Friday, May 11, 2018

TEORI PENGETAHUAN DAN NILAI


a. Makna Pengetahuan
Pengetahuan paling sederhana adalah pengetahuan biasa yang bisa diperoleh dan dicapai oleh kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga dapat disebut sebagai pengetahuan karena berupa penyadaran atau pemahaman atas informasi berkenaan dengan objek benda atau peristiwa yang dikenalinya. Tetapi pengetahuan biasa tidak disebut sebagai ilmu karena tidak merupakan hasil konseptualisasi daya abstraksi yang tinggi sebagaimana diperlukan dalam membentuk pengetahuan ilmiah. Tetapi keduanya terentang pada benang merah yang sama sebagai sama-sama pengetahuan karena merefleksikan adanya kesatuan hubungan antara subjek dan objek.
Secara sederhana pengetahuan dibagi beberapa macam menurut tingkatannya yaitu :
a.       Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang biasa, yang sehari-hari, yang selanjutnya dapat disebut sebagai pengetahuan;
b.      Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistematika dan metode tertentu, yang kemudian disebut sebagai ilmu pengetahuan;
c.       Pengetahuan filosofis, adalah semcam ilmu yang istimewa, yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak terjawab oleh ilmu-ilmu biasa, yang selanjutnya disebut filsafat.
d.      Pengetahuan teologis, yaitu pengetahuan tentang Tuhan atau pengetahuan keagamaan sebagai sumber penerangan yang dapat diperoleh oleh manusia dari Yang Maha Kuasa Tuhan sebagai Zat Pencipta Alam Semesta. 


b. Makna Nilai
Di dalam hidup keseharian kita telah dapat menerapkan pemahaman tentang nilai sebagai cara untuk membedakan sesuatu dari lainnya. Di lapangan ekonomi misalnya, seseorang yang tidak cukup berpendidikan sekalipun bahkan dapat membandingkan sesuatu barang atau jasa berbeda dengan lainnya dengan memberikan hingga menyepakati harga dalam transaksi jual beli atau sekedar tukar-menukar (barter). Alat tukar dalam transaksi jual beli itu sendiri mencerminkan aturan nilai yang dipercaya berdasar nilai nominal yang tertulis di dalamnya.
Tetapi nilai dalam makna filsafat, atau sebagai objek kajian dasar dan tujuan ilmu pengetahuan, seperti telah dipikirkan para ahli mulai dari masa klasik hingga era bangkitnya peradaban modern, merentangkan dimensi dan cakupan yang tidak sederhana.
1. Pengertian Nilai
Menurut Fraenkel (1977:6), nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apakah yang penting bagi kehidupan seseorang. Adapun Rokeah di dalam Djahiri (1996:17) mengemukakan arti nilai sebagai “Suatu jenis kepercayaan yang letaknya terpusat pada pusat dan sistem kepercayaan seseorang, tentang bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak sepatutnya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang berharga dan tidak berharga untuk dicapai, dikerjakan, dipercayai.”
Sedangkan Mudjanto di dalam Wahana (1993:66) merefleksikan bahwa, “Nilai tidak hanya tampak sebagai nilai bagi seseorang saja, melainkan bagi segala umat manusia. Nilai tampil sebagai sesuatu yang patut dikejar dan dilaksanakan oleh semua orang. Oleh karena itu, nilai dapat dikomunikasikan pada orang lain.”

2. Bentuk dan Sifat Nilai


Kohlberg di dalam Djahiri (1996:26) membagi dua bentuk nilai, yakni Nilai Objektif (universal) dan Nilai Subjektif (khusus). Yang dimaksud dengan ‘nilai objektif’ adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai dasar yang hakiki dan abadi. Oleh karena itu ditegaskan oleh Djahiri sebagai nilai yang bersifat universal. Adapun ‘nilai subjektif’ atau nilai khusus merupakan nilai yang sudah memiliki corak/warna bergantung pada situasi/tempat yang mempengaruhinya.

c. Pemerolehan Pengetahuan dan Pembentukan Nilai

Pengetahuan dan nilai adalah dua konsep abstrak yang dapat dibangun dalam konstruk pemahaman. Perbedaannya, pengetahuan merupakan dunia objektif yang harus dicari dalam arti diselidiki hingga dipahami dan dalam tingkatnya yang tinggi dengan menggunakan metode keilmuan berkembang pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan) sedangkan Nilai merupakan dunia subjektif, ia ada sebagai keputusan individu atas sikap yang harus dipilihnya. Bahwa setiap keputusan nilai yang bersifat subjektif tersebut tidak terlepas dengan adanya pengetahuan objektif yang mempengaruhi diri individu, terutama lingkungan kultur yang mengkondisinya. Karena itu Nilai dalam aktualisasi yang diekspresikan sebagai sebuah sikap, dapat terlepas sama sekali dengan aktualitas penalaran atau kesadaran pengetahuannya.
Dengan demikian pengetahuan terbentuk dimulai dengan perhatian sebagai fasilitas awal berupa kontak dasar, terjadinya kontak dasar akan menguat dan berlangsung lebih konstan jika ditunjang adanya minat atau ketertarikan (couriusity). Karena itu, terbentuknya minat yang kuat biasanya tumbuh dari adanya rasa heran/kepenasaran hingga mendorong rasa keingintahuan.

Nilai merupakan suatu konsep yang dipahami sebagai harga yang melekat atau merupakan ‘muatan’ dari sesuatu, baik secara objektif dan subjektif. Pandangan objektif, menyangkut ketepatan/kesesuaian dengan keadaan dan sifat sebagaimana apa adanya. Karena itu, secara objektif, bentuk dan sifat nilai dapat dipahami berdasar keadaan dan ujudnya; dari kongkrit hingga abstrak. Sedangkan pandangan subjektif dimungkinkan karena bergantung pada pengakuan/ persetujuan diri manusia secara personal maupun kolektif atas suatu benda atau tindakan di dalam pergaulan manusia.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive