Friday, June 29, 2018

In-House Training


Salah satu cara yang dianggap efektif dipakai dalam pelaksanaan pembinaan adalah dengan melaksanakannya di tempat guru mengajar, sehingga semua warga sekolah, murid dan guru secara bersama-sama mendapatkan pembinaan. Dengan metode in-house training memungkinkan perubahan pada level sekolah secara signifikan. Dalam menerapkan model pembinaan, in-house training dipandang sebagai metode yang tepat dalam pembinaan guru-guru mupun peserta ekstra kurikuler (Alfaris, 2012). Pengertian in-house training yang dimaksud adalah “pelatihan” yang pelaksanaannya bertempat di sekolah masing-masing, tempat di mana guru-guru melaksanakan pengajaran.
Definisi in-house training yang lebih umum diberikan oleh Nawawi (1983:113), yaitu suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Dalam penerapan metode pembinaan, pembina atau narasumber melakukan kunjungan ke masing-masing sekolah untuk melakukan pembinaan. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan masalah berupa hambatan atau kendala terkait pelaksanaan penelitian dapat diatasi secara langsung.
Seperti diungkapkan oleh Drayton (2013), terdapat paling sedikit dua keuntungan atau manfaat dari metode in-house training, yaitu, pertama adalah murah jika dibandingkan dengan melaksanakan kursus yang mengundang narasumber tertentu. Kedua, pelatihan dapat dilakukan secara lebih fokus dan lebih nyaman karena dilakukan dilingkungan tempat para peserta pelatihan bekerja dengan contoh-contoh kasus yang langsung dapat diatasi pada saat bekerja.
Dalam buku panduan pembelajaran yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas (2008), in-house training bertujuan memberikan pengarahan dan pendampingan secara langsung kepada para guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan di masing-masing sekolah. Lebih khususnya, in-house training bertujuan memberikan pengarahan dan pendampingan secara langsung di kelas kepada guru pelaksana program pembelajaran, yaitu membantu guru dalam:
a.       mempersiapkan, mengembangkan, dan mengopersionalkan rencana pembelajaran
b.      mengembangkan dan menggunakan secara optimal media sesuai dengan materi pembelajaran yang diampu.
c.       mengatasi kesulitan atau hambatan secara langsung di kelas atau di luar kelas sesuai dengan substansinya
d.      mengembangkan perangkat evaluasi pencapaian hasil belajar siswa

e.       merancang pengembangan pembelajaran di masing-masing sekolah sesuai dengan kebutuhan guru

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive