BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Terbentuknya
negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak
lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain,
karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan
alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi
juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan
terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang
bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia
memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia.
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan
dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi
dlam menciptakan suasana damai.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam paper ini akan dibahas
beberapa masalah, diantaranya :
1 Konsep ketahanan nasional berlapis-lapis.
2 Konsepsi dasar ketahanan nasional .
3 Tujuan ketahanan nasional .
4 Ketahanan astagatra .
5 Bentuk hakikat ketahanan nasional .
6 Sifat-sifat ketahanan nasional .
1 Konsep ketahanan nasional berlapis-lapis.
2 Konsepsi dasar ketahanan nasional .
3 Tujuan ketahanan nasional .
4 Ketahanan astagatra .
5 Bentuk hakikat ketahanan nasional .
6 Sifat-sifat ketahanan nasional .
Dalam
pembuatan makalah ini penyusun mengumpulkan data mengenai pembahasan lebah dan
manfaatnya melalui teknik studi literatur dan media maya untuk mencari data
yang relevan dalam pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
PEMBAHASAN MASALAH
A.
Pengertian Konsepsi Ketahanan
Nasional
Kondisi dinamik bangsa Indonesia
yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang berintegrasi, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin
identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan yang selaras, serasi dan seimbang dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD ’45 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan yang selaras, serasi dan seimbang dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD ’45 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
B.
Konsep Dasar Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah
konsep bangsa Indonesia, Keselamatan Nasional (National Security) atau
kelangsungan hindup bangsa (national survival). National security yang sering
kita tejemahkan dengan keamanan nasional, lebih fokus pada kekuatan militer
daripada kekuatan lain yang ada dalam kehidupan suatu bangsa. Tannas yang juga
disebut sebagai comprehensive security, berpendapat bahwa kelangsungan hidup
suatu bangsa atau masyarakat tergantung pada keserasian aspek kehidupan seperti
Ideologi-Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Militer, dimana tiap aspek saling
mempengaruhi. Stabilitas dari networking aspek-aspek tersebut akan menciptakan
Tannas yang kuat. Tannas lahir di Seskoad (Sekolah Staf & Komanda Angkatan
Darat) pada tahun 1969-1970, yang pada saat itu berusaha mengembangkan doktrin
sendiri tentang national security, berdasarkan pengalaman sendiri dan bangsa
lain. Hasilnya menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu masyarakat tidak hanya
ditentukan oleh kekuatan militer saja, tetapi juga tergantung pada kemampuan
aspek kehidupan yang lain. Keadaan ekonomi dan konflik antar kelompok karena
alasan politik, agama dan sumberdaya dapat menghancurkan kemampuan negara untuk
bertahan. Pada tahun 1966 kita menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan
Singapore, dan Indonesia tidak ingin dianggap negara yang agresif. Strategi
yang mendukung tercapainya Tannas dalam menghadapi ancaman, terutama ancaman
militer atau kekerasan adalah strategi tidak langsung, konsep Andre Beaufre –
jendral Prancis. Untuk pertahanan dikembangkan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta
dan untuk kemanan dalam negeri dikembangkan Operasi Keamanan Dalam Negeri,
strategi dari keduanya didasarkan pada strategi tidak langsung. Strategi tidak
langsung barangkali dapat digambarkan yang dalam bahasa Jawa disebut: “nglurug
tanpa bala, menang tanpa ngasorake“, yang artinya kira-kira: berlaga tanpa
pasukan, menang tanpa mengalahkan. Dalam permainan game/strategi ini disebut
“non zero sum game“, dalam suatu penyelesaian sengketa kedua belah pihak
mendapat manfaat. Awalnya konsep Tannas ini diberi nama Pembinaan Nusantara,
yang terdiri dari pembinaan Wilayah (untuk menciptakan kesejahteraan) dan
pembinaan Teritorial (untuk menciptakan keamanan). Keduanya saling berkaitan,
tidak mutually eksklusif, kita tidak bisa meng-antagoniskan kedua pembinaan,
karena dalam setiap pembinaan kedua unsur tersebut harus diperhatikan, hanya
yang mana lebih diutamakan hanya masalah prioritas sesuai dengan kondisi pada
saat itu. Teori lain yang dipakai adalah teori kelangsungan hidup suatu social
system yang dikembangkan oleh Talcot Parson. Parson berpendapat jika suatu
sistem sosial ingin mempertahankan hidupnya dia harus mampu mengembangkan
kemampuan: 1. pattern maintainence; 2. adaptation; 3.goal attainment; 4.
