Friday, January 13, 2017

Kegiatan Bercerita di Sekolah

Kegiatan Bercerita di Sekolah
Untuk menyajikan secara menarik, diperlukan beberapa persiapan, mulai dari memilih jenis cerita, menyiapkan tempat, panyiapan alat peraga dan sebagainya hingga penyajian cerita. Menurut Tampubolon, (1991 : 11) persiapan kegiatan bercerita dan penjelasannya sebagai berikut:
a.         Memilah dan memilih materi cerita
Diantara berbagai jenis cerita, cerita tentang pengalaman seseorang dan faktor tradisional merupakan sumber cerita terbaik bagi anak-anak.
b.        Jenis cerita
Dalam program pembelajaran di TK, cerita dapat digolongkan menjadi tiga, yakni cerita untuk program inti, cerita untuk program pembuka, dan cerita untuk tujuan rekreasi pada akhir program. Cerita untuk program inti, digunakan dalam kegiatan inti cerita ini disampaikan oleh peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Misalnya cerita tentang Bebek si buruk rupa. Cerita ini menggambarkan seekor bebek yang buruk rupanya, tetapi hatinya baik, suka menolong dan sebagainya. Tujuan pembelajaran ini, tenaga  didik ingin menanamkan rasa saling tolong menolong, tidak membeda-bedakan teman. Cerita untuk program pembuka dan penutup, disampaikan pada kegiatan inti dan penutup yang menyampaikan adalah anak, seorang pesrta didik hanya memberikan stimulasi, misalnya dalam kegiatan berbagi cerita tentang pengalaman naik sepeda dan sebagainya. Sedangkan cerita untuk tujuan rekreasi pada akhir program, cerita ini disampaikan oleh anak setelah liburan sekolah. Untuk jenis cerita anak yang banyak disukai adalah cerita fable karena anak sedang senang dengan binatang-binatang peliharaan.
c.         Pengelolaan kelas untuk bercerita
Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas pengelolaan kelas dengan baik seorang guru perlu memperhatikan aspek-aspek pengelolaan kelas Tampubolon, (1991 : 29) yang terdiri: “Pengorganisasian siswa, penugasan kelas, disiplin kelas dan pembimbingan siswa”.



Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1)   Pengorganisasian siswa
Bentuk pengelompokan anak-anak yang akan dilibatkan atau diajak berinteraksi dalam penceritaan terlebih dahulu guna mengetahui hubungan sosial antar peserta didik dalam kelas.
2)   Penugasan kelas
Dalam kegiatan bercerita, penugasan kelas dapat dilakukan dengan meminta anak-anak untuk mencari tokoh utama dalam cerita mengingatnya dan menyebutkan kembali sifat-sifatnya. Tentunya tugas tersebut dikomunikasikan terlebih dahulu sebelum penceritaan berlangsung.
3)   Disiplin kelas
Dalam kegiatan bercerita di TK, bentuk-bentuk disiplin kelas tentu harus disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Dalam melakukan peceritaannya seorang peserta didik tetap perlu menenangkan muridnya untuk mendengarkan pesan melalui ceritanya. Proses menenangkan murid perlu dilakukan dengan cara mendidik, tidak disertai dengan ancaman dilakuan dengan mengikat perhatian mereka melalui cerita yang disajikan dengan menarik sehingga tidak membuat anak sibuk sendiri.
1)                                     Pembimbingan siswa
Dalam kegiatan bercerita, bimbingan yang diperlukan dapat berbentuk pemberian informasi sejelas-jelasnya tentang proses dan tujuan cerita yang akan disampaikan serta kemungkinan permasalahan yang muncul dalam memahami pembelajaran yang akan diikutinya.
d.        Pengelolaan tempat untuk bercerita
Banyak cara pengelolaan tempat untuk bercerita menurut Tampubolon, (1991:17) yang terdiri dari: “penataan tempat untuk bercerita, posisi media, penataan ruang cerita dan strategi penyampaian cerita untuk anak”.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1)   Penataan tempat untuk bercerita
Tempat duduk sisa dalam kegiatan bercerita perlu mendapatkan perhatian yang serius. Sebab tempat duduk berkaitan dengan banyak hal. Keterkaitan itu adalah interaksi tenaga pendidik dan siswa, karakteristik materi penceritaan, media pembelajaran yang digunakan dalam penceritaan.Oleh karena, itu tempat duduk siswa sangat berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan bercerita. Aktifitas bercerita tidak harus dilakukan didalam kelas, kegiatan bercerita dapat dilakukan dimanapun asal memenuhi kriteria kebersihan, keamanan dan kenyamanan. Jika jumlah anak sedikit, bercerita dapat dilakukan diberbagai tempat seperti di teras, di bawah pohon, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya yang penting tempat tersebut dapat menampung semua peserta didik, teduh, bersih dan aman. Apabila jumlah anak relatif banyak sebaiknya dipilih tempat yang lebih luas. Ruang kelas merupakan tempat yang paling representative (memenuhi persyaratan) yang lebih baik lagi apabila cerita yang disampaikan ditempat yang berkaitan.
2)   Posisi media
Penempatan dalam ruangan perlu memperhatikan beberapa aspek. Keterjangkauan menjadi prioritas bahwa semua media yang akan dipakai mudah dijangkau oleh tenaga pendidik sehingga tidak mengganggu proses penceritaan. Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah keselamatan media terhadap kemungkinan gangguan yang muncul berasal dari murid-murid sendiri. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah peraturan akan peserta didik, tenaga pendidik dan media dengan baik.
3)   Penataan Ruang Cerita
Kegiatan bercerita di TK dapat dilakukan dimana saja. Pelaksanaanya dapat dilakukan didalam maupun diluar kelas. Jika penceritaan dilakukan di dalam kelas, maka kelas perlu dtata untuk memberikan dukungan penceritaan. Penataan tersebut meliputi ventilasi, tata cahaya dan tata warna. Sedangkan penataan yang dilakukan di luar kelas membutuhkan beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kesesuaian tuntutan cerita, keamanan dan kenyamanan.
e.         Strategi Penyampain cerita untuk peserta didik
Kegiatan bercerita di sekolah dapat dilakukan dengan baik, apabila sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu, tidak hanya itu saja peran seorang tenaga pendidik disini juga sangat berperan penting, untuk memberikan suasana yang menyenangkan agar peserta didik dalam mendengarkan cerita atau bercerita dengan hati yang senang. Karena pada prinsipnya belajar di TK itu belajar sambil bermain. Oleh karena itu seorang tenaga pendidik harus mempunyai metode yang tepat dalam menyampaikan kegiatan bercerita, strategi tersebut  Tampubolon, (1991 : 18) yang terdiri dari: ”strategi storytelling, strategi reproduksi cerita dan strategi simulasi kreatif.”
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1)   Strategi Storytelling
Straregi Storytelling merupakan penceritaan cerita yang dilakukan secara terencana dengan menggunakan boneka, atau benda-benda visual, metode ini bertujuan untuk menghasilkan kemampuan berbahasa peser5ta didik. Penggunaan metode ini dibutuhkan untuk melatih dan membentuk ketrampilan berbicara, pengembangkan daya nalar, dan pengembanangkan imajinasi peserta didik. Metode ini contohnya seperti metode sandiwara boneka, metode bermain peran, metode bercakap-cakap dan metode tanya jawab.
2)   Strategi Reproduksi Cerita
Strategi reproduksi cerita adalah kegiatan belajar mengajar bercerita kembali cerita yang didengar. Tujuan kegiatan ini sama dengan tujuan straregi Storytelling. Strategi ini dimulai setelah guru bercerita,kemudian anak diminta menceritakan cerita itu sesuai dengan daya tangkap anak.
3)   Strategi Simulasi Kreatif

Strategi simulasi kreatif dilaksanakan untuk memanipulasi kegiatan belajar sambil bermain dari penggalan dialog cerita atau bermain peran membawakan tokoh-tokoh dalam cerita.

No comments:

Post a Comment

Deskripsi Tinta Printer

 Deskripsi Umum Tinta Printer Tinta printer adalah cairan berwarna (atau hitam) yang digunakan dalam printer untuk membuat gambar atau teks ...

Blog Archive