KERAJAAN ISLAM
KERAJAAN ACEH
Aceh semula menjadi
daerah taklukkan Kerajaan Pedir. Akibat Malaka jatuh ke tangan Portugis,
pedagang yang semula berlabuh di pelabuhan Malaka beralih ke pelabuhan milik
Aceh. Dengan demikian, Aceh segera berkembang dengan cepat dan akhirnya lepas
dari kekuasaan Pedir. Aceh berdiri sebagai kerajaan merdeka. Sultan pertama
yang memerintah dan sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat
Syah (1514-1528 M).
Aspek Kehidupan
Politik dan Pemerintahan
Aceh cepat tumbuh
menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai berikut:
1) Letak Ibu kota
Aceh yang sangat strategis.
2) Pelabuhan Aceh (
Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang.
3) Daerah Aceh kaya
dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang penting.
4) Jatuhnya Malaka
ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh.
Sultan Ali Mughayat
Syah merupakan Raja pertama di Aceh sekaligus beliau merupakan pendiri Kerajaan
Aceh. Setelah beliau mangkat, raja selanjutnya adalah Sultan Ibrahim. Dalam
pemerintahannya beliau berhasil menaklukkan Pedir. Raja berikutnya adalah
Iskandar Muda. Pada masa pemerintahan beliau, Aceh mencapai puncak kejayaan dan
menjadi sumber komoditas lada dan emas.
KERAJAAN HINDU
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai atau
Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu yang berdiri
sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Diperkirakan
kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini
dibangun oleh Kudungga. Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti
Yupa, dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah
satu Yupa mengatakan bahwa “Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama
Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai
tiga orang putra. yang paling terkemuka adalah Mulawarman.” Salah satu
prasastinya juga menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa
Syiwa.
KERAJAAN BUDHA
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejak permulaan tarikh Masehi, hubungan dengan dagang
antara, India dengan Kepulauan Indonnesia sudah ramai. Daerah pantai timur
Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai di kunjungi para pedagang.
Kemudian, muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembnag menjadi pusat
kerajaan. Kerajaan-kerajaan kecil di pantai Sumatra bagian timur sekitar abad
ke-7, antara lain Tulangbawang, Melayu, dan Sriwijaya. Dari ketiga kerajaan itu
, yang kemudian berhasil berkembang dan mencapai kejayaannya adalah Sriwijaya.
Kerajaan Melayu juga sempat berkembang, dengan pusatnya di Jambi.
Pada tahun 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah
sekitar Melayu. Melayu dapat ditaklukkan dan berada dibawah kekuasaan
Sriwijaya. Letak pusat Kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat. Ada yang
berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang, ada yang
berpendapat di jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia. Akan
tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya
berlokasi di Palembang, di dekat pantai dann di tepi Sungai Musi. Ketika pusat
Kerajaan Sriwijaya di Palembang mulai menunjukan kemunduran, Sriwijaya
berpindah ke Jambi.
No comments:
Post a Comment