integration; 5. goal setting. Tidak social system mampu mengembangkan semua
fungsi. Sebelum konsep ini berkembang sampai mempunyai kerangka yang jelas,
pada tahun 1972 presiden Suharto meminta agar konsep ini dikelola oleh
Lemhannas (Lembaga Pertahanan Nasional yang kemudian menjadi Lembaga Ketahanan
Nasional. Perkembangan konsep ini kemudian tidak sesuai dengan apa yang semula
digagas di Seskoad. Wawasan Nusantara adalah suatu konsep bagaimana bangsa
ini melihat dirinya sendiri yang merupakan negara kepulauan. Jika didasarkan
hukum yang berlaku pada saat itu, maka Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang
dikelilingi perairan teritorial sepanjang 12 mil, maka selebihnya menjadi
wilayah internasional, situasi demikian membahayakan keamanan nasional dan
internasional, karena rawan konflik. Maka Indonesia mengusulkan agar wilayah
laut pedalaman, yang pengukurannya didasarkan berdasarkan pada prinsip-prinsip
tertentu dapat menjadi wilayah nasional. Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional adalah, bahwa
Wawasan Nusantara memperkuat dan mempermudah pengelolaan Ketahanan Nasional.
Tetapi masalahnya justru adanya Wawasan Nusantara orang berpendapat bahwa
sebagai negara maritim kita harus mempunyai kekuatan maritim (baca: Angkatan
Laut) yang kuat. Teknologi sekarang sudah memungkinkan terciptanya networking
antar unsur untuk mencapai tujuan strategi. Diharapkan generasi muda berusaha
mendalami dan menggali pengalaman masa lalu, supaya kita dapat menciptakan
konsep yang cucuk dengan suasana dan lingkungan kita sendiri. Manfaat suatu
konsep adalah jika dapat dipraktekan, hobi kita suatu konsep untuk terus
menjadi wacana, yang hanya menghasilkan orang pintar bicara. Apabila kita
menggali ilmu di luar negeri, kita ambil intisari ilmu untuk mengkaji keadaan
kita berdasarkan ilmu tersebut. Bukan kita tiru aplikasi ilmu itu dalam kondisi
lain, lalu hasilnya ingin diterapkan di Indonesia. Ini akan merugikan bangsa
kita, kerugian tidak segera nampak, karena proses berjalan lama. Ibarat kita
beli sepatu, tidak cocok di kaki kita, jangan kakinya yang dirubah tetapi
sepatunya. Para pemuda harus menggeluti ilmu dari muda, mau mempelajari sejarah
secara teliti, karena sejarah adalah masa lalu kita. Masa depan dibangun dari
pengambilan hikmah masa lalu. Tetapi juga harus disadari bahwa penulisan
sejarah kita, kebanyakan adalah untuk kepentingan penulis atau subyek yang
ditulisnya, sehingga sebetulnya tidak bermanfaat untuk kepentingan kita.
Pelajari sejarah dan pengalaman secara sangat kritis, jangan takut untuk dicap
tidak patriotis, karena pengalaman menunjukkan bahwa orang yang menyebut orang
lain tidak patriotis, dia sendiri selalu berlindung dalam kemunafikan.
C.
Tujuan
Ketahanan Nasional
Tujuan ketahanan nasional pada
dasarnya untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (AHTG) Jadi
semakin kuat ketahanan nasional suatu bangsa semakin dapat menjamin
kelangsungan hidup atau survival hidup suatu bangsa dan Negara. Oleh karena
itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana membangun ketahanan nasional
nasional secara bottom up approach melalui pembinaan tingkat ketahanan dari
mulai ketahanan nasional, ketahanan daerah, ketahanan lingkungan, ketahanan
keluarga danketahanan pribadi.
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan dapat tercapai kondisi keamanan nasional yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan dapat tercapai kondisi keamanan nasional yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
No comments:
Post a Comment