a. Makna
Pengembangan Nilai dan Pendidikan Manusia Seutuhnya
Pengembangan nilai sebagai content based pendidikan merupakan
modulasi program yang terentang adanya dalam hakikat dan proses aktual
pendidikan; dan pembentukan ‘manusia seutuhnya’, menempati kedudukan sebagai
target standar sekaligus ideal tujuan pembangunan, baik nasional dalam konteks Indonesia,
bahkan dunia universal. Sebab Human
Developing, kecuali menjadi cita-cita dan perjuangan Negara-negara dunia
ketiga yang baru merdeka selepas kolonialisasi, juga menandai akal sehat dunia
yang disuarakan lembaga-lembaga internasional di bawah badan dunia (PBB).
Dalam konteks Indonesia, konsep
pembangunan nasional kita cukup commited
menjadikan apa yang menjadi pesan luhur dunia sebagai tujuan pembangunan
nasionalnya. Untuk mengurai makna konseptual dan aktualisasi sub tema
pembahasan ini, dapat digambarkan secara konseptual komponen seperti :
Pendidikan Nasional, Pengembangan Nilai dan Pembentukan Manusia Indonesia
seutuhnya sebagai Social Enginering Process
di dalam kerangka Pembangunan Nasional dan target standar ideal yang menjadi
muara keseluruhannya, yakni Manusia Indonesia yang sehat jasmani, rohani,
cerdas, terampil, bermoral (berbudi pekerti luhur), beriman, dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Aktualisasi Reformasi dan Proyeksi
Memasuki era baru kini
atau era Indonesia baru ke depan, konsep ‘pembentukan manusia seutuhnya’ dapat
tetap menjadi acuan, paling tidak dalam atau melalui kebijakan operasional
pembaruan pendidikan. Sebab, di masa keemasan pemerintahan orde baru,
kesempurnaan konsep tujuan pembangunan nasional kita saat itu, tidak diikuti
langkah konstekstual yang diperlukan dalam gerak dan spirit yang seharusnya.
Pembentukan manusia seutuhnya
yang menjadi inti dari tugas pendidikan bukan lain dari bagaimana memberai
segenap potensi keberadaan diri manusia, mulai dari pengkodisian faktor
jasmaniah, sejalan dengan proses tumbuh-kembang hingga perkembangan fase
pengembangan tuntutan ruhaniahnya. Jika belajar diyakini sebagai perjalanan
sepanjang hayat, maka pendidikan tak mengenal batas kesudahan, tetapi Maha
Pengasih Tuhan Yang Maha Esa, memungkinkan kecerdasan manusia menggapai satuan
estapet kedewasaan dalam menjadikan kesanggupan dirinya mampu mengatasi
problematika yang timbul dari tuntutan dan tantangan kehidupan.
Pendidikan sebagai proses
pengembangan nilai, dalam menghampiri terbentuknya kecerdasan rohaniah secara
paripurna tidaklah terlepas dari koeksistensi jasmaniah, tetapi penetapan
kebutuhan jasmaniah semata sebagai tujuan pendidikan yang telah mengaburkan
makna pendidikan nilai. Sebagai contoh dalam pendidikan anak usia
tumbuh-kembang, menanamkan konsep kebersihan sebagai salah satu dimensi nilai
estetik terkait rekat dengan aktualisasi keutuhan unsur jasmaniah yang mulai
harus dijalani seorang anak, baik di rumah tinggal, lingkungan bermain, dan
sekolah.
No comments:
Post a Comment