A. Pengertian pijakan dan
tahap perkembangan anak pada sentra persiapan
1. Sentra persiapan merupakan sentra
yang diadakan untuk mengembangkan keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak
usia dini. Sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Sentra persiapan terutama ditujukan pada ranah perkembangan kognisi, (berpikir)
dan motorik halus. Pada kelas yang kaya dengan keaksaraan, pengalaman bahasa
seperti membaca dan menulis bukan merupakan kegiatan yang terpisah atau
ditentukan di tempat khusus di sentra persiapan saja, tapi diupayakan menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Pada pelaksanaannya, sentra persiapan dapat
dilengkapi dengan pojok perpustakaan, pojok pembuatan buku atau pojok menulis
dan pojok menyimak. Penataan di sentra ini harus menyediakan kesempatan untuk
percakapan individu antara pendidik dengan anak atau antar anak. Bahan-bahan
dipilih yang dapat digunakan pada berbagai usia dan ketrampilan anak.Pendidik
juga harus menyiapkan jenis kegiatan yang akan diarahkan baik langsung maupun
tidak langsung. Apabila hanya ada satu pendidik saja di sentra tersebut maka
seharusnya tidak ada kegiatan yang diarhkan langsung oleh pendidik. Sentra
persiapan akan efektif jika pendidik menghargai usaha-usaha awal anak dalam
membaca, menulis, berbicara dan mengeja. Penghargaan dilakukan dengan cara
memberikan dorongan pada anak untuk mendapatkan pengalaman berkomunikasi yang
bermakna. Anak akan belajar membaca dan akan menjadi orang yang gemar membaca
sepanjang hidupnya jika pada usia dininya distimulasi dengan pengalaman
keaksaraan yang penuh cinta, keramahan dan keberhasilan. Pada pelaksanaannya
sentra persiapan dapat dilengkapi dengan pojok perpustakaan, pojok pembuatan
buku atau pojok menulis dan pojok menyimak. Pojok-pojk ini harus dirancang
sedemikian rupa agar dapat digunakan anak sehari-hari.
2. Manfaat berbagai pojok di
sentra persiapan adalah:
a. Mengembangkan
imajinasi dan kreativitas anak;
b. Mempelajari
pentingnya media cetak sebagai alat komunikasi;
c. Mendapatkan informasi dan menyesuaikan dengan
pengalaman baru melalui membaca dan menyimak cerita;
d. Belajar
untuk berkompromi dengan berbagai situasi sulit;
e. Memperoleh berbagai pengetahuan tentang sains,
matematika, sejarah, kesehatan dan keselamatan, serta tokoh terkenal;
f. Belajar
tentang tanggung jawab sosial;
g. Menjadi
terbiasa dengan berbagai jenis media keaksaraan;
h. Membantu anak memahami berbagai perasaan
pertanyaan, dan masalah yang dialami;
i. Memberikan
insentif yang sangat ampuh agar anak senang membaca.
3. Langkah-langkah
yang perlu dilakukan sebagai pijakan lingkungan main pada sentra persiapan
adalah :
a. Merencanakan pengalaman untuk
intensitas dan densitas bermain;
b. Menata tempat main untuk
2 anak atau lebih;
c. Menghindari penatnan tempat main
yang selalu harus diarahkan oleh pendidik;
d. Memilih bahan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan;
e. Menyediakan berbagai bahan yang
mendukung keterampilan keaksaraan;
f. Menyediakan berbagai kegiatan yang
memungkinkan anak untuk melatih perkembangan motorik halus;
g. Menyediakan berbagai
macam bahan dan tempat untuk menulis;
h. Menyediakan berbagai
macam bahan bacaan yang dapat membantu anak dalam menulis;
i. Menyediakan buku dalam berbagai
topik, jenis dan ukuran;
j. Memastikan ada cukup tempat untuk
anak dalam memilih tempat main (2,5-3 tempat main untuk tiap anak).
4. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai
pijakan sebelum main pada sentra persiapan adalah :
a. Mulailah
setiap waktu sentra dengan sebuah buku bacaan untuk mengawali diskusi dan
gagasan untuk menulis atau menggambar;
b. Mencontohkan beberapa cara untuk
menggunakan bahan-bahan secara tepat;
c. Menyampaikan aturan secara jelas dan ringkas;
d. Memperbolehkan, anak. untuk memilih
tempat dan teman bekerja yang mereka sukai;
e. Merancang dan melaksanakan
peralihan main dengan teratur;
f. Menciptakan kondisi yang membuat anak-anak senang dengan semua kegiatan
keaksaraan
5.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pijakan selama main pada sentra
persiapan adalah:
a. Memberikan
setiap anak kesempatan keaksaraan sepanjang hari dalam setiap pengalaman main;
b. Memberikan
setiap anak kesempatan berhubungan langsung secara kontinu dengan buku, bahasa,
dan pengalaman motorik halus atau kasar anak;
c. Merancang
dan mengelola setiap pengalaman keaksaraan agar menjadi pengalaman yang menyenangkan;
d. Menciptakan
lingkungan yang menghargai semua usaha anak untuk menulis sehingga dia mau
mengambil risiko untuk mencoba banyak hal;
e. Selalu bersedia membantu anak untuk menulis;
f. Membantu anak di tahapan yang mereka perlukan;
g. Meningkatkan dan mengembangkan
bahasa anak melalui pertanyaan dan diskusi;
h. Mencontohkan komunikasi yang tepat
melalui percakapan dengan anak;
i. Menambah kesempatan berteman pada anak melalui hubungan dengan teman
sebaya;
j. Mengamati perilaku anak dan
membuat dokumen perkembangan serta peningkatan keaksaraan dari tiap anak;
k. Merasa
turut bergembira dalam setiap usaha keaksaraan yang dilakukan anak.
6. Langkah-langkah
yang perlu dilakukan sebagai pijakan sesudah main pada sentra persiapan adalah:
a. Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling
menceritakan pengalaman mainnya;
b. Menggunakan waktu membereskan
peralatan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan
penataan lingkungan keaksaraan secara tepat.
7. Tahap perkembangan anak dalam
menggunting adalah menggunting sekitar pinggiran kertas, menggunting dengan
sepenuh bukaan gunting, membuka dan menggunting terus-menerus sepanjang kertas,
menggunting di antara 2 garis lurus pada kertas, menggunting bentuk, tetapi
tidak tepat mengikuti garis, menggunting
pada garis tebal dengan rapi dan terkendali, dan menggunting berbagai macam
bentuk.
8. Tahap
perkembangan anak dalam meronce adalah mengosongkan dan mengisi kembali
manik-manik dalam berbagai wadah, merangkai sesuatu untuk digunakan dalam
bermain peran, merangkai terus-menerus (merangkai manik-manik sepanjang tali),
merangkai manik yang wamanya sama, merangkai manik yang bentuknya sama,
merangkai manik-manik yang bentuk dan warnanya sama, merangkai manik-manik yang
warna, bentuk dan ukurannya sama, membuat pola sendiri, dan membaca pola dari
bermacam-macam tingkat kesulitan.
9. Tahap
perkembangan anak dalam menulis adalah coretan-coretan acak, coretan terarah,
garis dan bentuk khusus diulang-ulang atau menulis garis tiruan, latihan
huruf-huruf acak atau nama, menulis nama, mencontoh kata-kata dari lingkungan,
menemukan ejaan, dan ejaan umum.
10. Tahap-tahap
perkembangan anak dalam menggunakan buku dimulai dari melihat-lihat buku,
memahami urutan kejadian, mengenali tulisan kata sebagai simbol, memadankan
ucapan kata dengan tulisannya, dan mengenali berbagai tulisan kata.
B. Penataan ruang dan media serta rambu-rambu pelaksanaan sentra persiapan
di KB dan TPA
Sentra persiapan haruslah
nyaman dan menarik sehingga akan membuat anak-anak betah untuk berlama-lama di
dalamnya. Sentra ini sebaiknya diletakkan di tempat yang tenang, misalnya di
dekat pojok sunyi tempat menyimpan boneka. Sentra persiapan sebaiknya tidak
diletakkan di dekat orang berlalu lalang agar anak-anak dapat bersantai dan
lebih berkonsentrasi.
1. Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan untuk menata sentra persiapan, antara lain
berikut ini.
a. Dilengkapi dengan kursi, guling,
lantai berlapis karpet, bantal punggung besar, kursi tanpa lengan, dan matras
tebal
b. Dilengkapi
dengan beberapa meja dan kursi kecil seukuran anak, taplak berwarna cerah dan
pot atau vas bunga hidup.
c. Menghiasi dinding dengan kantong-kantong
atau rak buku pajangan, foto anak yang sedang. membaca atau hasil karya anak,
diagram dan berbagai tanda penunjuk.
d. Diterangi dengan cahaya yang cukup dari sinar matahari atau lampu.
2. Kriteria buku yang sesuai
untuk anak usia dini adalah sebagai berikut.
a. Alur cerita sederhana.
b. Halaman buku penuh warna.
c. Gambar ilustrasi besar,
jelas, realistis, dan runtut.
d. Gambar ilustrasi
menempatkan anak sebagai sudut pandang utama.
e. Banyak kata-kata yang
diulang dalam cerita.
f. Diperkaya dengan sajak dan
pengulangan.
3. Kriteria kaset rekaman yang sesuai
untuk anak usia dini adalah sebagai berikut.
a. Berdurasi pendek.
b. Presentasi suara yang hidup dan bervariasi.
c. Diproduksi dengan baik secara teknis.
d. Isi cerita tidak bias atau membingungkan anak.
e. Narator terdiri dari laki-laki dan perempuan.
f. Cerita dalam rekaman sudah dikenal anak atau bersesuaian dengan buku
yang sedang dibaca anak.
g. Jika pendidik merekam suaranya
sendiri untuk mendampingi buku tertentu, pilih buku yang disukai dan dikenal
baik oleh anak.
4. Media
yang perlu disiapkan di sentra persiapan secara umum terbagi menjadi empat,
yaitu bahan-bahan untuk dikelompokkan, bahan-bahan untuk diurutkan, bahan-bahan
untuk kegiatan motorik halus, dan bahan-bahan untuk kegiatan huruf dan angka.
5.
Beberapa rambu yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan sentra persiapan.
adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan kemampuan keaksaraan sejak dini.
b. Membantu anak agar menyadari apa yang sedang ia pelajari.
c. Mengembangkan tahap perkembangan bahasa anak.
d. Menyampaikan pesan bahwa kegiatan
anak-anak di sentra persiapan akan sangat bermakna dan penting baginya.
e. Menyediakan beberapa tempat main dalam jumlah yang cukup.
f. Memilih bahan yang dapat digunakan
dengan beragam cara dan beragam tingkat perkembangan.
g. Membaca dan menuIis dicontohkan sebagai pengalaman yang menyenangkan.
h. Menerima semua usaha yang anak lakukan menuju membaca dan menulis.
i. Memahami bahwa anak belajar huruf dan kata pertama yang bermakna bagi
mereka.
j. Menyediakan berbagai jenis buku
sesuai tingkat perkembangan anak di sepanjang sentra.
k. Memberi waktu pada anak untuk dapat
bicara dengan anak lain atau dengan pendidik.
l. Memahami bahwa keaksaraan bukanlah
apa yang diajarkan tetapi sesuatu yang wajar dalam pengalaman main sehari-hari
dengan bahan yang tepat.
6.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membacakan cerita pada bayi adalah
menunggu sampai semua bayi siap, mendorong bayi untuk mengikuti ilustrasi dalam
buku, menjalin komunikasi sesuai bahasa tubuh bayi, memberikan pertanyaan
sederhana, dan siap berhenti kapan saja apabila bayi mulai tidak tertarik
7.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membacakan cerita pada anak toddler adalah menunggu sampai semua
anak merasa nyaman, mendorong anak untuk menebak apa yang sedang terjadi dari
gambar, memberikan jeda agar anak menebak, meloncati episode tertentu untuk
melihat reaksi anak, memberikan respons terhadap kode-kode verbal dan nonverbal
dari anak, menghubungkan isi cerita dengan kehidupan keseharian anak, membaca
satu buku sekaligus jika anak berminat, mendorong anak untuk merefleksikan
cerita dalam buku, dan tidak bosan membacakan cerita yang sama dari hari ke
hari.
No comments:
Post a Comment