Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi
belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu:
a.
Motivasi
ekstrinsik,
Yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain
(cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif
eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam
menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari
hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya
adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan
keahlian.
b.
Motivasi
intrinsik,
Yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu
itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian
karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi
untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang
sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai
informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan
pujian kepada siswa.
Terdapat dua jenis motivasi intrinsik,
yaitu:
1) Motivasi
intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.
Dalam pandangan ini, murid ingin
percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena
kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika
mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal
atas pembelajaran mereka.
2) Motivasi
intrinsik berdasarkan pengalaman optimal.
Pengalaman optimal kebanyakan terjadi
ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu
aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit
tetapi juga tidak terlalu mudah.
Lalu bagaimanakan cara untuk meningkatkan
motivasi peserta didik agar mereka memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, khususnya bagi
mereka yang memiliki motivasi rendah dalam berprestasi. Ada beberapa strategi
yang bisa digunakan oleh tenaga
pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sebagai
berikut:
a.
Menjelaskan tujuan belajar ke
peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar hendaknya
seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang akan
dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ saja, tapi guru juga bisa memberikan
penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna bagi masa depan
seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka
makin besar pula motivasi dalam belajar.
b.
Hadiah
Berikan hadian untuk siswa-siwa yang
berprestasi. Hal ini akan sangat memacu siswa untuk lebih giat dalam
berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk
mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi. Hadiah di sini
tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan rasa senag pada
murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir
semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti buku bacaan)
bagi siswa ranking 1-3.
c.
Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di
antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d.
Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi
untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat
membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling kecil seperti, “beri tepuk
tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.
e.
Hukuman.
Hukuman diberikan kepada peserta didik yang berbuat
kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan
agar peserta didik tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal,
ataupun membuat rangkuman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti
menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah.
Karena ini jelas akan menganggu psikis peserta didik.
f.
Membangkitkan dorongan kepada anak
didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara prestasi
tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli
terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan
konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang
telah dipercaya orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.
g.
Membentuk kebiasaan belajar yang
baik
Ajarkan kepada siswa cara belajar yang
baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dengan
cara ini siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulan-ulang
pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung.
h.
Membantu kesulitan belajar anak
didik secara individual maupun kelompok.
Ini bisa dilakukan seperti pada nomor 6.
i.
Menggunakan metode yang
bervariasi
Guru hendaknya memilih metode belajar yang
tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang tidak
membuat siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa menampung
semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching &
Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya. Karena siswa
memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa
yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan
25 menit baru ia bisa mencerna materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak
metode mengajar yang dikuasai oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil
meningkatkan motivasi belajar siswa.
j.
Menggunakan media yang baik dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran
Baik itu media visual maupun audio visual.
No comments:
Post a Comment