Pelatihan
merupakan bagian dari pembelajaran sepanjang hayat (continuing Education). Tujuan
dan keberadaan pelatihan berbeda dari suatu lembaga dengan lembaga lain. Akan
tetapi pada akhirnya tujuan dari lembaga yang berhubungan dengan Pelatihan
sangat berkaitan dengan bagaimana efektivitas dalam mencapai tujuan. Bila
setiap orang mempunyai urutan yang sama untuk mencapai tujuan, pada akhirnya
ketercapaian tujuan ini sangat tergantung pada keberadaan manajer yang secara
khusus memiliki tugas khusus dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian dan
mengevaluasi setiap kegiatan lembaga dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Manajemen
ialah seni dan ilmu dalam upaya untuk mencapai tujuan orang-orang. Dalam
beberapa segi manajemen berbeda dengan administrasi karena yang terakhir ini
lebih menekankan pada keterselenggaraan tugas dibandingkan dengan melakukan
kerjasama dengan orang-orang.
Manajemen pelatihan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan dan Pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan
aspek-aspek pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien. Manajemen
atau pengelolaan pelatihan merupakan proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan memahirkan. Sebagai suatu
proses, manajemen pelatihan bergamitan dengan trisula aktivitas, yakni (a) perencanaan,
(b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi. Ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan ke
dalam sepuluh langkah kegiatan dalam menyusun rencana pelatihan yaitu:
1.
Identifikasi dan Analisis Kebutuhan
Pelatihan
Langkah pertama dan utama dalam mengelola pelatihan adalah
menjajagi dan mengetahui kebutuhan pelatihan serta sejauh mana kebutuhan
tersebut perlu dipenuhi. Langkah ini merupakan langkah yang bersifat mutlak dan
esensial. Mengingat pentingnya langkah ini, maka dalam melakukannya perlu
perhatian dan persiapan yang matang.
Pendekatan identifikasi kebutuhan pelatihan secara
sistematis ini mempunyai relevansi yang jelas antara kebutuhan pelatihan dengan
kebutuhan atau persyaratan tugas. Tujuan pendekatan pengelolaan program
pelatihan ini adalah :
a. Meningkatnya prestasi kerja (kinerja) melalui perubahan pengetahuan dan
keterampilan
b.
Terukurnya biaya yang dikeluarkan
dengan manfaat yang akan diperoleh (Cost Benefit Ratio)
c.
Spesifikasi tujuan pelatihan sesuai
dengan spesifikasi dan persyaratan tugas yang ada.
d. Adanya peningkatan yang dapat diukur di dalam pencapaian tujuan organisasi
atau lembaga.
2. Menguji dan Menganalisis Jabatan dan Tugas
Menguji dan menganalisis jabatan adalah suatu
proses mendapatkan informasi (data) tentang suatu jabatan untuk penyusunan
standar-standar tertentu. Secara umum, untuk melakukan analisis jabatan dan
analisis tugas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menganalisis Uraian Tugas (Job Description);
b. Mengananalisis spesifikasi tugas ;
c. Menganalisis kualifikasi
Adapun, faktor-faktor yang perlu dipersiapkan antara lain adalah:
a.
Pengetahuan, keterampilan dan sikap
b.
Metoda (proses, mesin/alat, bahan)
c.
Organisasi / prosedur
3. Klasifikasi dan menentukan peserta pelatihan
Berdasarkan pada tahap tersebut di atas dapat
diketahui adanya berbagai klasifikasi peserta sesuai dengan "jabatan dan
tugas" yang diemban oleh masing-masing peserta. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan peserta. Namun, yang pasti bahwa "makin
heterogen/beragam" makin tajam pula sudut pandang yang timbul karena
adanya berbagai "posisi" dalam melihat dan mempertimbangkan sesuatu.
Disamping itu, penentuan peserta, khususnya dalam hal jumlah, perlu pula
mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya yang mendukung pelatihan.
4. Merumuskan Tujuan Pelatihan
Pada dasarnya tujuan pelatihan dapat dibedakan dalam
tiga kategori pokok domain, yang meliputi: (Bloom, 1971)
a. Cognitive Domain, adalah tujuan pelatihan yang
berkaitan dengan meningkatkan pengetahuan peserta.
b.
Affective Domain, adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku dan,
c. Psychomotor Domain yaitu tujuan pelatihan yang
berkaitan dengan ketrampilan/skill peserta diklat.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menyusun dan merumuskan tujuan pelatihan, yaitu:
a. Jenis Tujuan Pelatihan, yaitu hendaknya jenis tujuan
pelatihan harus mencakup Pengetahuan (P), Sikap (S) dan Ketrampilan (K) dan
hasil yang diharapkan merupakan perubahan tingkah laku yang dapat
diobservasi/diamati.
b.
Kedalaman Tujuan Pelatihan, Semakin dalam tujuan pelatihan semakin rumit untuk mencapainya, sehingga
akan mempengaruhi materi maupun metoda pelatihan yang harus diberikan.
c.
Sumber Daya yang tersedia, dalam merumuskan tujuan pelatihan hendaknya juga mempertimbangkan
sumberdaya yang tersedia.
d.
Waktu, faktor waktu
sangat menentukan dalam merumuskan tujuan pelatihan
e.
Peserta Pelatihan; faktor peserta juga sangat berpengaruh di dalam merumuskan tujuan
pelatihan baik dilihat dari latar belakang, pengalaman, usia, pendidikan dan
lain sebagainya. Dalam Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi), rancangan belajar
tidak ditekankan pada isi, namun lebih pada proses yang menyertainya.
f.
Metoda dan Media; dalam menyusun materi pelatihan hendaknya juga mempertimbangkan
kesesuaian metoda dan media yang ada.
g.
Ketersediaan Pelatih; adakah pelatih yang mempunyai kualifikasi sebagaimana yang dikehendaki
dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.
h. Evaluasi Pelatihan; faktor yang
ikut mempengaruhi perumusan tujuan adalah kompleksitas penyelenggaraan evaluasi
baik dari sisi isi evaluasi maupun proses yang harus ditempuh.
5. Rancangan Program Pelatihan (Rancangan Kurikulum & Silabus)
Langkah-langkah penting di dalam menyusun
Rancangan Kurikulum & Silabus adalah sebagai berikut di bawah ini.
a.
Menentukan
& Memprioritaskan Isi/Muatan Materi Pelatihan
Pada dasarnya, bilamana penjajagan atau identifikasi kebutuhan pelatihan
dilakukan dengan baik dan benar serta perumusan tujuan pelatihan dan tingkat
kedalamannya disusun dan dirumuskan dengan baik, maka sebenarnya sudah dapat
teridentifikasi apa isi materi pelatihan yang diharapkan.
b.
Membangun
Hubungan Logis dan Urutannya
Pada dasarnya dalam membangun hubungan logis dan urutannya; dapat ditempuh
dalam dua tahap, yaitu :
-
Hubungan
logis dan urutannya berdasarkan antar bidang topik/isi
-
Hubungan
logis dan urutannya berdasarkan pada satu bidang topik/isi yang dipecah menjadi
sub topik yang lebih rinci
c.
Menentukan
Metoda & Media Pelatihan
Sesuai dengan prinsip pendidikan orang dewasa yang menghendaki adanya
keterlibatan aktif peserta pelatihan, maka di dalam menentukan metoda
pelatihan, hal yang paling mendasar untuk diperhatikan adalah "adanya
keterlibatan maksimal" peserta pelatihan
d.
Menentukan
Kebutuhan Waktu
Biasanya, dalam menentukan perkiraan kebutuhan waktu didasarkan pada
"skala prioritas". Artinya bahwa "topik utama" yang menjadi
prioritas akan mendapatkan alokasi waktu yang cukup panjang, sedangkan
"topik yang lain" memperoleh alokasi waktu yang relatif pendek.
6. Rencana Program Pelatihan
Uraian berikut ini merupakan uraian rinci
perencanaan penyelenggaraan pelatihan sehingga "kurikulum pelatihan"
sebagaimana telah diuraikan di atas dapat tercapai. Secara rinci perencanaan
penyelenggaraan pelatihan harus menentukan hal-hal sebagai berikut :
a.
Siapa peserta
pelatihan dan berapa jumlahnya,
b.
siapa
fasilitator/pelatih,
c.
dimana
tempat pelatihan akan dilaksanakan,
d.
waktu
penyelenggaraan,
e.
kelengkapan
pendukung,
f.
kebutuhan
biaya dan menetapkan sumber dana,
g.
bahan
pelatihan,
h.
tempat
penyelenggaraan,
i.
konsumsi,
j.
akomodasi,
k.
transportasi,
l.
dokumentasi,
m.
sekretariat,
7. Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Acuan (TOR)
Langkah penting selanjutnya adalah menyusun dan
mengembangkan suatu kerangka Acuan Pelatihan atau Terms of
Reference (TOR). Pada umumnya garis besar isi Kerangka Acuan
Pelatihan (TOR) ini meliputi pokok pokok sebagai berikut:
a.
Latar Belakang/Pendahuluan
(Mengapa);
b.
Tujuan Pelatihan (Untuk Apa);
c.
Pokok Bahasan/Materi Pelatihan
(Apa);
d.
Pendekatan dan Metodologi Pelatihan
(Bagaimana);
e.
Peserta Pelatihan dan Fasilitator
(Siapa);
f.
Waktu dan Tempat Pelatihan (Kapan
dan Dimana);
g.
Sumber dana dan Pembiayaan (Berapa);
8. Pelaksanaan Program Pelatihan
Secara garis besar, dalam penyelenggaraan pelatihan
ada dua hal penting yang perlu dilakukan oleh "Panitia Penyelenggara",
yaitu Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan Pelatihan.
a.
Tahap Persiapan
Persiapan
operasional ini antara lain meliputi:
1. Pemberitahuan/Undangan kepada peserta;
2. Pemberitahuan/Undangan kepada Fasilitator/Nara
Sumber;
3. Menetapkan tempat penyelenggaraan
dan fasilitas yang tersedia
4. Mempersiapkan Kelengkapan Bahan
Pelatihan.
5. Mempersiapkan Konsumsi;
b.
Tahap Pelaksanaan Pelatihan
Secara umum,
alur pokok yang ditempuh dalam pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut di
bawah ini:
1. Pembukaan Pelatihan;
2. Pencairan Suasana.
3. Pembahasan Materi Pelatihan;
4. Rangkuman, Evaluasi dan Tindak Lanjut pelatihan
9. Evaluasi Program Pelatihan
Evaluasi
pelatihan dilakukan dengan tujuan:
a.
Menemukan bagian-bagian mana saja
dari suatu pelatihan yang berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian yang
tidak mencapai tujuan atau kurang berhasil sehingga dapat dibuat
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
b.
Memberi kesempatan kepada peserta
untuk menyumbangkan pemikiran dan saran saran serta penilaian terhadap
efektifitas program pelatihan yang dilaksanakan.
c.
Mengetahui sejauh mana dampak
kegiatan pelatihan terutama yang berkaitan dengan terjadinya perilaku di
kemudian hari.
d.
Identifikasi kebutuhan pelatihan
untuk merancang dan merencanakan kegiatan pelatihan
selanjutnya. Atas dasar ini, maka kegiatan evaluasi pelatihan dapat
berupa :
·
Evaluasi
Proses Pelatihan
Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan terhadap langkah-langkah
kegiatan selama proses pelatihan berlangsung. Evaluasi proses dilakukan dengan
mengungkapkan pendapat seluruh peserta tentang Fasilitator, Peserta,
Materi/Isi, dan proses pelatihan. Pada umumnya evaluasi proses
pelatihan dapat dilakukan dengan beberapa model atau cara, yaitu : Evaluasi
harian, Evaluasi mingguan dan Evaluasi akhir
·
Evaluasi
Hasil Pelatihan
Evaluasi hasil pelatihan berguna untuk mengetahui dan mengukur
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh suatu tindakan pelatihan.
10. Tindak Lanjut Pelatihan
Rencana Tindak Lanjut pelatihan adalah setiap
upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan setelah kegiatan
pelatihan selesai. Rencana Tindak Lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan
realistis sesuai dengan tanggung jawabnya. Dalam menyusun Rencana Tindak
Lanjut, pada umumnya akan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.
"Apa",
yaitu menyangkut jenis kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kegiatan
sehari-hari di tempat kerjanya.
b.
"Bagaimana",
yaitu cara atau langkah-langkah yang harus ditempuh sehingga apa dapat
terlaksana dengan baik dan benar.
c.
"Siapa",
yaitu menyebutkan pihak terkait (stakeholder) siapa saja yang harus dan perlu
dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut. masyarakat, staf yang lain
atau pimpinan lembaga.
d.
"Kapan",
yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan
kapan akan berakhir.
e.
"Dimana",
yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan
dilakukan di lapangan dengan guru dan perangkat sekolah lainnya ataukah akan
dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain
atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya.
Berdasarkan Rencana Tindak Lanjut sebagaimana
diuraikan tersebut di atas, maka akan dengan mudah pihak yang bertanggung jawab
terhadap program pelatihan untuk mengetahui keluaran dan hasil serta dampak
pelatihan.
Dengan demikian jelas bahwa tanggung jawab dampak
pelatihan tidak hanya ada di pundak fasilitator atau penyelenggara pelatihan.
Yang paling penting adalah komitmen dan dukungan dari semua pihak, khususnya
pimpinan lembaga atau instansi sehingga "pengetahuan dan ketrampilan"
yang di dapat selama pelatihan bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.
Agar supaya hasil pelatihan mempunyai dampak yang
signifikan, maka peluang yang kondusif untuk mempraktekkannya dalam pekerjaan
sehari-hari perlu diciptakan. Karena seringkali ditemukan banyak peserta
pelatihan tidak bisa mempraktekkannya karena sistem lain yang kurang mendukung.
Untuk itu maka proses perlu dilakukan secara terus menerus guna melakukan
perbaikan secara bertahap dan berkesinambungan.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dilaksanakan menjelang
akhir pelatihan dimaksudkan untuk memandu peserta untuk melekukan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan setelah yang bersangkutan kembali ke
tempat tugasnya masing–masing. Rencana ini di buat setelah peserta diklat
mengikuti seluruh mata diklat yang telah diberikan dalam diklat , Sehingga
dengan demikian seluruh kompetensi telah dimiliki oleh peserta tersebut.
Penyususnan rencana tindak lanjut ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan teori-teori
yang telah disampaikan dalam pelatihan dan pengalaman telah dimiliki di
lapangan.
No comments:
Post a Comment