BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi terdiri
dari beberapa analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha dalam
tingkat teknologi tertentu, mampu mengkombinasikan berbagai macam faktor
produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu dengan seefisien mungkin.
Jadi, penekanan proses produksi dalam teori produksi adalah suatu aktivitas
ekonomi yang mengkombinasikan berbagai macam masukan (input) untuk menghasilkan
suatu keluaran (output). Dalam proses produksi ini, barang atau jasa lebih
memiliki nilai tambah atau guna. Hubungan seperti ini terdapat dalam suatu
fungsi produksi.
Pendapatan
sebagai salah satu elemen penentuan laporan laba rugi komprehensif belum
mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan karena pendapatan
biasanya dibahas dalam hubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian serta
pengungkapan pendapatan itu sendiri. Suatu permasalahan utama dalam penerapan
akuntansi pendapatan yaitu pada saat mengakui pendapatan.
Kemampuan
suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting untuk
dapat melanjutkan operasi perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan oleh suatu
badan usaha adalah suatu ukuran keberhasilan manajer, investor dan kreditor
yang menggunakannya untuk mengevaluasi prospek perusahaan dimasa yang akan
datang.
.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas dapat dibuat beberapa rumusan masalah yaitu antara lain:
a)
Bagaimana Fungsi Linier Pada Biaya Produksi,
Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan ?
b)
Bagaimana Fungsi Linier Pada Permintaan,
Penawaran dan Keseimbangan Pasar ?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:
a)
Untuk mengetahui Fungsi Linier Pada Biaya
Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan.
b)
Untuk mengetahui Fungsi Linier Pada Permintaan,
Penawaran dan Keseimbangan Pasar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Linier Pada Biaya
Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan
Setiap proses
produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi disebut sebagai
fungsi produksi. Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa fungsi produksi
merupakan suatu persamaan atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat
output dengan tingkat kombinasi penggunaan beberapa input.
Rumus
matematis dari fungsi produksi linier adalah sebagai berikut:
Y = f (X1,
X2,....Xn).......................................................(2.3.1.1)
Fungsi produksi
linier biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi produksi linier sederhana
dan fungsi produksi linier berganda. Perbedaan ini terletak pada jumlah
variabel X yang digunakan dalam model. Fungsi produksi linier sederhana dengan
jumlah variabel yang digunakan dalam model hanya satu variabel X, maka dapat
ditulis persamaannya sebagai berikut :
Y = a +
bX........................................................................(2.3.1.2)
Sedangkan fungsi
produksi linier berganda memiliki jumlah variabel lebih dari satu, dan dapat
ditulis sebagai berikut :
Y = a + b1X1 +
b2X2 + bnXn.........................................(2.3.1.3)
Fungsi produksi seperti ini
ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini (Nicholson, 1999), yang
mana disepanjang setiap isoquan yang berbentuk lurus ini, Return to scale
(RTS)-nya konstan (σ =~).
Bentuk isoquant seperti ini
jarang sekali ditemui, karena K dan T merupakan substitusi murni (perfect
subsitution) antara satu dengan yang lainnya. Suatu usaha dengan fungsi
produksi seperti ini bisa menggunakan K saja atau T saja dalam proses
produksinya.
Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barang merupakan fungsi dari
jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak barang yang
diproduksi dan terjual semakin besar pula penerimaannya. Penerimaan total
(total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual
per unit barang tersebut. Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah
barang kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal.
R = Q x P = f (Q)
dalam menganalisis penerimaan
selalu dianggap bahwa perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang yang
dihasilkannya, dengan demikian Q dalam R = f (Q) bukan saja melambangkan jumlah
barang dihasilkan tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual.
Penerimaan dan
biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu
perusahaan. Bila diketahui penerimaan total (R) yang diperoleh dari biaya total
(C) yang dikeluarkan, maka dapat dianalisis apakah perusahaan mendapat
keuntungan atau mengalami kerugian. Keuntungan (profit positif, ….> 0) akan
didapat bila R > C, secara grafik hal ini terlihat pada area dimana kurva R
terletak di atas kurva C. Sebaliknya kerugian (profit positif, ….< 0) akan
didapat bila R < C, secara grafik hal ini terlihat pada area dimana kurva R
terletak di bawah kurva C.
Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep “pulang pokok
(break even point)” yaitu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, …..=0) terjadi apabila R
= C, artinya perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula merugi.
Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan C.
Q*
mencerminkan posisi tingkat produksi/penjualan pulang pokok. Area disebelah kanan
Q* merupakan area keuntungan (….>0) sedangkan di sebelah kiri Q* merupakan
area kerugian (…. < 0)
Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan
biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan
akan mempengaruhi laba perusahaan. Analisis ini merupakan instrumen yang lazim
dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual produk.Proses
analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan
bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya
perusahaan.Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat
yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka
pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah
yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang
berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi
perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.
Analisis biaya
volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah :
1.
Menentukan harga jual produk atau jasa.
2.
Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3.
Mengganti peralatan.
4.
Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada
seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.
5.
Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika
sesuatu dipilih oleh manajemen.”
2.1.2.
Asumsi-Asumsi Dari Analisis Biaya Volume Laba
Sebelum bahasan analisis biaya volume
laba lebih jauh dibahas,maka terlebih dahulu dijabarkan bagaimana asmsi-asumsi
yang mendasari analisis CVP:
1.
Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap
2.
Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan
3.
Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan, harga jual
dianggap konstan
4.
Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk / rupiah penjualan
5.
Tidak ada persediaan
Selain itu beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah:
1.
Linearitas dan Rentang yang relevan
Model CVP mengasumsikan bahwa
pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang
relevan.Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output
yang terbatas,total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang
linear.
2.
Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variable untuk ananlisis CVP
Pada analisis jangka pendek ,biaya
tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan
peluncuran produk baru Untuk mengukur biaya variable
perunit, akuntanmanajemen harus
teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan,tidak hanya biaya produksi
tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.
Analisis Biaya –Volume Laba
(Analisis Titik Impas)
Yakni merupakan salah satu alat
analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga jual,
volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam
perencanaan laba jangka pendek.
Dengan Analisis Biaya-Volume Laba
perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang harus diambil
dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang diharapkan.
Ada 3 (tiga) faktor yang
mempengaruhi Laba :
a.
Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap
volume produksi produk atau jasa tersebut.
b.
Harga jual produk, atau jasa akan mempengaruhi
besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
c.
Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari
perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga
jual produk yang bersangkutan.
Anggapan yang Mendasari Analisis
Titik Impas
a. Variabilitas
biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan
selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas,
sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
b. Harga jual
produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam
usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan
memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan
laba.
c. Kapasitas
produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi
akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan
biaya-volume- laba.
d. Harga faktor-faktor
produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah
menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar
perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.
e. Efisiensi
produksi dianggap tidak berubah.
f.
Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
g. Komposisi
produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.
Hubungan antara
biaya, volume dan laba dipengaruhi oleh 5 faktor atau suatukombinasi
faktor-faktor berikut ini :
a. Harga jual
persatuan
b. Volume
penjualan
c. Komposisi
produk yang dijual
d. Biaya variabel
pertahun
e. Total biaya
tetap.
Agar
perencanaan laba perusahaan dapat efektif, manajemen harus dapat memperkirakan
dampak perubahan masing-masing faktor tersebut terhadap laba bersih, impas dan
return of investment perusahaan. Pembuatan anggaran pendapatan dan biaya dan
penyajian informasi tersebut dalam grafik laba dan volume merupakan alat yang
efektif dalam menyajikan informasi bagi manajemen untuk keperluan perencanaan
laba jangka pendek. Hal ini memungkinkan manajemen memperkirakan pengaruh
kegiatan atau usaha-usaha yangakan dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi
pasar terhadap laba, sehingga manajemen dapat memilih berbagai macam usul
kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba di masa
yang akan datang.
Analisis biaya,
volume dan laba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan beberapa
pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit,
pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik.
Suatu
perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam usahanya pada suatu
periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan adalah sama. Pada
keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami
kerugian. Jadi break even itu dapat diartikan suatu keadaan dimana jumlah biaya
dan jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama, sehingga perusahaan tidak
mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan.
Break even
adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah
total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya
tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak
menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol.
Suatu
perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi
laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu,
perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break
even point merupakan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan
sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat digunakan
untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah
total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.
Berdasarkan
devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan bahwa
break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi
biaya operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama
dengan nol atau dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
mengalami kerugian.
Analisis break
even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada
volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing
ketat tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk mengetahui besarnya tingkat
penjualan yang minimum yang harus dilakukan perusahan agar biaya-biaya yang
dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau laba yang
direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan
2.2. Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
1.
Pengertian Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran
adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah
barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen
untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi.
Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain
dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya
apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi
dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan
memiliki hubungan positif, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu
positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran
linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana
b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit
yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang
yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga durian Rp. 3.000
perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat
harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi
200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data
sebagai berikut :
P1 = 3.000
Q1 = 100 buah
P2 = 4.000
Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan
data-data di atas ke dalam rumus persamaan linear a:
P -
P1 Q - Q1
-------- = ---------
P2 -
P1 Q2 - Q1
P -
3.000 Q - 100
-------------- = -------------
4.000 -
3.000 200 - 100
P -
3.000 Q - 100
--------------
= -------------
1.000
100
(P - 3.000)(100) = (Q - 100)
(1.000)
100P - 300.000 = 1.000Q -
100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh
Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
2. Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan
yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu kajian
matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi
permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka
permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga
barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan
antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik,
sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan
dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a - bPd
atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana
b harus bernilai negatif
b
= ∆Qd / ∆Pd
Pd
= adalah harga barang per unit yang diminta
Qd
= adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q
≥ 0, serta dPd / dQ < 0
untuk lebih memahami tentang fungsi
permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.
·
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk
tersebut sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi
Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi 600 Kg,
buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp.
5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp.
7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi
permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y -
y1 x - x1
------ =
--------
y2 - y1
x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P
maka didapat,
P -
P1 Q - Q1
------- =
--------
P2 -
P1 Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas
kedalam rumus :
P
- 5.000
Q -
1000
----------------------- =
----------------
7.000 -
5.000
600 - 1000
P -
5.000
Q - 1000
----------------------- =
----------------
2.000
-400
P - 5.000 (-400)
= 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q -
2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh
fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
3. Fungsi Keseimbangan
Pasar
Dalam ilmu
ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk
pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga
dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang
ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik
keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak
penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan
keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel
penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan pasar
dapat ditentukan dengan menggabungkan kurva permintaan dan kurva penawaran
menjadi kurva permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan dapat pula
ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan
persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi
keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan
konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga
pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 - 0,6Pd dan fungsi
penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd
= Qs, Jadi
10 - 0,6Pd = -20 +
0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita
masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 - 0,2(30)
Q = 10 - 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi
pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
BAB III
PENUTUP
Analisis
biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya
dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran,
berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi
oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai
parameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen,
dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan
anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa
bermanfaatbagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Permintaan
merupakan suatu harapan atau suatu keinginan. Sedangkan dalam Ilmu Ekonomi
Permintaaan merupakan keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang
dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu.bunyi hukum
permintaan sebagai berikut
“apabila harga
suatu barang naik, jumlah barang yang diminta cenderung turun; begitupun
sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang diminta cenderung
naik”.
Sedangkan
penawaran menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah barang dan jasa yang dipasok oleh
produsen ke pasar (konsumen) baik berupa barang dan jasa pada berbagai tingkat
harga dalam periode waktu tertentu. Bunyi Hukum Penawaran sebagai berikut :
“apabila harga
suatu barang naik, jumlah barang yang ditawarkan cenderung naik; begitupun
sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang ditawarkan
cenderung turun”.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Akuntansi Manajemen : konsep,
manfaat dan rekayasa,1997.
Buku Anthony A.Atkinson, Robert
S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5
jilid 1.
Buku Sofyan Syafri : Teori
Akuntansi
No comments:
Post a Comment