Kebugaran
jasmani atau kesegaran jasmani memang sangat diperlukan oleh kita, baik pekerja
atau pengajar. Hal ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan produktivitas
kerja.
Komponen kesegaran jasmani dibagi
menjadi dua bagian yaitu yang berkaitan dengan kesehatan (health-related fitness) dan komponen yang berkaitan dengan
keterampilan (skills related fitness).
Komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan, terdiri dari daya
tahan jantung dan paru-paru; komposisi tubuh, fleksibilitas; kekuatan dan daya
tahan otot. Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan, meliputi: Daya ledak, kecepatan, kelincahan, koordinasi,
kecepatan reaksi dan keseimbangan.
Untuk dapat menjalankan aktivitas
kerja dan sebagai anggota masyarakat yang bersosialisasi, minimal komponen
kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatanlah yang lebih perlu mendapat
perhatian. Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan
keterampilan lebih dibutuhkan oleh orang yang memelihara prestasi fisik,
seperti atlet dan penari.
a.
Daya
Tahan Jantung
Daya
tahan jantung dan paru-paru dikenal juga dengan istilah daya tahan
kardiorespirasi atau kapasitas aerobik, yang diartikan sebagai kemampuan
jantung, paru-paru dan peredaran darah untuk mampu melakukan tugas-tugas fisik
yang berat dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang
berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika daya tahan jantung
dan paru-paru seseorang lemah, maka orang tersebut akan mudah lelah dan sulit
pulih setelah melakukan kerja berat.
b.
Komposisi
Tubuh
Komposisi
tubuh merupakan perbandingan proporsi tubuh yang dipengaruhi oleh berat badan,
tinggi badan dan ukuran anggota tubuh lainnya termasuk tebal lemak, jumlah
cairan tubuh dan sel-sel tubuh lainnya.
c.
Fleksibilitas
Fleksibilitas
atau kelenturan selalu dikaitkan dengan ruang gerak sendi dan elastisitas
otot-otot, tendon dan ligament. Dengan demikian orang yang lentur adalah yang
memiliki ruang gerak luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot yang elastis.
d.
Kekuatan
Otot
Kekuatan
otot sangat penting guna meningkatkan kondisi kesegaran jasmani karena kekuatan
merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, yang memegang peranan pula
dalam melindungi seseorang dari kemungkinan cedera. Dalam melakukan aktivitas
sehari-hari kekuatan otot amat diperlukan, misalnya untuk mengangkat sesuatu.
Jika salah satu otot cedera dan tidak dapat digerakkan, maka akan terasa betapa
pentingnya memelihara kekuatan otot.
e.
Daya
Tahan Otot
Daya
tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan
kontraksi yang berturut-turut, atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis
untuk waktu yang lama. Contohnya, atlet yang melakukan push-up atau seseorang ibu yang mengulek sambal.
Tingkat kesegaran jasmani seseorang
perlu terus dipelihara agar selalu berada dalam kondisi yang prima. Untuk
memlihara dan meningkatkan kesegaran jasmani perlu dibiasakan hidup sehat dan
selalu menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan latihan kesegaran jasmani yang
teratur.
Manfaat dari latihan fisik, bukan
saja meningkatkan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh, tapi juga berdampak
kepada peningkatan rasa percaya diri, perbaikan kualitas tidur dan menurunkan
tingkat stress. Disamping itu, jangan lupa meluangkan waktu untuk rekreasi.
Berikut ini diuraikan prosedur, prinsip, dan macam latihan kesegaran jasmani.
a.
Prosedur
Latihan Kesegaran Jasmani
Dalam
melakukan latihan kesegaran jasmani perlu diikuti prosedur latihan berikut ini
agar latihan dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan cedera.
1) Sebelum
latihan fisik, pastikan badan dalam keadaan sehat. Terutama jika baru sembuh
dari sakit atau cedera, sebaiknya dilakukan dulu pemeriksaan kesehatan.
2) Gunakan
pakaian olah raga yang memungkinkan tubuh bergerak bebas, menyerap keirngat dan
sopan, bersepatu olahraga dan gunakan topi jika berolahraga di luar gedung.
3) Mulailah
latihan dengan pemanasan (warming up),
yang merupakan gerakan umum yang ringan ditambah dengan senam peregangan
(stretching) selama sekitar 10 menit. Jika denyut nadi sudah mencapai 110 – 120
per menit, dapat dikatakan bahwa tubuh sudah cukup panas untuk melakukan
latihan inti.
4) Fokus
awal dari latihan fisik adalah latihan dengan intensitas rendah yang bertujuan
meningkatkan daya tahan jantung dan paru, yaitu latihan aerobik seperti
jogging, jalan cepat, senam, aerobik, bersepeda statis.
5) Dalam
latihan inti yang bersifat aerobik, target latihan dapat dipantau dengan
menetapkan zona latihan (training zone) seseorang ebrdasarkan denyut nadinya.
Denyut nadi latihan harus mencapai denyut nadi optimal jika latihan ingin
dirasakan manfaatnya. Untuk menentukan denyut nadi optimal perlu terlebih
dahulu diketahui denyut nadi maksimal dan usia.
Berikut
ini cara menghitung denyut nadi optimal, dengan contoh usia 25 tahun,
DN
maksimal: 220 – usia = 220 -25 = 195 denyut/menit.
DN
optimal: 80% x DN maksimal = 80% x 195 = 156 denyut/menit. DN minimal: 60% x DN
maksimal = 60% x 195 = 117 denyut/menit.
Jadi
agar latihan aerobik yang dilakukan orang yang berusia 25 tahun tersebut
efektif, denyut nadinya saat melakukan latihan inti berkisar antara 117 sampai
dengan 156 denyut/menit. Apabila denyut nadi latihannya dibawah 117 maka
latihan yang dilakukan tidak akan meningkatkan daya tahan tubuhnya, maka
sebaliknya, jika denyut nadinya diatas 156 maka latihan tersebut terlalu berat,
dan akan berbahaya bagi kesehatan jantungnya. Semakin terlatih daya tahan
seseorang maka akan semakin lama dapat bertahan latihan dalam denyut nadi
optimal.
6) Timbulnya
rasa pegal setelah latihan adalah hal yang biasa, namun jika ada rasa nyeri
setelah melakukan latihan fisik, itu merupakan pertanda ada sesuatu yang tidak
beres pada tubuh. Oleh karena itu biasa lakukan pendinginan (cooling down) setelah latihan inti,
terutama dengan melakukan peregangan otot sampai denyut nadi kembali normal.
Jika tidak hilang segera periksa ke dokter.
7) Lakukan
gerakan-gerakan fisik yang tidak beresiko menyebabkan cedera.
No comments:
Post a Comment