Friday, June 29, 2018

Tinjauan tentang Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain. Joyce dalam Trianto menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Trianto, 2007:5).
Soekamto dalam Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2007:5).
Bell dalam Siswono menjelaskan bahwa suatu model pembelajaran adalah suatu perumusan proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk topik-topik berbeda dalam bermacam-macam materi pokok. Setiap model diarahkan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Joice dan Weil dalam Siswono mengemukakan lima unsur penting yang menggambarkan suatu model pembelajaran, yaitu: (1) Sintaks, yakni suatu urutan pembelajaran yang biasa disebut fase. (2) Sistem sosial, yaitu peran siswa dan guru, serta norma yang diperlukan. (3) Prinsip reaksi, yaitu memberikan gambaran kepada guru tentang cara memandang dan merespon apa yang dilakukan siswa. (4) Sistem pendukung, yaitu kondisi atau syarat yang diperlukan untuk terlaksananya suatu model, seperti setting kelas, sistem instruksional. (5) Dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa arahan langsung dari guru (Siswono, 2008:58).

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:4 (1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis. (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. (3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. (4) Memiliki bagian-bagian model yang disamakan: (a) Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax). (b) Adanya prinsip-prinsip reaksi. (c) Sistem sosial. (d) Sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran. (5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (a) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur. (b) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. (6) Memiliki persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2011:136).

In-House Training


Salah satu cara yang dianggap efektif dipakai dalam pelaksanaan pembinaan adalah dengan melaksanakannya di tempat guru mengajar, sehingga semua warga sekolah, murid dan guru secara bersama-sama mendapatkan pembinaan. Dengan metode in-house training memungkinkan perubahan pada level sekolah secara signifikan. Dalam menerapkan model pembinaan, in-house training dipandang sebagai metode yang tepat dalam pembinaan guru-guru mupun peserta ekstra kurikuler (Alfaris, 2012). Pengertian in-house training yang dimaksud adalah “pelatihan” yang pelaksanaannya bertempat di sekolah masing-masing, tempat di mana guru-guru melaksanakan pengajaran.
Definisi in-house training yang lebih umum diberikan oleh Nawawi (1983:113), yaitu suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Dalam penerapan metode pembinaan, pembina atau narasumber melakukan kunjungan ke masing-masing sekolah untuk melakukan pembinaan. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan masalah berupa hambatan atau kendala terkait pelaksanaan penelitian dapat diatasi secara langsung.
Seperti diungkapkan oleh Drayton (2013), terdapat paling sedikit dua keuntungan atau manfaat dari metode in-house training, yaitu, pertama adalah murah jika dibandingkan dengan melaksanakan kursus yang mengundang narasumber tertentu. Kedua, pelatihan dapat dilakukan secara lebih fokus dan lebih nyaman karena dilakukan dilingkungan tempat para peserta pelatihan bekerja dengan contoh-contoh kasus yang langsung dapat diatasi pada saat bekerja.
Dalam buku panduan pembelajaran yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas (2008), in-house training bertujuan memberikan pengarahan dan pendampingan secara langsung kepada para guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan di masing-masing sekolah. Lebih khususnya, in-house training bertujuan memberikan pengarahan dan pendampingan secara langsung di kelas kepada guru pelaksana program pembelajaran, yaitu membantu guru dalam:
a.       mempersiapkan, mengembangkan, dan mengopersionalkan rencana pembelajaran
b.      mengembangkan dan menggunakan secara optimal media sesuai dengan materi pembelajaran yang diampu.
c.       mengatasi kesulitan atau hambatan secara langsung di kelas atau di luar kelas sesuai dengan substansinya
d.      mengembangkan perangkat evaluasi pencapaian hasil belajar siswa

e.       merancang pengembangan pembelajaran di masing-masing sekolah sesuai dengan kebutuhan guru

Monday, June 11, 2018

TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA



1.    Tujuan Nasional Bangsa Indonesia
           
Tujuan Nasional bangsa Indonesia diterangkan secara jelas dan gamblang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu :
1.    Memajukan kesejahteraan umum.
2.    Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3.    Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.

2.    Tujuan Pendidikan Nasional
           
Untuk merealisasikan tujuan nasional perlu dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Penjabaran tersebut tertuang dalam UU No. 20 Th 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).
           
pasal 2 : Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

pasal 3 : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
                      
3.    Tujuan Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila sebagai salah satu komponen mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa, diharapkan mahasiswa tidak hanya berkembang daya intelektualnya namun juga sikap dan prilakunya.

Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi secara khusus bertujuan sebagai berikut :


1.    Dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sebagai warga negara.
2.    Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi.
3.    Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila.
 
Tujuan sebagaimana disebutkan diatas secara teoritis dapat dikelompokkan menjadi tujuan jangka pendek (point 1 & 2) dan tujuan jangka panjang (point 3).



4.    Kompetensi yang diharapkan
           
Pendidikan Pancasila akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas, penuh tanggung jawab, dalam memecahkan berbagai permasalahan hidup bermasyarakat dari peserta didik dengan prilaku yang :

1.    Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Berperikamanusiaan yang adil dan beradap.
3.    Mendukung persatuan bangsa.
4.    Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan golongan.
5.    Mendukung upaya mewujudkan keadilan sosial.

5.    Misi dan Visi Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila sebagai salah satu dari mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) memiliki misi dan visi yang sama dengan matakuliah MPK lainnya, yaitu sebagai berikut:

1.    Misi Pendidikan Pancasila
Misi pendidikan pancasila di perguruan tinggi menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyeleggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.
2.    Visi Pendidikan Pancasila

Bertujuan membantu mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan.

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA



1.    Landasan historis
Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.
Dalam sejarah tercatat, Ir. Soekarno dalam pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan antara lain menyebutkan bahwa yang diminta oleh ketua Badan Penyelidik agar sidang mengemukakan dasar Indonesia Merdeka yaitu Philosofische Grondslag dari Indonesia Merdeka selanjutnya beliau memberi nama Dasar Falsafah Negara Indonesia tersebut “PANCASILA”.

-        Rumusan pancasila tercantum dalam Piagam Jakarta (naskah persiapan UUD 1945).
-        Dalam Pembukaan UUD 1945 tercantum kalimat “.......Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.  Pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKAI) menetapkan UUD 1945 sebagai UU Dasar Negara, maka Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 secara resmi menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.

Ada beberapa upaya penyelewengan Pancasila antara lain Peristiwa G.30 S/PKI lubang buaya pada tahun 1965, merupakan suatu bukti pemberontakan yang ingin menyelewengkan Pancasila dengan mengganti dengan idiologi lain yaitu paham komunis.
 Oleh sebab itu ada kewajiban bagi seluruh bangsa Indonesia untuk memahami mengamalkan dan mengamankan pancasila.

2.    Landasan Kultural
-        Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan ke generasi penerus. Secara kultural unsur-unsur Pancasila terdapat pada adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada umumnya.



3.    Landasan Yuridis
Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara sejak dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945.

4.    Landasan Filosofi

Nilai-nilai Pancasila berwujud dan bersifat filosofis secara praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Mempengaruhi alam pikiran manusia berupa filsafat hidup, filsafat negara, etika, logika dan sebagainya, sehingga memberikan watak (kepribadian dan identitas) bangsa.

Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah


Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan.
Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional, antara lain :
1.      Perbedaan Falsafah
Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba). Riba secara sederhana berarti sistem bunga berbunga atau compound interest dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak seperti efek bola salju pada cerita di awal artikel ini. Sangat menguntungkan saya tapi berakibat fatal untuk banknya. Riba, sangat berpotensi untuk mengakibatkan keuntungan besar disuatu pihak namun kerugian besar dipihak lain, atau malah ke dua-duanya.
2.      Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional dimana deposito merupakan upaya mem-bungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana. Karena pengendapan dananya tidak lama alias cuma titipan maka bank boleh saja tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan jika dana nasabah tersebut diinvestasikan, maka karena konsep investasi adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima kerugian, maka antara nasabah dan banknya sama-sama saling berbagi baik keuntungan maupun risiko.
Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian, dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Hasil keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Hasil usaha semakin tingi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada dan nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Jadi konsep bagi hasil hanya bisa berjalan jika dana nasabah di bank di investasikan terlebih dahulu kedalam usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan simpanan nasabah di bank konvensional, tidak peduli apakah simpanan tersebut di salurkan ke dalam usaha atau tidak, bank tetap wajib membayar bunganya.
Dengan demikian sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang diterima nasabah mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Semakin besar keuntungan bank syariah semakin besar pula keuntungan nasabahnya. Berbeda dengan bank konvensional, keuntungan banknya tidak dibagikan kepada nasabahnya. Tidak peduli berapapun jumlah keuntungan bank konvesional, nasabah hanya dibayar sejumlah prosentase dari dana yang disimpannya saja.
3.      Kewajiban Mengelola Zakat
Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat. Infak, sedekah)

4.      Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktifitas bank agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing lembaga keuangan syariah, DSN dapat memberikan teguran jika lembaga yang bersangkutan menyimpang. DSN juga dapat mengajukan rekomendasi kepada lembaga yang memiliki otoritas seperti Bank Indonesia dan Departemen Keuangan untuk memberikan sangsi.
Bagaimana Nasabah Mendapat Keuntungan

Jika bank konvensional membayar bunga kepada nasabahnya, maka bank syariah membayar bagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Kesepakatan bagi hasil ini ditetapkan dengan suatu angka ratio bagi hasil atau nisbah. Nisbah antara bank dengan nasabahnya ditentukan di awal, misalnya ditentukan porsi masing-masing pihak 60:40, yang berarti atas hasil usaha yang diperolah akan didisitribusikan sebesar 60% bagi nasabah dan 40% bagi bank. Angka nisbah ini dengan mudah Anda dapatkan informasinya dengan bertanya ke customer service atau datang langsung dan melihat papan display “ Perhitugan dan Distribusi Bagi Hasil” yang ada di cabang bank syariah. (Kusuma Asda Sandra)

Mencetak / Print halaman di Ms Word.



Proses print atau mencetak dokumen merupakan tahapan akhir dari pembuatan sebuah dokumen. Mencetak atau print dokumen itu sendiri menggunakan sebuah alat yang disebut Printer. Printer dipasaran banyak sekali merk dan jenisnya dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Disini tidak akan dibahas mengenai masalah printer, tapi bagaimana cara mencetak dokumen yang merupakan dasar dari kemampuan menggunakan sebuah komputer.
Syarat agar dapat melakukan mencetak atau ngeprint, adalah sudah terinstallnya driver printer yang digunakan. CD driver dan printer biasanya sudah merupakan satu paket pembelian sebuah printer. Jadi sebelum menggunakan printer tersebut, sebaiknya anda install terlebih dahulu driver printer tersebut menggunakan cd driver yang disertakan pada saat anda membeli printer
Dokumen dibuat dengan menggunakan program atau aplikasi. Setiap aplikasi menyediakan fasilitas atau fitur perintah print, seperti Ms Office, Adobe photoshop, corel draw, page maker, adobe reader, dan program-program lainnya. Setelah data dokumen baik berupa tulisan, gambar, atau dokumen yang lain telah selesai dibuat atau diedit, maka langkah akhir pembuatan dokumen tersebut adalah mencetak ke kertas. Ukuran kertas yang anda gunakan adalah sesuai dengan kebutuhan masing-masing dokumen. Untuk mengetahui ukuran kertas secara lengkap dapat anda buka pada halaman ini.
Cara mencetak atau print dokumen dapat dilakukan dengan langkah-langkah mudah berikut ini. Sebagai contoh printer yang saya gunakan adalah printer EPSON:
  1. Pastikan anda masih membuka dokumen yang akan anda cetak.
  2. Tekan Ctrl + P untuk membuka perintah Print
  3. Pada jendela Print, pastikan name terisi sesuai dengan merk printer anda.
  4. Pada page range atur halaman yang akan anda cetak.
    • Pilih all untuk mencetak semua halaman.
    • Current page untuk mencetak halaman yang sedang aktif (tempat kursor berada)
    • Pages, untuk memilih halaman tertentu untuk dicetak. Masukkan nomor halaman yang diinginkan.
  5. Pada copies, atur berapa jumlah masing-masing halaman tersebut dicetak.

  6. Untuk mengatur ukuran kertas pada printer, klik properties. Pada jendela yang muncul ubah ukuran kertas pada pilihan size.

  7. Jika sudah klik OK dan OK lagi untuk memulai mencetak dokumen.


Saturday, June 9, 2018

MEDIA PEMBELAJARAN



Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
a. Jenis-jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut. Penggolongan media pembelajaran menurut yaitu :
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4. Televisi
5. Benda-benda hidup, simulasi maupun model.
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
b. Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata-katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
c. Prinsip-prinsip memilih media pembelajaran Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing–masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi
3) Alternatif  Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.



METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA




1.        Metode Ceramah
2.        Metode Tanya Jawab
3.        Metode Diskusi
4.        Metode Demonstrasi
5.        Metode Eksperimen/Percobaan

1.        Metode Ceramah
  1. Ciri-cirinya :
-          Disampaikan secara lisan oleh guru.
-          Alat utama interaksi adalah berbicara.
-          Siswa bertindak sebagai pendengar.
  1. Pelaksanaan Metode Ceramah
-          Sebelum ceramah guru harus merumuskan materi terlebih dahulu agar tidak keluar dari pokok bahasan yang akan disampaikan.
-          Materi yang disampaikan merupakan intisari ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan.
-          Menyimpulkan pokok-pokok yang penting.
  1. Komentar
Dalam metode ceramah guru yang aktif sedangkan siswanya pasif.
-          Guru tidak mengetahui apakah materi yang disampaikan dimengerti oleh siswa atau tidak.
-          Biasanya kata-kata yang diucapkan guru ditafsirkan lain oleh siswa.
-          Kadang metode ceramah membuat siswa jenuh dan tidak bersemangat apalagi jika yang menyampaikannya tidak bisa menguasai keadaan kelas.

2.        Metode Tanya Jawab
A.    Ciri-cirinya
-          Banyak pertanyaan yang diajukan guru dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang telah diajarkan ataupun materi yang akan diajarkan.
-          Biasanya metode tanya jawab digunakan dengan maksud menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa, memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
B.     Pelaksanaan
-          Untuk merangsang daya ingat siswa guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa.
-          Siswa menjawab apa yang ditanyakan.
-          Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru
-          Agar suasana lebih aktif, guru memberi kesempatan pada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan temannya.
-          Dengan adanya metode tanya jawab tidak terlihat siswa yang mengantuk. Guru dan murid saling mendapat masukan dan pengalaman baru, karena dalam proses pembelajaran antara guru dan murid saling mengemukakan pendapat yang diperolehnya dari sumber-sumber yang berbeda. 
C.     Komentar
Metode tanya jawab baik untuk digunakan karena kelas lebih aktif dan siswa tidak sekedar mendengarkan saja. Selain itu, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa. Tetapi metode tanya jawab juga kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaannya siswa menyinggung hal-hal lain meskipun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan.

3.        Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara mengajar yang biasa dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah dimana para peserta diskusi biasanya berusaha untuk memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
A.    Ciri-ciri metode diskusi
Apabila kita akan menggunakan metode diskusi biasanya lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak :
-          Membantu siswa belajar berpikir secara kritis.
-          Mendapatkan balikan dari siswa untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai atau belum.
-          Siswa dapat merumuskan masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
-          Siswa berlatih mengeluarkan pendapatnya.
B.     Pelaksanaannya
Adapun dalam pelaksanaannya metode diskusi sebagai berikut :
-          Guru menetapkan suatu pokok atau masalah yang akan didiskusikan atau sebaliknya siswa diminta untuk mengemukakan suatu pokok atau masalah yang akan didiskusikan.
-          Biasanya guru menjelaskan tujuan diskusi.
-          Guru memberikan ceramah yang diselingi dengan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
-          Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
-          Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
-          Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok bahasan.
-          Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat salah.
-          Guru selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
-          Guru bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicara.
Kegiatan siswa dalam metode diskusi adalah :
-          Menelaah pokok masalah yang diajukan oleh guru.
-          Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya.
-          Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama–sama baik teman sebangku ataupun kelompok.
-          Mendengarkan tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya.
-          Menghormati pendapat teman lain.
-          Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
-          Menyusun kesimpulan diskusi.
-          Ikut menjaga dan memelihara ketertiban.
-          Berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang. 
C.     Komentar
Metode diskusi memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya adalah :
-          Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
-          Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
-          Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
-          Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat temannya.
-          Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan atau keputusan yang akan atau telah diambil.
-          Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
Kelemahannya diantaranya :
-          Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.
-          Diskusi untuk siswa SD memerlukan banyak waktu.
-          Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapatnya sehingga banyak waktu terbuang karena menunggu siswa mengeluarkan pendapatnya.
-          Pembicaraan dalam diskusi biasanya didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa yang pemalu biasanya selalu pasif.
-          Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antar kelompok atau menganggap kelompoknya lebih pandai.



4.        Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan suatu metode yang sangat efektif. Sebab biasanya dapat membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau sekedar tiruan.
Ciri-ciri metode demonstrasi :
-          Demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
-          Dalam demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan.
-          Biasanya demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
Pelaksanaannya :
Dalam metode demonstrasi dalam pelaksanaannya ada 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1)      Tahap Persiapan
-          Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
-          Harus mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
-          Lakukan uji coba demonstrasi.
2)      Tahap Pelaksanaan
  • Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan beberapa hal yang perlu kita perhatikan adalah :
-          Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang akan didemonstrasikan.
-          Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
-          Mengemukakan tugas yang harus dilakukan siswa.
  • Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
-          Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.
-          Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari susasana yang menegangkan
-          Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
-          Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.
  • Langkah mengakhiri demonstrasi, apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi atau tidak.
Komentar
Metode demonstrasi memiliki kelemahan diantaranya :
-          Memerlukan persiapan yang lebih matang agar tidak mengalami kegagalan dan efektif.
-          Memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai sehingga penggunaan metode demonstrasi memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan ceramah.
-          Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional, kemauan dan memotivasi guru juga harus bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Adapun kelebihan metode demonstrasi diantaranya dapat menghindari verbalisme, proses pembelajaran akan lebih menarik, siswa dapat memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

5.        Metode Eksperimen/Percobaan
A.    Ciri-cirinya
-          Biasanya digunakan di bidang-bidang sains dan teknologi.
-          Memerlukan fasilitas peralatan dan bahan.
-          Memerlukan ketelitian, keuletan dan ketabahan.
-          Ada obyek yang akan diamati.
-          Dilakukan secara perorangan atau kelompok.
-          Dilakukan lebih dari satu kali.

B.     Pelaksanaan
-          Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
-          Guru menjelaskan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen. Hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat. Urutan eksperimen dan hal-hal yang perlu dicatat.
-          Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
-          Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
C.     Komentar
Dengan metode eksperimen akan membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan percobaan, dan membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya. Tetapi metode eksperimen lebih cocok untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
Untuk mencapai hasil yang memuaskan metode eksperimen memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.


Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive