Andragogi berasal dari bahasa
Yunani aner artinya orang dewasa, dan agogusartinya
memimpin. Andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai seni dan pengetahuan
mengajar orang dewasa. Namun, karena orang dewasa sebagai individu yang dapat
mengarahkan diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah
kegiatan belajar dari siswa bukan kegiatan mengajar guru. Oleh karena itu,
dalam memberikan definisi andragogi lebih cenderung diartikan sebagai seni dan
pengetahuan membelajarkan orang dewasa.
Pola dan proses pembelajaran bagi orang
dewasa/andragogi (adult learning), khususnya bagi merekayang telah berkecimpung
di tempat kerja, tentu memerlukan pola dan pendekatan yang bersifat khusus.
Berdasarkan pengalaman dan teori, proses pembelajaran orang-orang dewasa
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Robert Pikes, Creative Training Technique,
1992) :
1. Orang dewasa itu seperti “bayi”, hanya
badannya saja yang besar.
2. Umumnya orang dewasa “tidak akan membantah” suatu
pendapat asal selaras
pemahaman dan pengalamannya sendiri.
3. Dalam hal belajar, orang dewasa cenderung ingin cepat,
mudah ,dan praktis karena pada umumnya mereka sibuk dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya sehingga sering hampir kekurangan waktu.
4. Keberhasilan proses pembelajaran orang dewasa umumnya
harus selaras dengan faktor fun and enjoyement yang
mereka peroleh dalam pelaksanaan dan pengembangannya.
5. Di sisi lain, sebenarnya orang dewasa adalah mahluk
yang cerdas dan cepat belajar asal kebutuhan itu datang dan tumbuh dari
dorongannya sendiri.
6. Secara umum, ditunjang oleh pengalaman dan
tingkat kedewasaan pribadinya, orang dewasa bisa belajar dari siapa saja.
Selain itu, mereka juga bisa belajar dalam suasana formal maupun informal.
7. Karena tingkat pengetahuan dan
pengalamannya, umumnya orang dewasa juga mampu belajar melalui proses analogi.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa agar efektif dan efisien, salah satu alternatif pola
dan proses pembelajaran bagi orang dewasa sebaiknya dilakukan melalui
pendekatan learning by doing / learning by experiencing.Dalam
konsep di atas, proses pembelajaran dilaksanakan melalui empat tahapan sebagai
berikut.
1. Adanya Suatu Aktivitas
Para peserta terlibat
secara fisik, interaktual, maupun emosional dalam upaya memperoleh pengetahuan
atau keterampilan dalam hal yang diperlukan.
2. Adanya Proses Diskusi
Para peserta tidak hanya
belajar secara individual, tapi juga bisa belajar berkelompok sehingga akan
lebih memperkaya dan menambah aspek kedalaman pemahaman aspek yang sedang
dipelajari.
3. Adanya Proses Perenungan
Secara individual, para
peserta didorong untuk menginteralisasikan konsep, pengetahuan, dan
keterampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan mereka sehari-hari.
4. Adanya Proses Rancangan Tindak Lanjut/Penerapan
Proses ini berguna untuk
melatih dan menyempurnakan proses belajar berbagai keahlian yang baru saja
didapatkan para peserta.
No comments:
Post a Comment