Monday, May 21, 2018

Makalah Penilaian Berbasis Kelas

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar, ia merupakan subsistemnya. Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran, bukan hanya sebagai cara untuk menilai keberhasilan belajar siswa.
Sebagai su-sistem dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian harus mampu memberikan informasi yang membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa mencapai perkembangan pendidikannya secara optimal.
Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Secara umum cara-cara mengumpulkan data yang dianggap sahih adalah melalui teknik tes atau teknik bukan tes. Teknis tes bisa berupa tulisan, tes lisan, atau tes perbuatan.
Hasil dari usaha belajar Nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku, baik secara substantif yaitu terkait langsung dengan mata-mata pelajaran, maupun secara komprehensif yaitu perubahan perilaku yang menyeluruh. Perubahan itu ada yang dapat diamanati secara langsung ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan itu juga ada yang terjadi dalam jangka pendek ada pula yang terjadi dalam jangka panjang.
Namun demikian, bagaimanapun baiknya alat penilaian yang digunakan hanya mungkin dapat mengungkap sebagian tingkah laku dari keseluruhan hasil belajar yang sebenarnya. Penilaian yang baik harus menilai hasil-hasil yang autentik dan hal ini dilakukan dengan mengetes manakah hal itu dapat ditransferkan. Penilaian harus dilakukan dengan tepat, teliti, dan objektif terhadap hasil belajar sehingga dapat menjadi alat untuk mengecek kemampuan siswa dalam belajarnya dan mempertinggi prestasi belajarnya.
1
 
B.     Rumusan Masalah
Dengan berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis membuat makalah dengan judul “Penilaian Berbasis Kelas”. Untuk pembahasan tentang materi pada makalah ini, maka akan diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Penilaian Berbasis Kelas ?
2.      Apa fungsi dan Tujuan Penilaian Berbasis Kelas ?
3.      Bagaimana bentuk dan jenis Penilaian Berbasis Kelas ?


C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui definisi Penilaian Berbasis Kelas.
2.    Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Penilaian Berbasis Kelas.
3.    Untuk mengetahui bentu dan jenis Penilaian Berbasis Kelas.

D.    Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini membahas tentang pengertian, fungsi, tujuan serta bentuk dan jenis Penilaian Berbasis Kelas. Pemecahan masalah dalam makalah ini yaitu dengan memaparkan penyelesaian dari rumusan  masalah diatas dengan menggunakan studi literatur, yang mengkaji berbagai teori.
Kajian makalah ini bersifat deskriptif, yaitu merupakan kajian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat kajian dilakukan berdasarkan generalisasi konsep dan teori para ahli. Dalam prosedur pemecahan masalah pada hakikatnya mengkaji masalah-masalah tentang Penilaian Berbasis Kelas.  






E.     Sistematika Pembahasan
Penulisan makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Yang berisikan Latar Belakang Masalah,  Rumusan Masalah, Tujuan, Prosedur Pemecahan Masalah, dan Sistematika Uraian.
BAB II  PENILAIAN BERBASIS KELAS
Bagian ini akan membahas secara teori yang berhubungan dengan :
A.      Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
B.       Fungsi dan Tujuan Penilaian Berbasis Kelas
C.       Bentuk dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas

BAB III  KESIMPULAN

Merupakan kesimpulan dari materi yang dibahas pada bab sebelumnya.


BAB II

PENILAIAN BERBASIS KELAS


A.    Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Penilaian berbasis kelas mengidenifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui penyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
Puskur mendefinisikan Penilaian Berbasis Kelas sebagai suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswanya.
Prinsip penilaian dalam PBK menunjukkan adanya perubahan cara pandang paradigma yang cukup mendasar tentang isi dan misi penilaian dalam pembelajaran. Perubahan tersebut terfokus pada 5 hal yaitu :
  1. Tujuan Penilaian. Paradigma lama menekankan bahwa tujuan penilaian bersifat menghakimi dan memvonis siswa. Tujuan penilaian berubah untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
  2. Pelaksanaan penilaian dalam paradigma lama dipandang sebagai akhir dari satuan pembelajaran tetapi dalam paradigma baru, pelaksanaan penilaian terintegrasi dalam proses pembelajaran.
  3. 4
     
    Jenis penilaian yang dulu bersifat tertentu dan tunggal berubah menjadi bervariasi dan komprehensif. Hal ini berarti guru tidak boleh hanya menggunakan satu jenis penilaian misalnya ulangan akhir  semester saja, untuk menentukan keberhasilan pencapaian belajar siswa.
  4. Cara penilaian dalam paradigma lama hanya dilakukan oleh guru sedangkan dalam paradigma baru penilaian harus melibatkan siswa (peer assesment)
  5. penilaian yang dulu hanya digunakan untuk menentukan prestasi siswa bergeser kegunaannya yaitu untuk menentukan ketercapaian kompetensi siswa

B.     Fungsi dan Tujuan Penilaian Berbasis Kelas
Secara umum penilaian berbasis kelas bertujuan untuk memberikan penghargaan  terhadap pencapaian belajar siswa serta mempebaiki program dan kegiatan pembelajaran. Oleh karena penilaian berbasis kelas menekankan pencapaian hasil belajar siswa sekaligus mencakup seluruh proses mengajar dan belajar yang menilai karakteristik siswa, metode mengajar dan belajar, pencapaian kurikulum, alat dan bahan belajar, dan administrasi sekolah.
Secara rinci tujuan penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan :
a)      Informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam  mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya.
b)      Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas.
c)      Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan /kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan.
d)     Motivasi beajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan.
e)      Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh.
f)       Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi siswa dan guru adalah untuk membantu :
a)      Siswa dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan peilakunya ke arah yang lebih baik dan maju.
b)      Siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
c)      Guru untuk menetapkan apakah metode mengajar ynag digunakan telah memadai.
d)     Guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.

A. Azis Wahab (1989:43-44) menyatakan, bahwa penilaian dalam PKn mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.         sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan atau kekurangan siswa, guru ataupun program pengajaran yang telah disampaikan dengan melalui kegiatan proses belajar mengajar.
b.        Sebagai media klarifikasi, identifikasi serta penalaran dari nilai, moral dan masalah.
c.         Sebagai media edukasi nilai-nilai moral.

C.    Bentuk dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas
Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, rangkaian penilaian ini seyogyanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan  selain keunggulan. Jika kita hanya menggunakan salah satu bentuk saja, maka dikhawatirkan tidak memperoleh informasi yang komprehensif mengenai pencapaian kompetensi.
Dalam penilaian berbasis kelas terdapat dua bentuk penilaian yaitu penilaian non tes dan tes. Jenis penilaian non tes diantaranya skala sikap, cek list, kuesioner, studi kasus, dan portofolio. Sedangkan penilaian bentuk tes dapat berupa tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan.
1.    Tes Tertulis
Penilaian bentuk tes ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks. Tes tertulis biasanya dilaksanakan secara kelompok dengan mengambil tempat di suatu ruangan tertentu. Guru dalam hal ini berperan sebagai penyusun tes, pelaksana ujian, pengawas, korektor, pengolah hasil dan sekaligus penentu keputusan.
Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk essai, obyektif, atau gabungan diantara keduanya. Terdiri atas uraian terbatas dan bebas. Tes uraian terbatas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan :
a) menjelaskan hubungan sebab akibat
b) melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
c) mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
d) merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
e) merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
f) melukiskan keterbatasan-keterbatasan data
Tes uraian bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan :
a)    Menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide
b)   Memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi
c)    Merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen mengevaluasi nilai suatu ide

Tes tertulis yang lainnya adalah berupa tes tertulis obyektif yang terdiri atas pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, dan isian singkat. Tes obyektif tepat digunakan untuk menilai hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan mengingat dan mengenal kembali fakta-fakta, memahami hubungan antara dua hal atau lebih, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
Hal ini berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan dari bentuk tes obyektif, seperti halnya dengan bentuk dan jenis tes lainnya. Beberapa kelemahan tes obyektif antara lain adalah :
1)        Pada umumnya soal tes obyektif hanya tepat digunakan untuk menilai kemampuan-kemampuan mengingat kembali, mengenal kembali, mengasosiasikan antara dua hal, memahami hubungan, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
2)        Soal tes bentuk obyektif dapat membuat peserta didik tidak terbiasa mengemukakan ide secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri.
3)        Kemungkinan untuk menebak besar sekali dan sukar untuk dilacak.
4)        Proses berpikir peserta didik tidak dapat diikuti sebab yang dilihat hanyalah pilihan-pilihan jawaban yang dipilih.
5)        Memungkinkan saling menyontek dengan mudah. Hal ini disebabkan jawaban peserta didik hanya berupa lingkaran, silang atau penghitaman atas huruf-huruf yang terletak di depan alternatif-alternatif jawaban.

2.        Tes Perbuatan
Penilaian perbuatan adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik (keterampilan). Alat yang dipergunakan adalah lembar pengamatan.
Tes perbuatan dapat dipergunakan untuk menilai mutu suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan sesuatu pekerjaan, dan mengidentifikasikan bagian-bagian sesuatu piranti, mesin mobil misalnya.
Manfaat ujian ini adalah untuk memperbaiki kemampuan peserta didik. Hal ini disebabkan secara obyektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati, terukur, dan dapat dijadikan dasar untuk praktek selanjutnya. Tak ubahnya dengan bentuk ujian yang lain maka ujian tindakan juga mempunyai keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan. Keunggulannya sebagai berikut :
a.         Salah satu perwujudan hasil belajar adalah terampil melakukan suatu pekerjaan.
b.        Tes perbuatan dapat digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktek sehingga informasi penilaian menjadi lengkap.
c.         Dalam pelaksanaan tes perbuatan tidak ada peluang untuk menyontek oleh karena tes tersebut dilakukan secara langsung dan individual walaupun pelaksanaannya secara kelompok.
Selain memiliki keunggulan, tes perbuatan memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut :
a.       Tes perbuatan dapat memakan waktu yang lama, biaya yang besar, dan membosankan.
b.      Jika tes perbuatan itu susah menjadi sesuatu yang rutin maka ia tidak mempunyai arti apa-apa lagi.
c.       Tes perbuatan itu harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
d.      Keterampilan yang dinilai melalui tes tindakan mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh lapangan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari pada apa yang dapat diberikan di sekolah.

3.        Tes Lisan
Penilaian dalam bentuk lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Bagi bidang-bidang studi yang menuntut keterampilan-keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain, seperti pengetahuan sosial misalnya, tes lisan masih memiliki kedudukan yang cukup penting. Untuk melaksanakan tes lisan diperlukan alat-alat tes berupa soal-soal lisan. Tes lisan jika disusun dengan baik maka ia tidak hanya dapat berfungsi sebagai alat evaluasi belajar akan tetapi dapat juga berfungsi sebagai alat bantu mengajar.





BAB III
KESIMPULAN
 
Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara seksama untuk mengumpulkan berbagai data sebagai bahan informasi bagi guru dalam pengambilan keputusan tentang diri siswa yang bersangkutan.
Sebagai pendidikan nilai dan moral, PKn dalam pelaksanaan evaluasinya tidak cukup hanya dengan menggunakan satu alat atau satu jenis evaluasi saja, akan tetapi harus dilakukan dengan berbagai alat dan jenis evaluasi. Dengan demikian segala informasi mengenai diri siswa akan terekam dengan baik oleh guru. Hal ini sudah barang tentu akan memudahkan guru yang bersangkutan dalam mengambil keputusan.
Penilaian Berbasis Kelas sebagai suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak selalu dapat diukur hanya dengan menggunakan teknik evaluasi berupa tes. Hal ini dikarenakan potensi yang dimiliki siswa meliputi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor, yang ketiganya dalam kenyataannya saling berinterradiasi satu sama lain. Konsekuensinya pelaksanaan evaluasi dalam mata pelajaran PKn harus dilakukan dengan menggunakan asas multi sistem.
Dengan demikian informasi yang diperoleh, terutama yang berkaitan dengan perkembangan siswa tersebut dapat terkumpul secara lengkap, dan ini akan memudahkan guru dalam mengambil keputusan. Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan guru PKn sebelum melaksanakan evaluasi di kelas, adalah aspek kemampuan yang akan dievaluasi, apakah berkaitan dengan pengetahuan, sikap, atau keterampilan. 

10
 
28
 

DAFTAR PUSTAKA

 


Sapriya, dkk, (2009). Pembelajaran Kewarganegaraan, Bandung: UPI Press




11
 
 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive