Tuesday, May 15, 2018

Bentuk-bentuk Kegiatan Bermain Pada Anak Usia Dini


Kegiatan bermain menurut jenisnya dapat terbagi menjadi dua yaitu kegiatan bermain aktif dan kegiatan bermain pasif. Kegiatan bermain aktif usia dini banyak dilakukan pada masa usia 3-4 tahun, sedangkan kegiatan bermain pasif lebih mendominasi kegiatan pada akhir masa kanak-kanak. Tetapi tidak berarti bahwa kegiatan bermain aktif akan menghilang dan digantikan oleh kegiatan bermain pasif sebab kegiatan kedua jenis kegiatan bermain ini selalu ada bersama, hanya penekanannya yang berbeda. Beberapa bentuk kegiatan bermain aktif antara lain;
1. Bermain bebas dan spontan
Kegiatan bermain ini dilakukan di mana saja, dengan cara apa saja, dan berdasarkan apa yang ingin dilakukan. Maksudnya tidak ada aturan permainan yang harus dipatuhi anak selama ia suka, ia bebas melakukannya.anak melakukan kegiatan bermain ini bila menemukan adanya sesuatu yang baru dan berbeda dari apa yang biasa dilihatnya. Atau bisa saja anak asyik bermain bebas dengan mainan baru yang mengundang rasa ingin tahu anak. Kalau mainan tersebut menyenangkan dan menantang anak untuk tahu lebih banyak, maka makin banyak pula waktu yang digunakan untuk bermain bebas. Kegiatan bermain ini umumnya banyak dijumpai pada anak usia antara 3 bulan sampai sekitar 2 tahun. Misalnya, bayi akan asyik mengamati kerincingan yang digantungkan di atas tempat tidurnya. Bayi akan mencoba meraih kerincingan itu atau kakinya menendang-nendang tempat tidurnyaa sehingga kerincingan bergerak serta menimbulkaan suara-suaraa tertentu.
2. Bermain konstruktif
Kegiatan bermain ini menggunakan berbagai benda yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu. Yang termasuk kegiatan bermain ini misalnya menggambar, mencipta bentuk tertentu dari lilin mainan, menggunting dan menempel kertas atau kain, dan merakit kepingan kayu atau plastik. Berbagai manfaat bisa diperoleh melalui kegiatan bermain ini, antara lain mengembangkan kemampuan anak untuk berdaya cipta (kreatif), melatih keterampilan motorik halus, melatih konsentrasi, ketekunan, dan daya tahan. Jika anak berhasil, akan menimbulkan rasa puas mendapat penghargaan sosial (pujian dari orang lain) yang akan meningkatkan keinginan anak bekerja lebih baik lagi.
3. Bermain peran
Kegiatan bermain peran adalah kegiatan dengan pemberian atribut tertentu terhadap benda, situasi dan anak memerankan tokoh yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak tampil dalam tingkah laku yang nyata dan dapat diamati dan biasanya melibatkan penggunaan bahasa. Kegiatan bermain peran ini disukai dan sering dilakukan anak usia 2-7 tahun. Dalam kegiatan bermain peran ini anak melakukan impersonalisasi terhadap karakter yang dikagumi atau ditakutinya baik yang ditemui dalam hidup sehari-hari maupun tokoh yang ia tonton dari film. Awalnya kegiatan bermain peran lebih bersifat reproduktif atau merupakan pengulangan dari apa yang dilihat atau dialami anak dan dilakukan sendirian. Dengan meningkatnya usia kegiatan bermain peran lebih bersifat produktif karena dari segi perkembangan kognisi, anak sudah lebih mampu mengkreasikan ide-ide yang original dan dengan adanya teman bermain biasanya anak akan bermain peran bersama temannya. Manfaat bermain peran ini bagi anak adalah untuk membantu penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-tokoh tertentu anak belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima oleh orang lain, baik dalam peran sebagi ibu, ayah, guru, murid, dokter atau profesi lainnya. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata tokoh-tokoh yang diperankan sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak.
4. Mengumpulkan Benda-benda
Kegiatan bermain ini dijumpai pada anak usia sekitar 3 tahun. Anak-anak mengumpulkan barang-barang yang menarik minatnya. Anak merasa puas jika hasil koleksinya bisa melebihi temannya. Bila anak mulai mempunyai teman bermain, maka mereka akan saling bertukar koleksinya dengan teman. Pada awalnya anak-anak senang mengumpulkaan benda yang dijumpai bukan karena harganya yang mahal atau bentuknya bagus, tetapi anak hanya senang melakukan kegiatan mengumpulkan saja. Seringkali benda-benda itu akhirnya terlupakan oleh anak. Sejak anak memasuki usia 6 atau 7 tahun maka mereka senang mengumpulkan barang-barang tertentu misalnya mengumpulkan perangko, gambar-gambar tertentu, kartu dari tokoh-tokoh film kartun, atau artis dan tokoh olahraga ternama.
5. Melakukan Penjelajahan (Eksplorasi)
Kegiatan eksplorasi dijumpai pada aktivitas seperti karya wisata, rekreasi ke tempat-tempat yang akan memberikan pengalaman-pengalaman baru bagi anak. Saat bayi, anak melakukan penjelajahan yang dikenal dengan bermain bebas dan spontan. Pada anak yang usianya lebih besar eksplorasi dilakukan secara terencana dan ada pengaturannya karena biasanya melibatkan sekelompok teman. Sebaiknya ada orang yang mengarahkan dan membimbing anak. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari bermain eksplorasi adalah menambah pengetahuan anak dan mendorong anak untuk mencari tahu hal-hal yang baru, mendukung kepribadian yang positif misalnya bersikap tenang menghadapi masalah, bersikap sportif dan percaya diri. Manfaat lainnya dari menjelajah ini adalah sebagai alat bantu bagi anak untuk bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan teman-teman. Anak berada jauh dari orang tua yang biasanya melindungi serta membimbingnya maka ia perlu belajar menyesuaikan diri terhadap harapan-harapan teman.
6. Permainan (games) dan Olahraga
Permainan dan olahraga adalah kegiatan bermain yang ditandai aturan serta persyaratan yang disetujui bersama. Olah raga selalu berupa kegiatan fisik sedangkan permainan bisa berupa kegiatan fisik atau kegiatan mental. Permainan dilakukan dalam bentuk permainan individual, bersama teman, beregu, dan permainan dalam ruang maupun di luar ruang. Dalam permainan ini anak dapat menilai dirinya sendiri maupun ketrampilan-ketrampilan yang dikuasainya secara nyata dengan membandingkan dengan anak lain yang sebaya. Anak yang kurang diterima oleh teman-temannya lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang tuanya, yang umumnya bersikap lebih longgar ataupun banyak mengalah pada anak.
7. Musik
Kegiatan bermain musik misalnya bernyanyi, memainkan alat-alat musik, atau melakukan gerakan-gerakan atau tarian yang diiringi musik. Bernyanyi merupakan kegiatan yaang paling banyak dilakukan karena tidak menuntut keahlian memainkan alat musik tertentu. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah untuk ekspresi diri daan memupuk rasa percaya diri pada anak. Karena ia mampu bernyanyi atau memainkan alat musik tertentu, mereka dapat menyenangkan diri sendiri, sekaligus belajar untuk menjadi kreatif jika kegiatan ini bermain bersama teman maka anak dapat belajar bekerjasama.
Beberapa kegiatan bermain pasif antara lain:
1. Membaca
Membaca termasuk kegiatan bermain pasif pada anak usia dini dengan cara dibacakan cerita oleh orang tua atau orang lain atau membaca sendiri. Manfaat psikologis dari kegiatan membaca yaitu anak lebih percaya diri dan lebih mandiri. Tidak perlu menggantungkaan diri pada orang lain jika anak sudah bisa membaca untuk memperoleh hiburan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya, memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian anak dikemudian hari.
2. Melihat komik
Kegiatan bermain ini yaitu anak melihat kartun bergambar dimana unsur-unsur gambar lebih penting dari ceritanya. Anak usia dini umumnya menyukai komik yang terdiri dari tokoh binatang seperti Donal Bebek, Miki Tikus, Tom Jerry, dan sebagainya. Komik banyak digemari anak-anak karena tanpa membaca tulisannya atau tanpa ada tulisanpun seseorang sudah dapat menangkap ceritanya dan tidak usah bersusah payah untuk membaca uraian yaang tercantum dalam buku.
3. Menonton Film
Adanya kemajuan teknologi, anak-anak dapat menikmati film tidak hanya di bioskop, tetapi juga di rumah baik melalui acara yang ditayangkan di Televisi maupun memutar video tape atau compact disc. Sebagai dampak dari kemajuan teknologi tersebut, anak mempunyai kesempatan lebih besar untuk menonton film tanpa pergi ke bioskop atau menunggu tayangan film di bioskop. Mulai usia 3 sampai 6 tahun terdapat peningkatan yang cukup tajam dalam jumlah waktu yang digunakan untuk menonton televisi. Televisi dapat dianggap sebagai pengganti pengasuh anak karena anak menjadi asyik sendiri tanpa perlu terlampau banyak diawasi oleh orang tua.
4. Mendengarkan radio
Kegiatan ini cukup digemari pada masa lalu, tetapi setelah ditemukan televisi acara mendengarkan radio menjadi tidak populer lagi. Mendengarkan radio kurang disukai anak-anak kecil pada saat ini karena mereka lebih menyukai untuk menonton televisi atau VCD. Pada kegiatan mendengarkan radio anak usia dini menyukai program cerita anak-anak yang menyangkut binatang ataupun cerita-cerita tentang orang-orang yang melakukan pekerjaan yang cukup dikenal anak misalnya tukang sayur, pak tani, dokter, guru, dan sebagainya.

5. Mendengarkan Musik
Kegiatan mendengarkan musik dinikmati bayi sebagai suatu hal yaang dapat menghibur dan menyenangkan. Musik dapat didengar melalui siaran radio, TV, ataupun pita/rekaman lagu. Dengan meningkatnya usia, anak lebih gemar mendengarkan musik dan memuncak saat remaja. Kegiatan mendengarkan musik akan membawa pengaruh positif pada anak usia dini seperti menyenangkan diri sendiri, menenangkan perasaan yang tidak nyaman, sebagai penyaluran emosi anak karena anak bisa terhanyut dalam lagu yang didengarnya. 

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive