Friday, May 18, 2018

Pengertian Bermain, Permainan dan Mainan


Pengertian dari bermain, permainan dan mainan, kata “main” ini pada awalnya belum mendapat perhatian khusus dari para ahli ilmu jiwa. Pada dasarnya arti dari permainan dan mainan adalah sama yaitu objek dari bermain, sedangkan pengertian dari bermain itu sendiri memiliki beragam arti, jika ditelusuri lebih jauh, orang yang paling berjasa dalam meletakkan dasar dalam bermain adalah seorang filusuf dari Yunani yang bernama Plato. Menurut Plato anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika dengan cara membagikan sejumlah apel pada anak-anak. Juga melalui pembagian alat-alat permainan miniatur balok-balok kepada anak berusia tiga tahun yang pada akhirnya akan mengantar pada anak tersebut menjadi seorang ahli bangunan. Sehingga Plato berpendapat bahwa bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. (Myke S Tedjasaputra, 1).
Setelah ditelaah lebih jauh, bahwa dalam bermain tidaklah semudah dari kata “Bermain”. Para ilmuwan menemukan beberapa pendapat mengenai bermain, pendapat-pendapat tersebut yaitu:



                                      Tabel. 2.1. Teori-teori klasik
Teori
Penggagas
Tujuan bermain
Surplus energi
Schiller / spencer
Mengeluarkan energi berlebih
Reaksi
Lazarus
Memulihkan tenaga
Rekapitulasi
G Stanley Hall
Memunculkan Instink Nenek Moyang
Praktis
Groos
Menyempurnakan Instink
Sumber : Johnson et al,(1999), hal 6.    
                                    Tabel. 2.2. Teori-Teori Modern
Teori
Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak
Psikoanalitik
Mengatasi pengalaman traumatic, coping terhadap frustasi
Kognitif-Piaget
Mempraktekan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya
Kognitif-Vygotsky
Memajukan berpikir abstrak; belajar dalam kaitan ZPD; pengaturan diri
Kognitif-Bruner/ Sutton-Smith
Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berpikir; imajinasi dan narasi
Singer
Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan dari luar
Arousal Modulation
Tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan menambah stimulasi
Bateson
Memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan makna
Sumber : Johnson et al, (1999), hal 9.
Teori-teori klasik:
1.  Surplus Energi mengandung pengertian bahwa dalam kegiatan bermain seperti berlari, melompat dan bergulingan yang menjadi ciri khas bermain pada anak-anak dan diumpamakan seperti sistem kerja air atau gas yang akan menekan kesegala arah untuk menemukan penyaluran, tekanan akan lebih kuat jika volumenya sudah melebihi daya tampung. Hal ini disamakan dengan kegiatan anak yang mempunyai energi lebih, sehingga anak-anak sering melompat, berlari bahkan bergulingan. Tetapi teori ini mendapat tentangan dari berbagai kalangan karena dalam kenyataannya anak-anak akan cepat-cepat menyelesaikan tugasnya bila sudah dijanjikan boleh bermain jika tugasnya telah selesai dikerjakan, dan bayi yang sudah mengantuk seringkali tetap ingin bermain dengan mainannya, sehingga terlihat jelas bahwa bermain bukan karena kelebihan energi.
2.   Teori reaksi mengandung pengertian bahwa bermain adalah sarana untuk memulihkan tenaga, dengan melihat pada contoh orang dewasa yang suka bermain selepas bekerja, seperti bermain catur dan sebagainya.
3.   Dalam teori Rekapitulasi seorang anak kecil yang baru lahir disamakan dengan semua mahluk hidup anak yang mempunyai kebiasaan memanjat pohon dan berayun-ayun pada dahan merupakan pencerminan dari kebiasaan monyet, anak yang suka berkemah, berperahu, memancing dan berburu bersama merupakan cerminan dari masyarakat primitif.
4.   Sedangkan dalam teori Groos bahwa bermain sebagai sarana latihan dan mengelaborasikan keterampilan yang diperlukan saat dewasa nanti. Seperti bayi berceloteh untuk melatih otot-otot lidah yang digunakan untuk berbicara.
Sedangkan dalam teori-teori yang diikuti perkembangan zaman sehingga membuat teori-teori ini mengandung unsur ilmiah, tidak hanya sekedar bukti-bukti yang ditemukan atau kebiasaan-kebiasaan mahluk hidup, adapun teori-teori tersebut mengandung pengertian: 
1.   Teori Psikoanalisa, menurut pandangan Sigmuned Freud bahwa bermain sama dengan fantasi atau lamunan, melalui bermain atau berfantasi seseorang dapat memproyeksikan harapan-harapan maupun konflik pribadi, sebagai contoh setelah mendapat hukuman fisik dari guru, anak dapat menyalurkan perasaan marahnya dengan cara memukul boneka dan berfantasi seolah-olah boneka itu guru yang telah menghukumnya. Jadi dalam hal ini Freud tidak mengemukakan bermain tetapi memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi masalah.
2.   Teori Kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget mengenai perkembangan intelektual anak, bahwa seorang anak menjalani tahapan perkembangan kognisi sampai akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Menurut Jean Piaget dalam proses belajar perlu adaptasi, yaitu adaptasi yang membutuhkan keseimbangan asimilasi dan akomodasi, yang mengandung pengertian:
a.   Asimilasi yaitu proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam realitas dengan struktur kognisi seseorang.
b.   Akomodasi adalah mengubah struktur kognisi seseorang untuk disesuaikan, diselaraskan dengan atau meniru apa yang diamati dalam realitas.
3.   Teori Kognitif berdasarkan Lev Vygotsky yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak, Vygotsky memandang anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka Meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu. Seperti contoh anak-anak bermain kuda-kudaan dengan sepotong kayu tanpa melihat kuda itu sendiri. Dan akhirnya anak dapat berpikir abstrak bahwa sepotong kayu tersebut adalah objek pengganti dari kuda.
Vygotsky membedakan dua tahapan perkembangan, yaitu:
a.   Aktual (Independence Performance)
b.   Potensial (Assisted Performance)
Vygotsky juga mengungkapkan ZPD (Zone Of Proximal Develovment) yaitu jarak antara tahap aktual dan potensial. Potensi dalam ZPD adalah kondisi transisi dimana anak membutuhkan bantuan khusus atau Secafolding (bantuan dari yang lebih ahli) untuk bisa meraih apa yang ingin mereka capai, dalam bermain anak dapat menciptakan secafolding sendiri baik dalam control diri, penggunaan bahasa, daya ingat, dankerjasama dengan teman yang lain.
 Misalnya seorang anak yang rewel selalu menangis kalau disuruh tidur, tetapi dalam bermain pura-pura dia akan ketempat tidur tanpa menangis.

4.   Menurut Jerome Brunner, Sutton Smith,dan Singer ketiganya mempunyai prinsip yang sama, yaitu bahwa bermain adalah tahap permulaan daripengembangan kreativitas dan fleksibilitas. Jadi dalam bermain anak-anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive