Sunday, January 15, 2017

HAKIKAT MANUSIA

MANUSIA
1. HAKIKAT MANUSIA
            Kecuali untuk sejumlah reflex dasar, manusia tidak diperlengkapi dengan perilaku yang dibawa sejak lahir, dan oleh karenanya perilaku itu harus dipelajarinya. Akan tetapi, faktor-faktor biologis membatasi proses belajarnya. Misalnya, gen dan hormon mempengaruhi perkembangan fisik yang pada gilirannya mempengaruhi potensialitas perilaku.
Di samping itu, seperti dalam hal bicara, manusia memiliki bakat alami dasar yang dapat dikembangkan dengan membentuk respon-respon baru melalui belajar. Sering kali pengaruh pengalaman dan pengaruh fisiologis tidak dapat dipisahkan dengan mudah dan oleh karenanya akan lebih bermanfaat bila kita menganalisis faktor-faktor penentu perilaku daripada mencoba mengkategorikan yang mana proporsi perilaku yang merupakan hasil belajar dan yang mana yang herediter.
Pikiran (thoughts) merupakan proses psikoneural. Akan tetapi, adalah penting untuk membedakan antara hukum psikologi dan hukum biologi. Dengan memfokuskan perhatian pada pengetahuan tentang psikologi kita dapat mengajukan pertanyaan seperti bagaimana cara terbaik untuk menciptakan belief system dan kompetensi personal. Pemahaman seperti ini tidak dapat diperoleh hanya dengan mempelajari mekanisme neurofisik yang mendasari kegiatan tersebut. Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana orang mengaktifkan proses otak yang berada di luar struktur kognitif yang ada untuk menghasilkan peristiwa kognitif baru dan yang menandai kegiatan lembaga individu.
2. KEMAMPUAN MANUSIA
            Berikut ini adalah lima kemampuan kognitif dasar yang merupakan karakteristik manusia.
1)        Symbolising capability.
Manusia memiliki kemampuan untuk mentransformasikan pengalaman-pengalamannya menjadi simbol-simbol dan kemampuan untuk memproses simbol-simbol ini. Mereka dapat menciptakan ide-ide yang melampaui pengalaman penginderaannya. Kenyataan bahwa manusia memiliki kemampuan simbolisasi tersebut tidak berarti bahwa mereka selalu rasional. Hasil pemikiran itu dapat baik ataupun buruk, tergantung pada seberapa baik keterampilan berpikir orang itu dan tergantung pada kelengkapan informasi yang dimilikinya.
2)        Forethought capability.
            Sebagian besar perilaku manusia diatur oleh pemikiran antisipatifnya bukan oleh reaksinya terhadap lingkungannya. Orang mengantisipasi konsekuensi perbuatannya dan menentukan tujuannya sendiri. Pemikiran ke depan ini bukan akumulasi konsekuensi-kosekuensi terdahulu, melainkan hasil pemikiran.
3)        Vicarious capability.
            Hampir seluruh kegiatan belajar pada manusia itu bukan melalui pengalaman langsung, melainkan hasil pengamatannya terhadap perilaku orang lain beserta konsekuensinya. Belajar melalui pengamatan ini memperpendek waktu yang dibutuhkan manusia untuk belajar berbagai keterampilan. Keterampilan tertentu, seperti keterampilan berbahasa, demikian kompleksnya sehingga tidak mungkin dapat dipelajari tanpa penggunaan modeling.
4)        Self-regulatory capability.
Manusia mengembangkan standar internal yang dipergunakannya untuk mengevaluasi perilakunya sendiri. Kemampuan untuk mengatur diri sendiri ini mempengaruhi perilaku selanjutnya. 5) Self-reflective capability. Kemampuan refleksi diri ini hanya dimiliki oleh manusia. Orang dapat menganalisis berbagai pengalamannya dan mengevaluasi apakah proses berpikirnya sudah memadai. Jenis pemikiran yang paling sentral dan paling mendalam yang terjadi dalam refleksi diri ini adalah penilaian orang tentang kemampuannya sendiri untuk mengatasi berbagai macam realitas.
3. HUMAN AGENCY DAN RECIPROCAL DETERMINISM
Human agency adalah kapasitas untuk mengarahkan diri sendiri melalui kontrol terhadap proses berpikir, motivasi dan tindakan diri sendiri. Human agency dikonseptualisasikan dalam tiga cara utama: 1) autonomous agency, di mana orang merupakan agen yang sepenuhnya mandiri bagi tindakannya sendiri; 2) mechanical agency, di mana agency tergantung pada faktor lingkungan; dan 3) emergent interactive agency, yang merupakan model bagi teori kognitif sosial.
Emergent interactive agency didasarkan pada model timbal-balik tiga arah (triadic reciprocality). Reciprocal artinya hubungan saling menyebabkan antara tiga faktor, yaitu: perilaku (B), faktor kognitif dan personal (P), dan pengaruh lingkungan (E), yang masing-masing beroperasi secara mandiri sebagai faktor penentu bagi faktor-faktor lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut bervariasi dalam kekuatannya dan tidak terjadi secara berbarengan.
Perilaku manusia merupakan hasil interaksi timbal-balik antara peristiwa eksternal dan faktor-faktor personal seperti kemampuan genetiknya, kompetensi yang dipelajarinya, pikiran reflektif dan inisiatifnya. Orang bebas sebatas kemampuannya untuk menggunakan pengaruhnya  terhadap dirinya (self-influence) dan menentukan tindakannya sendiri

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive