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam memahami konsep bilangan.

5.2  Saran
Lembaga pendidikan diharapkan dapat menggunakan permainan tradisional ular tangga sebagai media pembelajaran matematika dalam proses belajar mengajar di kelas pada anak Taman Kanak – Kanak.




















DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2009). Standar Pendidikan Anak UsiaDini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Janah, Arinil.(2009).Laporan PTK Ular Tangga PKn.[Online].Tersedia dihttp://arinilwordpress.com/2009/10/28/laporan-ptk-ular-tangga-pkn/.[29November 2010].

Novarina, Dina. (2010). Penggunaan Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Memahami KonsepBilangan di TK. Skripsi Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Nurlaela, A. (2009). Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan Pada Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Balok. Bandung FIP: UPI. Tidakditerbitkan.

Rahman Faizal, (2010). Permainan Ular Tangga. Makalah Politeknik Bandung.tidak diterbitkan.

Rahmawati, Indah. (2009). Media Permainan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.Tersedia di http//issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi. [29 November 2010].

Sriningsih, Nining. (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sudono, A. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiProyek Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta.

Wijaya, Ariyadi. (2011).Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. [Online]
Tersedi http://www.ubaya.ac.ida28 Januari 2012].





No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive