Friday, May 18, 2018

Batasan, Fungsi dan Tujuan Menulis


1.      Batasan Menulis
Menulis merupakan kemampuan menyampaikan sesuatu melalui bahasa tulisan dan dapat mengungkapkan sesuatu ide yang jelas apabila seseorang membaca tulisan tersebut. Yang dimaksud bahasa tulisan di sini, bukan berarti tulisan itu harus indah seperti gambar. Tarigan berpendapat “menulis adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik tersebut akan memahami bahasa itu” (Tarigan, 1982:82).
Bahasa tulisan merupakan pencerminana kembali dari bahasa lisan dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Untuk menyerap makna yang terkandung dalam bahasa tulis, diperlukan kode yang seksama dari bentuk tulisan menjadi lambang-lambang bunyi yang bertekanan, berintonasi, mengandung makna, ide atau gagasan yang sama seperti yang dikehendaki oleh penulisnya.
Kemampuan menulis berarti kemampuan melahirkan pikiran, perasaan dalam bentuk tulisan yang harus disadari oleh
1.      Penggunaan ejaan yang tepat diantaranya
2.      Pemakaian imbuhan
3.      Penulisan kata-kata yang tepat
4.      Penulisan kalimat yang efektif
5.      Penulisan Paragraf.
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Menulis sebagai
Keterampilan Berbahasa menjelaskan :
Gambaran atau tulisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representatif bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa. Hal ini merupakan utama antara tulisan dan lukisan dan antara melukis dan menulis. Dengan perkataan lain menggambar huruf-huruf bukan menulis. Seorang penulis dia tidak dikatakan menulis kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis cina beserta huruf-hurufnya. (Lado, 1984:21)

            Dengan kata lain, antara menulis dan melukis tidak bisa disamakan walaupun objek yang tertulis dan yang dilukis adalah sama. Sebagai contoh objeknya itu adalah huruf cina. Orang yang dapat melukis huruf-huruf indah, jika seorang dapat menulis dengan baik, dia tidak bisa pula dikatakan dia pandai melukis. Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis simpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan melahirkan isi pikiran dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang tertulis, apabila orang lain membaca akan memahami isi tulisan tersebut.
2.    Fungsi Menulis
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir. Juga memudahkan kita berpikir secara kritis dan memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu pikiran-pikiran kita. Tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis aktual. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir untuk membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas penting bagi penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. “Yang paling penting diantara prinsip-prinsip itu adalah penemuan, susunan dan gaya bahasa. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dengan cara singkat belajar menulis adalah berpikir dengan cara tertentu” (D’Angelo,1980 : 5 ; Tarigan, 1982 :22).
Penulis yang baik adalah penulis yang harus senantiasa memanfaatkan dan memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Maksud dan tujuan penulis (perubahan yang diaharapkan terjadi pada diri pembaca).
b.      Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan atau teman orang penulis).
c.       Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat dan situasi yang menuntut langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban dan sebagainya). (D.Angelo, 1980 : 20. Tarigan, 1982 : 22).

3.        Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan perasaan dan sikap kepada para pembaca. Tujuan menulis menurut Henry Guntur Tarigan adalah “ responsi atau jawaban yang diharapkan penulis akan diperolehnya dari pembaca” (Tarigan, 1982:23).
Berdasarkan batasan tertentu, maka dapat dikatakan bahwa.
a.    Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau menginformasikan disebut wacana informasi (informative discourse).
b.    Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse).
c.    Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan yang mengandung tujuan estestika disebut tujuan literatur (wacana kesastraan atau riterery discourse).
d.   Tulisan yang mengungkapkan perasaan atau emosi yang kuat atau berapi-apai disebut wacana ekspresif (ekspresive discourse).
Agaknya perlu diperingatkan di sini bahwa tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi sering bertumpang tindih dan setiap orang mungkin saja menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam daftar di atas. “tetapi dalam kebanyakan, tujuan menulis itu ada yang menonjol atau dominan, dan yang dominan inilah yngdiberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut” (D’Angelo, 1980:25:Tarigan 1982:24).
Selain itu sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, maka seorang ahli merangkumnya sebagai berikut.
a.       Asegment purpose (tujuan penugasan).
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan dirinya sendiri.
b.      Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karnyanya itu.
c.       Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakannya.
d.      Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan).
e.       Self-ekspresive (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan diri kepada pembaca
f.       Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan meliputi dirinya dan keinginannay mencapai norma artistik, atau seni ideal, seni idaman).
g.      Problema solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dimengerti dan diterima oleh para pembaca (Hiple, 1973:309-311: Tarigan, 1982:24-25).

            Disini, agaknya perlu diperhatikan bahwa dalam prakteknya jelas sekali terlihat tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi sering bertumpang tindih, serta mungkin saja setiap orang akan menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup pada uraian di atas.
            Tujuan yang penulis maksud adalah seperti tujuan yang dikemukakan oleh Natasasmita. Tujuan-tujuan itu adalah:
1.      Untuk menyampaikan informasi.
2.      Untuk menegaskan sesuatu,
3.      Untuk mengungkapkan ekspresi diri,
4.      Untuk memberikan hiburan,
5.      Untuk mengungkapkan hasil imajinasi,
6.      Untuk meyakinkan, dan
7.      Untuk memecahkan berbagai masalah.
Dari uraian tadi, maka penulis simpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk menyampaikan pikiran, perasaan, ide, gagasan serta informasi penulis kepada pembaca.
4.        Jenis Tulisan
Bahasa tulis atau disebut juga karangan mempunyai bermacam-macam bentuk. Tiap jenis karangan memiliki karakter atau ciri-ciri khas masing-masing. Rusyana (1991:9) mengklasifikasikan karangan ke dalam beberapa bentuk:
1)   Karangan deskriptif, yaitu karangan yang menggambarkan sesuatu menurut pengindraan, menurut perasaan, menurut imajinasi, atau menurut gabungan semua itu.
2)   Karangan narasi (cerita/kisah, yakni karangan yang menceritakan peristiwa, yang mengandung unsur pelaku, latar dan waktu yang disatukan oleh tema.
3)   Karangan bahasan, adalah karangan yang menjelaskan sesuatu dengan cara merumuskan penegertian, memperinci dan menguraikan, membandingkan, membari contoh, menyimpulkan dan menafsirkan sesuatu.
4)   Karangan argumentasi, yaitu karangan yang membuktikan kebenaran atau kepalsuan sesuatu dengan memberikan alasan-alasan berdasarkan nalar dan fakta.
5)   Karangan dialog, yakni karangan percakapan berupa kalimat-kalimat langsung seorang pembicara dengan orang lain secara bergantian dalam perasn pembicara dan pendengar.
6)   Karangan surat, adalah karangan yang  berupa kalimat langsung seorang penulis yang ditujukan kepada teralamat.
Tham Ah Mok dan Sharidah Sharif (1978:12) sebagaimana dikutif Rosihan Anwar (1991:101) mengklasifikasikan karangan dalam empat kategori:
1)   Karangan bercorak cerita (naration)
Karangan ini mengisahkan tentang suatu peristiwa ataupun satu rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lainnya dan membawa sesuatu pokok persoalan. Peristiwa-peristiwa itu terjalin dari aksi-aksi pelaku atau pelaku-pelaku, yaitu manusia atau pun binatang-binatang, bahkan benda-benda yang tidak bernyawa, tetapi telah diberikan sifat-sifat manusia.
Soal yang vital dalam naration adalah bahwa ia harus bergerak. Setiap kalimat harus membawa secara lebih dekat kepada puncak atau klimaknya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karangan narasi adalah:
a.         Bersifat spesifik, jangan kabur,
b.        Kemukakan hal-hal yang konkret, bukan yang abstrak;
c.         Pakai kalimat aktif, bukan kalimat pasif;
d.        Gunakan percakapan langsung.
2) Karangan bercorak gambaran (description)
Karangan ini melukiskan keadaan, lahir dan batin sesuatu benda atau perkara. Tujuannya ialah memberi gambaran kepada pembaca mengenai sesuatu yang dilukiskan, supaya pembaca mendapat kesan-kesan tersebut.
            Dengan kata lain karangan deskriptif menciptakan sebuah gambaran dalam pikiran pembaca. Karangan deskriptif umumnya statis, artinya mereka mempersoalkan sesuatu yang berada dalam posisi atau kondisi yang sama sepanjang esai tersebut. Penulis karangan ini diharapkan bersikap persis tepat dan penuh warna (colorfull).
3) Karangan Bercorak Keterangan (Exposition)

            Karangan ini menerangkan tentang sesuatu gagasan, proses, teori dasar ataupun cara-cara bagaimana sesuatu berjalan atau dijalankan. Kebanyakan esai (karangan) yang bertujuan menyampaikan sesuatu ilmu pengetahuan termasuk dalam kategori ini.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive