Friday, May 18, 2018

KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI


1. PENGERTIAN KEMAMPUAN
            “Kemampuan menurut kamus besar besar bahasa indonesia adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri sendiri” ( KBBI, BALAI PUSTAKA).
            Kemampuan yang dimaksud penelitian  ini adalah kemampuan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan di taman kanak- kanak  dalam kemampuan matematika khususnya            kemampuan  berhitung permulaan.

2. PENGENALAN DINI KEMAMPUAN BERHITUNG
            Pada anak usia prasekolah, matematika hanya pengalaman  bukan penguasaan.  Pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah kesulitan belajar karena belum menguasai konsep berhitung. Sebagai contoh terdapat banyak kasus dimana berhitung dijalur matematika seolah-olah menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak. Kesenangan anak dalam penguasaan konsep berhitung dapat    dimulai dari diri sendiri ataupun rangsangan dari luar seperti permainan- permainan dalam pesona matematika. Seperti permainan kantong pintar, memancing bersama, ayo menjemur baju.
            Ciri- ciri yang menandai anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung antara lain:
1.      Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung.
2.      Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.
3.      Anak mulai menghitung benda- benda yang ada disekitarnya secara spontan.
4.      Anak mulai membanding-bandingkan benda dan peristiwa yang ada disekitarnya.
5.      Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada disekitar tanpa disengaja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengenalan  kemampuan berhitung diantaranya:
1.    Apabila anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan giru, hal ini menunjukan bahwa anak tersebut sudah siap untuk diberikan permainan berhitung  dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
2.    Apabila anak menunjukan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan perhatian pada hal lain, hal ini menunjukan bahwa telah terjadi masalah pada anak. Itu berarti, anak membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru.

3.      MASA PEKA BERHITUNG PADA ANAK
“Menurut teori piaget, setiap individu ankan mengalami empat periode perkembangan berfikir yang berlangsung mulai dari lahir sampai remaja. Masing- masing periode selalu dialami anak secara berurutan. Pertama individu akan mengalami periode sensorimotor ± sampai umur 2.0 tahun, kemudian periode praoperasional ± sampai umur 7.0 tahun, dilanjutkan pada perioe operasional formal ± sampai umur 15 tahun. Namun perlu dipahami tidaklah setiap individu mencapai suatu periode tertentu dalam waktu yang persis sama, terutama bagi individu yang perkembangan mentalnya terbelakang”(psikologi perkembangan II).

Anak usia TK termasuk periode ke 2, yaitu periode praoprasional. Pada periode ini usia anak ± 2.0 sampai umur 7.0 tahun. Masa ini anak sudah memasuki usia TK. Pada masa ini kemampuan mengingat dan mengenal mengalami kemajuan yang pesat. Pada masa ini pula anak dikenalkan dengan lembaga pendidikan formal, yaitu  Taman Kanak-Kanak.
“Anak usia TK adalah  masa yang strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena anak usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila  mendapat stimulasi/rangsangan/motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Ababila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih berhasil memepelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya” (pedoman pembelajaran permainan berhitung permulaan di taman kanak-kanak) .


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh oborn(1981) perkembangan   intelektual pada anak   berkembang sangat pesat pada kurun usia nol sampai dengan pra-sekolah (4-5 tahun). Oleh sebab itu, usia pra-sekolahsering kali disebut sebagai “masa peka belajar”. Pernyataan didukung oleh Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50% dari potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.
Jean piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak.  Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari  anak itu sendiri.
Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif, anak usia dini berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu tahapan persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berfikit intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentu, dan benda-benda didasarkan pada interpretasi dan pengalamannya (persepsinya sendiri).  “Cara brfikir intuitif yaitu mengetahui atau mengerti tentang sesuatu tanpa menggunakan pikiran yang rasional”(psikologi perkembangan 2).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa  berhitung permulaan pada anak TK  dapat dilakukan sesuai kebutuhan, keinginan anak  yaitu dengan permainan yang dapat merangsang perkembangan berfikir anak dengan peralatan bermain sebagai media untuk belajar. Kemampuan berhitung permulaan anak dapat terangsang tanpa disadari oleh anak bahwa kegiatan tersebut adalah proses belajar.

            

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive